Takdir Istri Pengganti

Takdir Istri Pengganti

By:  Afrita Ningsih   Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
58Chapters
397views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Menjadi istri pengganti adalah hal yang tidak pernah terpikirkan oleh seorang wanita cantik bernama Larisa Maheswari (20th). Menikah dengan laki-laki yang sama sekali belum pernah ia temui sebelumnya bagaikan mimpi buruk baginya. Namun, karena ancaman dari ibunya membuat Risa terpaksa menerima pernikahan itu. Adi Chandra Winata. Pria yang terkenal kasar dan arogan yang sangat mencintai kekasihnya. Namun, sayangnya sang kekasih justru melarikan diri tepat di hari pernikahan mereka akan dilangsungkan. Demi menjaga nama baik dan reputasinya sebagai seorang pengusaha ternama, maka dengan sangat terpaksa Adi menerima wanita lain sebagai pengganti calon istrinya yang telah pergi. Tidak ada cara lain selain menerima pernikahannya dengan Risa, tapi dalam hatinya ia berjanji akan membuat wanita itu menderita dan menyesal karena telah menjadi istrinya. Akankah pernikahan mereka berakhir dengan kebahagiaan? Apakah kebencian dalam diri Adi akan berubah menjadi cinta? Mampukah Risa memenangkan hati suaminya? Baca cerita selengkapnya hanya di: Takdir Istri Pengganti.

View More
Takdir Istri Pengganti Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
58 Chapters
1. Terpaksa Menikah Demi Mama
Namanya Larisa Maheswari (20th). Seorang gadis cantik, pintar dan penyayang anak kecil. Berkulit putih, hidung mancung, rambut ikal dan memiliki tinggi badan 170 cm. Dia seorang guru honorer di salah satu sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bertaraf internasional. Pagi itu, Risa berjalan menyusuri jalan menuju tempatnya bekerja. Saat di pertengahan jalan ia bertemu dengan beberapa wali murid. “Selamat pagi, Bunda Risa!” sapa orang tua wali murid saat berpapasan dengannya. Risa biasa dipanggil bunda oleh anak muridnya, baik di sekolah maupun diluar jam sekolah. “Pagi juga, Ibu-ibu!” jawab Risa dengan senyum ramah. “Bunda, hari ini Indri tidak masuk sekolah, ya. Karena dia lagi ikut neneknya ke kampung,” ujar salah satu wali murid. “Iya, Bu, tidak apa-apa. Nanti akan saya izinkan,” sahut Risa dengan nada suara yang begitu lembut. Wanita cantik itu adalah anak tunggal yang hidup berkecupan saat ayahnya masih hidup. Ayahnya seorang juragan tanah yang terkenal baik hati dan derma
Read more
2. Kehidupan Risa Setelah Menikah
“Cinta adalah sebuah rasa yang setiap orang memilikinya. Pernikahan adalah impian, menikah dengan orang yang kita cintai adalah harapan setiap pasangan kekasih. Sayangnya itu tidak terjadi padaku, aku seolah dipermainkan oleh takdir.” (Larisa Maheswari) *** Adi Chandrawinata adalah pengusaha muda berusia 28 tahun. Memiliki wajah tampan, postur tubuh yang proporsional, rahang kokoh dan memiliki mata tajam seperti elang. Sikapnya dingin tak tersentuh, kasar dan angkuh.Papanya bernama Arya Winata, berusia 55 tahun. Sedangkan mamanya bernama Airin Pratiwi Winata, berusia 45 tahun. Mereka berdua adalah pasangan suami istri dari kalangan orang biasa. Perusahaan yang Adi pimpin saat ini adalah hasil jerih payahnya sendiri, ia memulai usaha itu dari nol hingga bisa sukses seperti sekarang.******Sehari setelah menikah, Risa langsung pindah ke rumah suaminya. Untuk pertama kalinya ia masuk ke dalam rumah mewah bak istana, luasnya bisa tiga kali lipat dari rumahnya yang dulu. Ia disambut d
Read more
3. Keputusan Adi
Mendengar namanya dipanggil, Risa berusaha untuk bangun, tapi kakinya benar-benar tidak bisa digerakkan. Lantas ia pun memberanikan diri meminta bantuan Adi untuk membuka pintu dan melihat siapa yang ada di luar kamar.“Maaf, bisa tolong lihat siapa yang ada di luar. Karena kakiku nggak bisa digerakkan,” ucap Risa dengan suara lemah dan nyaris tak terdengar oleh Adi.“Berani sekali kamu memberi perintah padaku. Memangnya siapa kamu, hah?” bentak Adi sambil menatap Risa dengan tatapan tajam seperti elang yang siap menerkam mangsanya. “Aku minta maaf, tapi jika aku yang membuka pintunya, nanti mereka akan bertanya soal kakiku ini,” ujar Risa sambil menatap ke arah lututnya yang memar.“Apa? Jadi kakinya benar-benar sakit? Apa itu karena tadi aku mendorongnya terlalu kuat?” Adi bergumam pelan, tapi masih bisa mendengar oleh telinga Risa. Pria itu tampak memikirkan sesuatu, kemudian berjalan mendekati Risa dan mencengkram bahu istrinya dengan sangat kuat. “Akh!” Risa menjerit saat kuku
Read more
4. Naluri Seorang Ibu
Suasana di meja makan menjadi hening seketika. Mereka bertiga pun melanjutkan sarapan tanpa Bu Airin. Pak Arya juga tidak menghabiskan makanannya, beliau segera menyusul istrinya ke kamar. Di meja makan saat ini hanya tinggal sepasang suami istri yang tampak saling diam satu sama lain. Setelah selesai sarapan, Adi langsung pergi ke kantor. Risa ikut mengantar sampai ke teras depan sambil membawa tas kerja suaminya. Ada rasa aneh yang dirasakan wanita itu saat ini, ia merasa menjadi istri sesungguhnya hanya karena perubahan sikap Adi. Pagi ini sikap Adi memang berbeda dari tadi malam. Pria itu mau menggunakan pakaian yang Risa siapkan, sekarang ia juga mengizinkan istrinya untuk ikut mengantar sampai ke mobil. Hal sekecil itu saja sudah membuat Risa bahagia. Namun, sepertinya itu hanya berlaku di depan kedua orang tuanya.“Sini tas-nya!” pinta Adi dengan nada ketus, ia juga mengambil paksa tas kerjanya yang ada di tangan Risa.“Maaf,” ucap Risa dengan wajah tertunduk. Baru saja mera
Read more
5. Merindukan Sosok Ayah
“Maaf, Ma, Apa Risa boleh menemui Mama Yulia?” tanya Risa dengan ragu-ragu. Ia takut jika ada perjanjian antara ibu kandung dan ibu mertuanya yang tidak ia ketahui. “Tentu saja boleh, kamu bahkan tidak perlu minta izin untuk bertemu sama dia. Pergilah! Mama akan suruh sopir untuk mengantar kamu ke sana,” kata Ibu Airin sambil mengelus pundak Risa. “Tidak perlu, Ma. Risa bisa naik taksi,” tolak Risa, tapi Ibu Airin tetap memaksa. “Kamu harus pergi sama sopir. Jika tidak, maka Mama tidak akan mengizinkan kamu pergi.” Ibu Airin mencubit gemas pipi menantunya. “Baiklah, Ma. Terima kasih atas semua kebaikan Mama,” ucap Risa dengan senyum tulus. “Tidak perlu berterima kasih, tapi maaf, ya, Mama tidak bisa ikut. Sampaikan salam Mama sama Mama kamu,” ujar Ibu Airin. “Iya, Ma. Nanti Risa sampaikan,” jawab Risa, lalu ia pergi ke kamar untuk mengambil tasnya. Risa pulang ke kontrakannya untuk yang pertama kali setelah ia menikah. Pernikahannya baru berjalan tiga hari. Seharusnya di usi
Read more
6. Membuat Sarapan
Setelah puas menumpahkan kesedihannya, Risa segera beranjak dari tempat tidur lalu masuk ke kamar mandi. Lima menit kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. Risa mencuci muka agar tak terlihat seperti habis menangis, ia tidak ingin terlihat sedih di depan ibunya. Risa keluar kamar lalu pergi ke dapur untuk menemui ibunya, tapi seseorang yang dicarinya tidak ada di sana. “Mama di mana?” gumamnya.“Risa, ada apa?” Bu Yulia tiba-tiba muncul di belakang Risa.“Mama, bikin kaget aja. Risa mau pamit pulang, Ma. Risa mau beres-beres pakaian yang akan dibawa ke apartemen.” Risa mengambil segelas air lalu menenggaknya hingga habis.“Ya sudah, kamu hati-hati. Ingat, jangan mengeluh apapun. Itu demi masa depan kamu. Bersabarlah,” ucap Bu Yulia sambil memeluk putrinya dengan erat.Risa mengangguk seraya mengulas senyum. “Iya, Ma. Risa pulang dulu, ya. Mama harus jaga kesehatan. Kalau ada apa-apa, jangan dipendam sendiri. Risa akan selalu ada untuk Mama,” ujar Risa seray
Read more
7. Tempat Tinggal Baru
Risa sedikit terkejut mendengar suara seseorang yang tiba-tiba memanggilnya, lalu ia menoleh ke arah orang itu sambil mengulas senyum. “Mama,” ucapnya.Ibu Airin menghampiri menantunya saat melihat wanita itu tengah sibuk menyajikan makanan ke dalam piring.“Risa, kamu ngapain pagi-pagi sudah ada di dapur?” tanya Ibu Airin. “Risa buatkan ini untuk Mama dan Papa, semoga saja makanan hasil masakan Risa cocok di lidah Mama dan Papa.” Risa menyerahkan piring yang berisi makanan kepada ibu mertuanya. “Wah … sepertinya enak. Ayo kita makan sama-sama! Mama ingin makan sepiring berdua sama kamu,” ujar Ibu Airin dengan semangat. “Papa nggak bisa ikut sarapan karena dia nggak ada di rumah,” lanjutnya.Risa terharu mendengar ajakan ibu mertuanya. Ia sangat bersyukur bisa mendapatkan ibu mertua yang sangat baik seperti Ibu Airin. “Tapi, Ma.” Risa berusaha menolak karena merasa sungkan. Ibu mertuanya itu adalah seorang nyonya besar, ia merasa tidak pantas makan sepiring dengan wanita terhormat
Read more
8. Tak Berharga
Setelah merapikan semua barang-barang di kamar Risa, Mia melanjutkan pekerjaan di kamarnya sendiri. Ia juga menata baju-bajunya ke dalam lemari. Setelah selesai berbenah, mereka berdua pergi ke dapur untuk melihat apa yang bisa dimasak untuk makan siang.“Nyonya, kulkasnya masih kosong. Kita pesan makanan saja, ya,” kata Mia mengusulkan.“Nggak usah, Mbak. Bagaimana kalau kita beli bahan mentahnya saja? Masih lama juga waktu makan siang. Nanti kalau Pak Adi pulang tidak ada makanan, ‘kan, nggak enak,” ucap Risa. Ia sengaja memanggil Adi dengan sebutan ‘pak’ di depan asisten rumah tangga supaya terdengar lebih sopan.“Baiklah, Nyonya Muda. Saya akan minta Pak Dodi pergi berbelanja ke supermarket,” ujar Mia.“Tidak usah, Mbak. Supermarketnya cuma di bawah, ‘kan? Bar saya saja yang pergi,” pungkas Risa sambil menyambar tas di atas tempat tidur.“Jangan, Nyonya Muda. Anda tidak boleh melakukan apapun, itu perintah Nyonya Besar.” Mia langsung menahan tangan Risa.“Mbak Mia, di sini tidak
Read more
9. Jalan-jalan Ke Mal
Seorang suami yang seharusnya menjaga kehormatan dan harga diri seorang istri di depan laki-laki lain, tetapi Adi justru melakukan hal sebaliknya. Ia sendiri malah membiarkan laki-laki lain menawar istrinya seperti barang dagangan dan dengan mudahnya ia memberikan istrinya pada laki-laki itu.Risa terus menangis di dalam kamar sambil memeluk foto almarhum ayahnya, hanya dengan cara itu yang bisa membuat perasaannya sedikit lebih tenang saat menghadapi masalah. Pada saat mengingat almarhum ayahnya, Risa selalu mencoba untuk tetap bersabar dan menerima kenyataan bahwa ia harus kuat menghadapi semuanya.“Papa, berikan hatimu padaku agar aku bisa belajar bagaimana Papa menghadapi masalah tanpa sedikitpun mengeluh.” Risa mengelus foto almarhum ayahnya, kemudian diletakkannya kembali ke dalam laci meja.Ia beranjak dari tempat tidur lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi, Risa langsung mengerjakan shalat maghrib. Ternyata sudah cukup lama ia mengurung diri
Read more
10. Terlalu Sakit
Bola mata Risa membulat sempurna begitu melihat siapa yang sedang bersama Adi di sofa. Wanita yang tak sengaja ditabraknya saat di mal beberapa yang lalu, sekarang ada di apartemen suaminya. Risa menatap Adi untuk menunggu penjelasannya, tetapi laki-laki itu hanya diam seribu bahasa. Ia tidak mengatakan apapun pada Risa atas apa yang diperbuatnya saat ini dan siapa wanita yang sedang bersamanya itu.“Kenapa wanita sialan ini ada di apartemen kamu, Beb?” tanya wanita itu dengan mengarahkan telunjuknya pada Risa. Ia bergelayut manja di lengan Adi.“Kamu kenal sama dia? Bagaimana bisa?” Adi balik bertanya pada wanita itu.“Iya, Beb. Tadi dia yang menabrakku di mal,” ujar wanita itu dengan nada yang dibuat manja. Sebagai sesama perempuan, Risa bahkan merasa malu melihat tingkahnya yang seperti itu.“Kamu pergi keluar? Sama siapa?” teriak Adi dengan emosi sambil menatap Risa dengan tajam.“Maaf, Tuan Muda. Saya yang mengajak Nyonya Mu ….” Mia belum menyelesaikan ucapannya, tetapi Adi sud
Read more
DMCA.com Protection Status