All Chapters of Bangkitnya Suamiku yang Perkasa: Chapter 1 - Chapter 10
884 Chapters
Bab 1
Anisa Kintara adalah wanita terkenal di Kota Dome.Hari ini merupakan hari pernikahan Anisa. Sedihnya, dia malah melangsungkan pernikahan sendirian, tanpa mempelai pria.Theo Pratama, calon suami Anisa mengalami kecelakaan 6 bulan yang lalu. Saat ini kondisi Theo masih koma.Berdasarkan diagnosa dokter, Theo tidak akan bisa bertahan hidup sampai akhir tahun ini.Sebagai seorang ibu, Sabrina telah melakukan segala cara untuk menyelamatkan putranya. Saat ini Sabrina sudah pasrah, dia pun memutuskan untuk mempersiapkan pernikahan sebelum putranya meninggal.Di Kota Dome, Keluarga Pratama merupakan salah satu keluarga konglomerat yang dihormati. Namun wanita mana yang mau menikah dengan pria sekarat dan akan segera meninggal?....Setelah selesai berdandan, Anisa duduk di depan kaca sambil memandang dirinya sendiri.Anisa terlihat sangat cantik dalam balutan gaun berwarna putih, dia tampak seperti seorang putri. Hanya saja kedua mata Anisa memancarkan tatapan kegelisahan ....Upacara perni
Read more
Bab 2
Di bawah sinaran cahaya lampu, sorotan mata Theo terlihat memesona sekaligus mengerikan.Sama seperti biasa, tatapan Theo selalu mengintimidasi setiap orang yang menatapnya.Leo terkejut sampai memucat dan mundur beberapa langkah. "An ... tidak. Bibi, aku tidak akan mengganggu kamu dan Paman. Aku pamit dulu."Keringat dingin membasahi kening, Leo pun buru-buru keluar dari kamar utama.Melihat Leo yang berlari ketakutan, jantung Anisa berdebar makin kencang dan sekujur tubuhnya gemetaran. Apakah Theo sadarkan diri?Anisa membuka mulut dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi tenggorokannya terasa dicekik. Sekujur tubuhnya juga hanya bisa mematung di tempat.Ketakutan menyelimuti hati Anisa. Dia membalikkan badan dan bergegas lari turun."Bibi, Theo sadar, Theo sadar!" teriak Anisa.Begitu mendengarnya, Bibi Wina langsung naik untuk memeriksa kondisi Theo."Nona Anisa, setiap hari Tuan Theo memang akan membuka mata, tapi bukan berarti dia sadar. Lihat saja, dia sama sekali tidak merespons p
Read more
Bab 3
Anisa menjadi sorotan Keluarga Pratama."Anisa, kamu masih kuliah, 'kan? Kalau kamu hamil, takutnya akan memengaruhi pendidikanmu," kata istrinya Marvin.Marvin menimpali, "Benar! Anisa masih kecil, masa dia harus melepaskan pendidikannya untuk menjaga anak di rumah?"Sabrina tahu apa yang dipikirkan putra dan menantunya. Ini adalah salah satu alasan kenapa Sabrina bersikeras meminta Anisa untuk memberikan Theo keturunan."Anisa, apakah kamu bersedia memberikan keturunan untuk Theo? Aku ingatkan, anakmu akan mewarisi seluruh kekayaan Theo. Harta Theo cukup untuk memberikan hidup yang mewah kepada kamu dan anakmu.""Aku bersedia," Anisa menjawab tanpa berpikir panjang.Anisa bersedia mencoba selama bisa menghentikan Leo untuk merebut kekayaan Theo. Lagi pula, andaikan Anisa tidak bersedia, Sabrina juga pasti tetap akan memaksanya.Sesaat mendengar jawaban Anisa, Sabrina pun tersenyum puas. "Bagus! Aku tahu kamu tidak sama seperti wanita-wanita bodoh di luar sana. Hanya karena umur Theo
Read more
Bab 4
"Susah dipastikan, paling cepat 3 sampai 4 bulan. Tapi tidak usah khawatir, Anda masih muda, semuanya pasti lancar," jawab perawat sambil tersenyum.Waktu berlalu sangat cepat. Cuaca akhir ini terasa agak panas.Anisa langsung mandi setibanya di rumah. Setelah mandi, Anisa duduk di atas tempat tidur dan mengoleskan pelembab wajah yang baru dibeli."Theo, aku oleskan pelembab, ya? Sekarang cuaca lagi panas, takutnya kulit kamu kering." Anisa bergeser ke samping Theo, lalu mengoleskan pelembab ke wajahnya.Ketika Anisa mengusap wajah Theo, tiba-tiba Theo membuka matanya. Mata Theo tampak indah seperti permata yang berkilau.Anisa sontak membeku, dia terkejut saat melihat Theo yang membuka mata."Aku mengusap terlalu kuat? Nggak, kok! Aku nggak pakai tenaga," kata Anisa sambil lanjut mengusap wajah Theo.Sembari mengusap wajah Theo, Anisa bergumam kecil, "Theo, aku baca-baca di berita katanya kamu nggak pernah pacaran, ya? Masa tubuhmu selemah itu? Nggak mungkin! Tanganmu kekar, pahamu be
Read more
Bab 5
Sesaat mendengar ucapan Theo, Anisa ketakutan sampai mundur beberapa langkah.Theo seperti seekor binatang buas yang baru bangun. Begitu membuka mata, orang-orang sekitar langsung ketakutan dan merasa terancam.Bibi Wina keluar, lalu menutup pintu kamar Theo. Ketika melihat Anisa yang ketakutan, Bibi Wina berusaha menenangkannya. "Nona, jangan takut. Tuan baru sadar, mungkin dia belum bisa menerima kenyataan ini. Sebaiknya malam ini Nona tidur di kamar tamu dulu, kita bicarakan lagi besok. Aku lihat Nyonya Sabrina sangat menyukai Nona, harusnya Beliau berpihak kepada Nona."Saat ini pikiran Anisa agak kacau. Dia pernah membayangkan semisalnya Theo meninggal, tetapi dia tidak pernah menyangka kalau Theo akan sadar."Bibi Wina, barang-barangku masih di dalam kamar ...." Anisa melirik ke arah kamar, dia ingin mengambil barang-barangnya.Mengingat Theo yang menatapnya dengan penuh kebencian, Anisa merasa bahwa Theo tidak akan menerimanya sebagai istri. Anisa harus mempersiapkan diri, dia b
Read more
Bab 6
Namun anehnya Anisa mengalami pendarahan. Setelah mempelajari kondisi kesehatannya, dokter pun memutuskan untuk melakukan tindakan agar bayinya tidak keguguran.Informasi ini terasa bagaikan petir di siang bolong. Anisa terkejut, dia tidak tahu harus berbuat apa."Dokter, bagaimana kalau aku menggugurkan anak ini?" tanya Anisa.Sebentar lagi Anisa dan Theo akan bercerai, dia tidak bisa mempertahankan anak di dalam kandungannya.Dokter mengerutkan alis dan menjawab, "Kenapa mau digugurkan? Apakah kamu tahu berapa banyak orang yang sedang berusaha agar bisa memiliki anak?"Tatapan Anisa terlihat muram, dia menunduk dan diam saja."Di mana suamimu?" tanya dokter. "Kalaupun ingin menggugurkannya, kamu harus bertanya ke suamimu dulu."Anisa terdiam seribu kata.Melihat Anisa yang tidak merespons, dokter mengambil formulir Anisa dan bertanya, "Kamu baru 21 tahun? Belum menikah?""Su ... anggap saja belum." Lagi pula sebentar lagi dia akan bercerai."Aborsi bukan operasi kecil. Meskipun kamu
Read more
Bab 7
Begitu menyala, ternyata laptop tidak memerlukan kata sandi.Kinerja laptop Theo sangat cepat, Anisa sampai kagum melihatnya.Kemudian Anisa memasang USB-nya, lalu membuka email dan mengirimkan hasil pekerjaannya.Semua berjalan lancar, dokumen dikirimkan sebelum jam 12 siang.Anisa tidak berani berlama-lama di dalam ruang kerja. Ketika hendak mematikan laptop, tangannya tidak sengaja menyenggol mouse dan sebuah folder pun terbuka.Anisa terkejut dan membelalak saat melihat isi folder tersebut ........Lima menit kemudian Anisa keluar dari ruangan Theo.Bibi Wina menghela napas lega. "Benar, 'kan? Tuan tidak pulang secepat itu."Ekspresi Anisa terlihat gelisah. Sepertinya dia telah mengetahui rahasia Theo. Kalau tahu akan seperti ini, Anisa tidak akan meminjam laptop Theo."Bibi, apakah di dalam ruangan ada CCTV?" tanya Anisa."Cuma ada di luar ruangan," jawab Bibi Wina.Seketika wajah Anisa pun memucat. "Dia pasti tahu aku masuk ke ruangannya.""Nanti Nona kasih tahu saja ke Tuan. No
Read more
Bab 8
Sabrina sudah tidak sabar, dia bangkit berdiri dan menyusul Bibi Wina ke kamar Anisa.Sesaat pintu kamar terbuka, Sabrina terkejut melihat Anisa yang meringkuk di sudut kamar. Rambutnya tergerai acak-acakan."Anisa, kamu kenapa?" Sabrina cemas melihat wajah Anisa yang pucat seperti mayat."Swoosh!" Darah tinggi Sabrina langsung kambuh."Ada apa? Kenapa kamu jadi gini? Theo menyiksa kamu?" Sabrina mengajukan berbagai pertanyaan, suaranya terdengar gemetaran.Anisa terlihat jauh lebih kurus, wajahnya pucat dan bibirnya pecah-pecah. Dia ingin mengucapkan sesuatu, tetapi sekujur tubuhnya terasa tidak bertenaga.Bibi Wina buru-buru membawakan segelas susu dan memberikannya kepada Anisa. "Nona, minum dulu susunya. Ada Nyonya Besar, kamu sudah bisa makan."Sabrina langsung membentak Bibi Wina, "Ada apa? Theo tidak kasih Anisa makan? Dia mau membunuh anak orang?"Sabrina tidak bisa menoleransi tindakan putranya. Dia bergegas ke ruang tamu dan memarahi Theo, "Theo, Anisa adalah gadis pilihanku.
Read more
Bab 9
Pada pemeriksaan sebelumnya tidak disebutkan bahwa Anisa mengandung bayi kembar. Bagaimana bisa tiba-tiba ada dua nyawa di dalam kandungannya?Anisa memegang hasil USG-nya sambil duduk dan melamun di lorong rumah sakit. Dokter mengatakan kemungkinan untuk mengandung anak kembar sangat rendah. Jika dia menggugurkan kandungannya, kecil kemungkinan dia akan bisa mengandung anak kembar lagi.Anisa tersenyum kecut, semua ini adalah ulah dokter Keluarga Pratama. Ketika menanamkan sel telur yang telah dibuahi, dokter tidak memberi tahu Anisa kalau dia akan mengandung anak kembar.Di mata Keluarga Pratama, mungkin Anisa hanya dimanfaatkan sebagai sarana untuk melahirkan anak. Minggu lalu Anisa mengalami pendarahan yang dikira menstruasi. Setelah memberi tahu dokter Keluarga Pratama, dokter mengira penanaman benihnya gagal. Ditambah Theo baru sadarkan diri dan hendak menceraikan Anisa.Sejak saat itu dokter Keluarga Pratama sudah tidak pernah mencari Anisa.Anisa frustasi, apakah dia harus mela
Read more
Bab 10
Seketika suasana di ruang tamu pun menjadi sunyi.Anisa melemparkan pecahan beling, lalu kembali ke kamar dan membanting pintunya."Prang!" Semua orang terkejut mendengar suara dentuman pintu.Berani membanting pintu di depan Theo? Anisa tidak takut mati?Sebagian orang melirik Theo secara diam-diam. Yang mengagetkan, ternyata Theo tidak marah?Sejak kapan Theo bisa menoleransi orang yang bersikap lancang di hadapannya? Mengingat Anisa yang berteriak dan membanting pintu, masa Theo sama sekali tidak murka?Ditambah, Anisa juga memecahkan sebotol anggur yang harganya mencapai 4 miliar. Para tamu bahkan belum sempat meminumnya."Eh, aku dengar ayahnya Anisa baru meninggal 2 hari yang lalu. Dia memakai baju serba hitam, kayaknya baru pulang dari pemakaman," kata salah seorang tamu yang memecah keheningan.Wanita berambut panjang yang mengenakan gaun putih ini adalah Clara Tangsa, senior manajer departemen perhubungan masyarakat.Hari ini adalah ulang tahunnya Clara sekaligus merayakan kes
Read more
PREV
123456
...
89
DMCA.com Protection Status