Pada pemeriksaan sebelumnya tidak disebutkan bahwa Anisa mengandung bayi kembar. Bagaimana bisa tiba-tiba ada dua nyawa di dalam kandungannya?Anisa memegang hasil USG-nya sambil duduk dan melamun di lorong rumah sakit. Dokter mengatakan kemungkinan untuk mengandung anak kembar sangat rendah. Jika dia menggugurkan kandungannya, kecil kemungkinan dia akan bisa mengandung anak kembar lagi.Anisa tersenyum kecut, semua ini adalah ulah dokter Keluarga Pratama. Ketika menanamkan sel telur yang telah dibuahi, dokter tidak memberi tahu Anisa kalau dia akan mengandung anak kembar.Di mata Keluarga Pratama, mungkin Anisa hanya dimanfaatkan sebagai sarana untuk melahirkan anak. Minggu lalu Anisa mengalami pendarahan yang dikira menstruasi. Setelah memberi tahu dokter Keluarga Pratama, dokter mengira penanaman benihnya gagal. Ditambah Theo baru sadarkan diri dan hendak menceraikan Anisa.Sejak saat itu dokter Keluarga Pratama sudah tidak pernah mencari Anisa.Anisa frustasi, apakah dia harus mela
Seketika suasana di ruang tamu pun menjadi sunyi.Anisa melemparkan pecahan beling, lalu kembali ke kamar dan membanting pintunya."Prang!" Semua orang terkejut mendengar suara dentuman pintu.Berani membanting pintu di depan Theo? Anisa tidak takut mati?Sebagian orang melirik Theo secara diam-diam. Yang mengagetkan, ternyata Theo tidak marah?Sejak kapan Theo bisa menoleransi orang yang bersikap lancang di hadapannya? Mengingat Anisa yang berteriak dan membanting pintu, masa Theo sama sekali tidak murka?Ditambah, Anisa juga memecahkan sebotol anggur yang harganya mencapai 4 miliar. Para tamu bahkan belum sempat meminumnya."Eh, aku dengar ayahnya Anisa baru meninggal 2 hari yang lalu. Dia memakai baju serba hitam, kayaknya baru pulang dari pemakaman," kata salah seorang tamu yang memecah keheningan.Wanita berambut panjang yang mengenakan gaun putih ini adalah Clara Tangsa, senior manajer departemen perhubungan masyarakat.Hari ini adalah ulang tahunnya Clara sekaligus merayakan kes
Theo mengulurkan tangannya dan memberikan sebungkus tisu kepada Anisa.Anisa tertegun melihat kebaikan Theo. "Terima kasih."Setelah Anisa mengambil tisu tersebut, Theo menutup kaca jendela dan pergi.Pukul 10 pagi.Di perusahaan Kintara Group.Meskipun sudah bangkrut, para pegawai masih bertahan. Bagaimanapun Kintara Group adalah salah satu perusahaan terbesar di kota. Terlepas dari semua pemberitaan negatif, para karyawan tidak mau menyerah sampai ada keputusan lebih lanjut.Jika tidak mengetahui kebangkrutan yang dialami perusahaan, Anisa pasti mengira perusahaan baik-baik saja saat melihat para pegawai yang tampak tenang.Anisa masuk ke ruang rapat dengan didampingi wakil presdir.Sesaat melihat kedatangan Anisa, pengacara langsung berkata, "Nona Anisa, aku turut berduka cita. Aku dipercayakan ayahmu untuk membacakan surat wasiat ini."Anisa mengangguk."Ayahmu memiliki 6 properti, ini surat-suratnya. Silakan diperiksa," kata pengacara sambil memberikan dokumennya."Ayahmu memiliki
Pada pukul 9 malam. Angin berembus meniup pepohonan, terdengar gemerisik daun-daun yang jatuh.Anisa keluar dari taksi, dinginnya angin membuat dia menggigil. Dia memeluk tasnya sambil berlari ke dalam rumah.Anisa pergi dengan mengenakan kemeja polos, tetapi pulang dengan mengenakan gaun mewah yang seksi. Theo mengepalkan tangan saat melihat Anisa yang mengenakan pakaian seperti itu untuk menyenangkan pria lain.Ketika melepaskan sepatu, Anisa baru menyadari keberadaan Theo yang sedang duduk di sofa. Hari ini Theo mengenakan pakaian berwarna hitam, auranya terasa dingin dan suram.Anisa tidak berani menatap Theo terlalu lama, dia langsung menundukkan kepala.Setelah melepaskan sepatu, Anisa bingung apakah dia harus menyapa Theo. Bagaimanapun tadi pagi Theo sudah berbaik hati memberikannya tisu.Anisa berjalan ke ruang tamu dengan perasaan gugup. Suasana malam ini terasa berbeda, biasanya ada Bibi Wina yang menyambut kepulangan Anisa.Jangan-jangan Bibi Wina sedang tidak ada di rumah?
Di kamar utama.Perawat menyeka tubuh Theo yang basah. Theo masih belum bisa berdiri sehingga dia membutuhkan bantuan perawat.Perawat ini telah mengurus Theo sejak mengalami kecelakaan. Perawat ini adalah seorang pria paruh baya berumur 40 tahun, dia rajin dan telaten."Tuan Theo, ada memar di paha Anda. Aku ambil obat dulu," kata perawat sambil memapah Theo keluar dari kamar mandi.Setelah meletakkan Theo duduk di tempat tidur, perawat bergegas mengambil obat oleh. Theo memandangi memar di paha, dia tahu Anisa yang mencubitnya.Ketika Anisa mencubit, Theo menahan rasa sakitnya dan tidak bereaksi. Sembari menatap memarnya, bayangan Anisa yang menangis terus terbesit di benak Theo.Theo juga tak dapat melupakan aroma tubuh Anisa yang khas.Selama bertahun-tahun Theo tidak pernah menyukai wanita mana pun, bahkan bisa dibilang sudah mati rasa.Namun malam ini Anisa berhasil membuat hatinya bergejolak. Kenapa Theo bersikap seperti kepada wanita yang akan diceraikannya?Meskipun aneh setia
Theo seperti iblis yang mengeluarkan mengeluarkan kedua taring."Theo, aku tahu kamu nggak mau anak, tapi nggak perlu mengucapkan kata-kata sekejam itu." Anisa terlihat sangat sedih.Theo menatapnya, lalu menjawab, "Aku hanya memperingatimu. Mana tahu kamu punya rencana licik?"Anisa menghela napas sambil membuang muka. Rasanya seperti sedang berjalan ke jurang kehancuran ....Respons Anisa justru membuat Theo penasaran. Dia bertanya sambil menyeringai, "Anisa, kamu mau melahirkan anakku?"Pertanyaan Theo sontak membuat Anisa membelalak ...."Aku tidak main-main, kamu tahu karakterku. Aku tidak akan segan-segan menyiksamu. Kalau tidak mau mati, jangan cari masalah!" Setelah selesai bicara, Theo kembali memang ke arah jendela."Tenang saja, aku pun nggak sudi mengandung anakmu. Yang terpenting sekarang adalah bercerai!" Anisa mengepalkan tangannya.Kalaupun Anisa mau melahirkannya, Anisa yang akan membesarkannya. Setelah anak-anaknya dewasa, Anisa akan memberi tahu mereka kalau ayahnya
Wanita hamil dan orang tua cenderung kekurangan vitamin kalsium. Oleh sebab itu kalsium paling banyak dikonsumsi oleh orang lanjut usia dan ibu hamil."Apa aku ada kewajiban memberi tahu semua makanan, minuman, obat, bahkan sampai vitamin yang aku konsumsi?" Meskipun panik, Anisa tetap berusaha bersikap tenang.Setelah bicara, Anisa langsung berlari ke kamar. Sesampainya di kamar, Anisa menyimpan vitamin kalsium ke dalam laci, lalu pergi mencuci tangan dan wajah.Tidak bisa seperti ini terus. Kalau Anisa tidak segera meninggalkan rumah ini, suatu saat pasti akan ketahuan.Semua surat dokter ada di dalam lemari. Jika Theo menggeledah kamarnya, semua akan langsung terungkap.Namun akal sehat Anisa mengatakan bahwa Theo memang gila, tetapi dia tidak mungkin menggeledah kamar Anisa.Tanpa persetujuan Theo, mereka tidak mungkin bercerai. Theo telah memberikan mahar yang banyak.Anisa duduk di tempat tidur sambil melamun. Rasa laparnya bahkan sudah hilang.Tak berapa lama, seseorang datang m
"Anisa, beri tahu aku, siapa wanita yang Theo sukai? Kamu tahu dari mana dia menyukai wanita lain?" Clara mulai merasa cemas.Meskipun yakin kalau tidak ada wanita lain yang dekat dengan Theo, Clara ingin memastikannya sekali lagi.Anisa menggelengkan kepala. "Aku cuma memberikan pandanganku. Aku nggak tahu apa-apa soal Theo."Sepertinya kisah percintaan Theo agak rumit, Anisa tidak mau ikut terlibat. Dia hanya mau hidup dengan baik dan melahirkan buah hatinya."Aku kira kamu melihat dia sama wanita lain. Bikin kaget saja." Clara pun lega setelah mendengar jawaban Anisa. "Theo bukan pria cocok untukmu. Dia nggak suka wanita dan nggak suka anak kecil.""Apakah kamu tahu kenapa dia nggak suka anak kecil?" Anisa bertanya dengan hati-hati."Sejujurnya aku nggak tahu, tapi aku juga nggak mau tanya. Kalau dia nggak suka, aku nggak akan memberikannya anak." Clara mengerutkan alisnya dan melanjutkan, "Sebenarnya sikap Theo lumayan baik sama aku.""Yang penting kamu bahagia." Anisa berhenti mem