Sesampainya di wahana kedua, antrian panjang terlihat di depan pintu.Wilona berjalan ke barisan VIP dan ikut mengantri.Bagaimana mungkin Theo tega membiarkan putrinya mengantri? Meskipun cuaca hari ini cerah dan berangin, mengantri sepanjang itu pasti melelahkan.Theo sendiri paling benci mengantri!Theo berjalan ke depan, lalu menarik lengan Wilona dengan penuh kasih berkata, "Sayang, Ayah akan membawamu masuk."Wilona mengerutkan alis. "Maksudnya memotong antrian?"Tanpa pikir panjang, Theo langsung mengangguk.Mike langsung menggosok kedua tangannya, dia sudah mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.Di saat bersamaan, Eden berjalan ke samping Theo untuk menceritakan insiden yang terjadi 1 jam lalu."Aku paling benci menyerobot antrian! Baru saja, seorang Tante jahat menyerobit antrian dan diusir. Masa aku memarahi orang lain, tapi aku sendiri juga menyerobot antrian?" Meskipun Wilona tidak suka mengantri, hati nurani melarangnya untuk melakukan tindakan yan gsalah.Setel
"Kamu tahu sendiri karakter Pak Theo, dia takut sama Anisa," jawab Eden sambil menggaruk kepala.....Hari yang menyenangkan pun berakhir dalam sekejap mata. Setelah puas bermain, Theo mengajak Wilona, Mike, dan Eden makan malam bersama. Awalnya Mike tidak mau menolak karena Wilona pasti kelelahan dan kelaparan, tetapi tiba-tiba Anisa menelepon Mike.Sesaat mengeluarkan ponsel, Mike terkejut melihat nama Anisa yang tertera di layar. "Anisa telepon! Sst, kalian diam dulu.""Halo, Anisa?" Mike menjawab panggilannya. "Kamu mau melakukan panggilan video? Kami lagi di luar. Aku akan meneleponmu kembali begitu sampai di rumah.""Sekarang aku ada di rumah," kata Anisa dengan nada yang tenang, tapi mencekam. "Bawa Wilona pulang sekarang juga!"Mike tertegun mendengar ucapan Anisa. Sebelum Mike sempat menjawab, Anisa telah menutup teleponnya."Gawat!" Wajah Mike tampak memerah, jantungnya berdegup sangat kencang. "Anisa sudah pulang, dia ada di rumah. Anisa memerintahkanku untuk segera membawa
Semua orang kaget melihat mobil Rolls-Royce milik Theo.Theo tahu bahwa Anisa masih marah dan tidak ingin menemuinya. Bukankah Theo memiliki ego yang tinggi, kenapa dia rela membuang semua harga dirinya dan datang dengan konsekuensi dimarahi Anisa?Sesaat Theo membuka pintu mobil, dia melihat Eden yang berlari keluar."Pak, sebaiknya Anda jangan masuk." Eden berbicara dengan canggung, "Anisa tidak mau menemui Anda. Aku juga ikut diusir."Sebenarnya kondisi di dalam tidak separah yang Eden ceritakan. Anisa tidak akan mempermasalahkan kejadian hari ini asalkan Eden mengusir Theo pergi.Jadi, Eden sengaja melebih-lebihkan agar Theo tidak memaksa masuk ke rumah Anisa."Dia tidak memarahi Wilona, 'kan?" tanya Theo."Tidak. Wilona masih kecil, Anisa tidak mungkin menyalahkannya. Pak, tenang saja, yang penting Anisa sudah pulang. Masih ada hari esok." Eden berusaha menghibur Theo. Theo mengerutkan alis. "Ucapanmu seolah aku ingin melakukan sesuatu terhadap Anisa.""Bukan begitu maksudku ....
"Nggak masalah! Kakakmu ganteng dan pintar, pasti banyak gadis yang mengejarnya. Kalaupun nggak dapat wanita, masih ada pria," jawab Mike.Wilona langsung menutup mulutnya."Membosankan!" William meletakkan alat makannya dan pergi meninggalkan ruang makan.Setelah William pergi, Anisa juga merasa kenyang dan ingin beristirahat. Sesampainya di kamar, dia membereskan koper, lalu berbaring dan hendak tidur.Ketika Anisa hendak memadamkan lampu kamar, dia menerima belasan pesan dari Theo.Anisa tertegun, lalu membuka pesan yang dikirimkan. Ternyata Theo mengirimkan semua foto-foto Wilona saat bermain di taman hiburan.Anisa menyimpan beberapa foto yang cantik dan bergegas menutup pesan dari Theo.Anisa belum siap menghadapi Theo. Perpisahan kemarin membuatnya sangat terpukul, dia tidak bisa melupakannya begitu saja.Akhirnya Anisa menelepon Sania dan mengajaknya mengobrol. "Sania, aku sudah pulang.""Kamu sudah pulang?" Sania terdengar kaget."Em. Aku memutuskan pulang secara tiba-tiba, ja
Sebelum mengirimkan foto-foto Wilona, Theo menuliskan beberapa kalimat di atasnya.[ Anisa, berikan aku 1 kesempatan lagi. ][ Satu kesempatan terakhir. ]Anisa menutup ponsel, lalu memejamkan matanya. Suara tangisan Sania terus bergema di dalam kepala Anisa.Karena emosi sesaat, Sania menceraikan Vanzoe, lalu meninggalkan Negara Legia dan bahkan memaki Vanzoe. Namun saat Vanzoe mau menikah lagi, Sania malah sedih dan menangis setiap hari.Siapa yang tidak menginginkan hidup tenang dan damai? Cinta adalah hal yang bisa membuat seseorang menjadi damai sekaligus gila.....Setelah meninggalkan Vila Starbay, Theo membuka ponselnya untuk mengecek pesan Anisa.Ternyata Anisa tidak membalas .... Meskipun tidak membalas, Theo yakin Anisa membaca pesannya.Theo tidak akan memaksa Anisa, dia sadar Anisa tidak akan memaafkannya dengan mudah. Theo hanya bisa bersabar dan berusaha.....Keesokan hari, Sania datang ke Vila Starbay dengan membawa banyak hadiah."Rasanya kembali seperti dulu," kata B
Anisa Kintara adalah wanita terkenal di Kota Dome.Hari ini merupakan hari pernikahan Anisa. Sedihnya, dia malah melangsungkan pernikahan sendirian, tanpa mempelai pria.Theo Pratama, calon suami Anisa mengalami kecelakaan 6 bulan yang lalu. Saat ini kondisi Theo masih koma.Berdasarkan diagnosa dokter, Theo tidak akan bisa bertahan hidup sampai akhir tahun ini.Sebagai seorang ibu, Sabrina telah melakukan segala cara untuk menyelamatkan putranya. Saat ini Sabrina sudah pasrah, dia pun memutuskan untuk mempersiapkan pernikahan sebelum putranya meninggal.Di Kota Dome, Keluarga Pratama merupakan salah satu keluarga konglomerat yang dihormati. Namun wanita mana yang mau menikah dengan pria sekarat dan akan segera meninggal?....Setelah selesai berdandan, Anisa duduk di depan kaca sambil memandang dirinya sendiri.Anisa terlihat sangat cantik dalam balutan gaun berwarna putih, dia tampak seperti seorang putri. Hanya saja kedua mata Anisa memancarkan tatapan kegelisahan ....Upacara perni
Di bawah sinaran cahaya lampu, sorotan mata Theo terlihat memesona sekaligus mengerikan.Sama seperti biasa, tatapan Theo selalu mengintimidasi setiap orang yang menatapnya.Leo terkejut sampai memucat dan mundur beberapa langkah. "An ... tidak. Bibi, aku tidak akan mengganggu kamu dan Paman. Aku pamit dulu."Keringat dingin membasahi kening, Leo pun buru-buru keluar dari kamar utama.Melihat Leo yang berlari ketakutan, jantung Anisa berdebar makin kencang dan sekujur tubuhnya gemetaran. Apakah Theo sadarkan diri?Anisa membuka mulut dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi tenggorokannya terasa dicekik. Sekujur tubuhnya juga hanya bisa mematung di tempat.Ketakutan menyelimuti hati Anisa. Dia membalikkan badan dan bergegas lari turun."Bibi, Theo sadar, Theo sadar!" teriak Anisa.Begitu mendengarnya, Bibi Wina langsung naik untuk memeriksa kondisi Theo."Nona Anisa, setiap hari Tuan Theo memang akan membuka mata, tapi bukan berarti dia sadar. Lihat saja, dia sama sekali tidak merespons p
Anisa menjadi sorotan Keluarga Pratama."Anisa, kamu masih kuliah, 'kan? Kalau kamu hamil, takutnya akan memengaruhi pendidikanmu," kata istrinya Marvin.Marvin menimpali, "Benar! Anisa masih kecil, masa dia harus melepaskan pendidikannya untuk menjaga anak di rumah?"Sabrina tahu apa yang dipikirkan putra dan menantunya. Ini adalah salah satu alasan kenapa Sabrina bersikeras meminta Anisa untuk memberikan Theo keturunan."Anisa, apakah kamu bersedia memberikan keturunan untuk Theo? Aku ingatkan, anakmu akan mewarisi seluruh kekayaan Theo. Harta Theo cukup untuk memberikan hidup yang mewah kepada kamu dan anakmu.""Aku bersedia," Anisa menjawab tanpa berpikir panjang.Anisa bersedia mencoba selama bisa menghentikan Leo untuk merebut kekayaan Theo. Lagi pula, andaikan Anisa tidak bersedia, Sabrina juga pasti tetap akan memaksanya.Sesaat mendengar jawaban Anisa, Sabrina pun tersenyum puas. "Bagus! Aku tahu kamu tidak sama seperti wanita-wanita bodoh di luar sana. Hanya karena umur Theo