Share

Setelah Perselingkuhan Suamiku Terbongkar
Setelah Perselingkuhan Suamiku Terbongkar
Author: Safiiaa

Bab 1

"Astaghfirullah," lirihku dengan tangan bergetar saat melihat sebuah foto di galeri ponsel suamiku. Mataku tak lagi sanggup melihat apa yang tampak di depanku ini. Sebagai perempuan, aku merasa malu melihat gambar itu berada di ponsel laki-laki lain, terlebih pemilik ponsel ini adalah suamiku.

Lagi, mataku kembali melihat layar ponsel dimana ada sebuah gambar wanita telanjang yang sedang melakukan panggilan video bersama Mas Rasyid. Senyum yang biasanya hadir saat kami melakukan panggilan video juga hadir diantara mereka. Wajah dan senyum yang sama. Sayangnya senyuk itu bukan untukku.

Mataku memejam, menikmati perihnya hati yang baru kali ini kurasakan. Seperti luka yang diberi perasan jeruk di atasnya, tetapi ini luka tak berdarah.

Seketika bahuku bergetar, tak lagi sanggup memegang benda pipih tersebut. Kulempar benda itu di atas ranjang tidur kami. Setelah melempar ponsel itu, tiba-tiba saja perutku terasa mual.

Kututup mulutku agar isi perutku tak keluar secara sia-sia. Perlahan, kutata napas agar rasa ini terkontrol dengan baik dan tak membuatku melakukan hal-hal yang diluar kesadaran.

Air mataku pun luruh dalam isakan. Aku tak percaya Mas Rasyid tega melakukan ini padaku. Kesetiaanku dibalas dengan penghianatan.

"Ya Allah, jahat sekali kamu, Mas," racauku sambil meremas pakaian yang melekat di dada.

Aku duduk bersandar di ujung ranjang sambil memejam, memutar kembali kejadian yang mungkin saja kurang sempurna di mata Mas Rasyid hingga ia tega melakukan ini padaku.

Nihil, tidak kutemukan sama sekali. Hanya saja, kami memang sedang menjalani long distance marriage yang tentunya sama-sama tidak mudah. Terlebih kami memiliki keterbatasan untuk memenuhi nafkah batin karena terbentang jarak yang jauh.

Apa iya jarak yang membuatnya melakukan ini padaku? Sungguh tega jika memang hanya itu alasannya.

Dengan sabar aku duduk diruang tamu sambil menahan gejolak dalam dadaku. Susah payah kuatur napas agar tidak membuatku kewalahan menahan dentuman yang tak lagi sanggup untuk tidak kuluapkan.

Hingga beberapa lama aku duduk terpekur, Mas Rasyid datang dengan peluh yang membanjiri dahinya karena olah raga yang ia lakukan.

"Apa ini, Mas?" ucapku lantang pada Mas Rasyid sambil kutunjukkan sebuah gambar dari dalam ponselnya. Ia yang baru saja meletakkan tasnya di ujung sofa segera menghampiriku yang sedang duduk tak jauh darinya.

"Apa sih!" sungutnya sambil merebut ponsel dari genggamanku. Matanya menatapku tajam seolah ia sedang tidak terima dengan apa yang kulakukan.

Padahal aku tidak sedang melakukan apapun. Aku hanya tidak sengaja melihat gambar itu di galeri ketika aku sedang membuka foto-foto kegiatan suamiku di tempatnya bekerja.

Ya, kami memang tidak tinggal bersama. Aku hanya ingin melihat bagaimana kegiatan suamiku ketika aku tidak sedang membersamainya. Sebenarnya, sebelum ini aku tidak pernah melihat atau mengutak-atik ponselnya karena aku sudah percaya padanya.

Namun, entah mengapa tadi ketika suamiku pergi terbersit dalam pikiranku untuk melihat bagaimana kegiatan di tempatnya mengajar. Tetapi yang kudapatkan malah fakta mengejutkan yang membuat membuat duniaku sekaan hancur berkeping-keping. Perasaan istri memang tidak bisa dibohongi.

"Katakan padaku, Mas! Siapa perempuan itu? Mengapa bisa melakukan itu denganmu?" lirihku sambil terisak. Wanita mana yang tidak sakit hati melihat suaminya sedang melakukan panggilan video dengan wanita yang sedang telanjang?

Normal bukan jika aku sakit melihat itu? Terlebih ada hubungan apa dia dengan wanita itu hingga melakukan panggilan video dengan kondisi tanpa busana sehelai pun. Tidak mungkin hanya sebagai teman hingga si wanita sampai rela melepaskan semua kain penutup ditubuhnya.

"Bukan siapa-siapa!" elaknya cepat. Ia berjalan meninggalkanku menuju kamar.

Ini bukan masalah kecil. Bagaimana pun harus kudapatkan penjelasan dari semua itu. Terlebih aku juga melihat sebuah chat bernada manja dari nomor yang tidak disimpan dalam sebuah aplikasi percakapan.

"Aku ini tidak bodoh, tidak mungkin ada seorang perempuan melakukan panggilan video denganmu jika tanpa hubungan apapun," ucapku setelah langkah kakiku menyusulnya ke dalam kamar.

"Bukan siapa-siapa, Dek! Jangan memaksaku mengatakan apapun, karena memang tidak ada apa-apa." Mas Rasyid mencoba menghindariku. Ia tak berani menatap wajahku dengan tegas.

"Tapi apa yang kulihat sudah menunjukkan bahwa ada sesuatu diantara kalian. Katakan, Mas? Katakan padaku, ada apa dengan kalian? Sudah sejauh mana hubungan kalian di sana?" cecarku dengan suara bergetar. Kedua kakiku tak lagi sanggup menopang badan yang lumayan padat berisi ini.

Mas Rasyid membuka kembali ponselnya. Sejenak matanya sibuk mengamati layar yang sedang menyala itu. Jari-jarinya pun menari di atas layar benda pintar yang ia pegang untuk beberapa saat.

"Sudah kuhapus semuanya," ujarnya sambil melempar benda itu ke aras ranjang kami yang besar dan empuk. Tapi kini, ranjang itu bak penuh duri yang membuat hatiku sakit saat mengingat aktivitas semalam kami di atasnya.

"Apakah Mas kira, jika sudah menghapus semua gambar itu, masalah ini akan berakhir?" selaku tak terima.

"Lalu apa lagi yang kamu mau?" tanyanya cepat. Kalimat itu meluncur bebas dari bibirnya seakan tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Mataku menatap wajah Mas Rasyid dengan tajam. Dalam hatiku yang sudah bergejolak, sungguhkah pertanyaan itu keluar dari bibirnya? Pantaskah ia malah bertanya apa yang aku mau sementara masalah ini timbul karena perbuatannya?

"Bukan perkara apa yang aku mau, tapi jelaskan padaku apa yang terjadi antara kalian!" teriakku lantang.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan!" Mas Rasyid berkata dengan kerasnya. Tapi itu malah membuatku makin penasaran dengan apa yang sebenarnya telah terjadi.

Aku menggeleng-gelengkan kepala dengan sedikit kesal. Mau marah tapi ia seperti tak merasa bahwa telah menodai mahligai rumah tangga yang kujaga dengan baik untuk menghormati dirinya sebagai imam dalam keluarga.

Namun ini balasan yang kudapatkan. Sungguh, aku tak habis pikir dengan jawaban yang keluar dari bibir Mas Rasyid.

Tiba-tiba saja ekor mataku tak sengaja menangkap sebuah tas ransel miliknya. Tas yang digunakan untuk membawa semua barang-barangnya ketika pulang ke rumah kami.

Entah kenapa ada sesuatu yang mendorong hatiku untuk mendekati tas tersebut dan membukanya.

Dengan kasar kukeluarkan semua isi yang ada di dalamnya. Amarah yang membungkus kesadaranku menjadikanku bergerak liar dan cepat tanpa peduli keberadaannya.

Tak kupedulikan suara Mas Rasyid yang berteriak untuk menghentikanku. Tapi semakin ia melarang, semakin rasa penasaranku menggebu-gebu.

Betapa hancurnya hatiku saat aku mendapati sebuah surat bukti terjadinya pernikahan siri atas nama Rasyid Abdullah dengan seorang perempuan bernama Siti Aisyah beserta tanda tangan dan dua orang saksi.

Mataku nanar membaca tiap kata demi kata yang tertulis di dalam lembaran kertas tersebut. Sungguhkah ini nyata?

"Jangan lancang kamu!" hardik Mas Rasyid keras yang seketika membuatku terperanjat. Baru kali ini kudapati suamiku membentakku dengan kerasnya.

Badanku limbung. Kepalaku seakan berputar tak tentu arah. Mataku tak lagi sanggup terbuka untuk melihat betapa dunia yang kukira akan memberikan sebuah kebahagiaan, nyatanya kini malah memberiku sebuah tamparan keras.

"Dek," panggil Mas Rasyid sambil menggoyangkan bahuku dengan telapak tangannya.

"Jangan sentuh aku!" hardikku lirih sambil mengibaskan tangannya yang berada di atas bahu dengan tanganku yang lainnya.

Entah mengapa rasa mual tiba-tiba saja kembali berputar dalam lambungku. Aku merasa najis telah disentuh oleh lelaki yang telah membagi milikku dengan wanita lainnya.

"Bangun dulu, Mas bantu pindah ke atas ranjang." Mas Rasyid kembali berujar.

"Biarkan aku di sini menikmati luka. Apa pedulimu terhadapku? Pergi saja dari hadapanku dan ceraikan aku." Kalimat itu lolos begitu saja dari bibirku.

Comments (8)
goodnovel comment avatar
Hansiana Siregar
pak guru/ dosen ya? namanya islami,lha kok......begitu ya, nauzubillah
goodnovel comment avatar
Bintang Bano
lumayan seru sihh hha
goodnovel comment avatar
Hevvy Lisandora Novita
sepertinya seruu ceritanya... meleleh...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status