Share

Bab 9

Mas Rasyid membawaku ke kamar tidur kami. Ia memapahku hingga badanku benar-benar terbaring di atas ranjang. Kepala yang terasa berat, ditambah dengan hati yang sedang tak menentu membuatku pasrah menerima bantuannya.

"Naila mana, Mas! Bawa Naila ke sini, Mas! Jangan biarkan dia pergi bersama Ibu," ujarku lirih sambil menahan nyeri di kepala.

"Naila ngga akan kemana-mana, Dek. Kamu istirahat dulu." Mas Rasyid berujar sambil duduk di tepi ranjang, tepat di sebelahkuterbaring.

"Aku ngga butuh istirahat, Mas! Aku mau pergi dari sini! Jangan paksa aku untuk bertahan," racauku sambil mencoba bangkit. Tetapi Mas Rasyid menahan badanku untuk tetap terbaring.

"Istirahat dulu, Dek. Kamu sedang ngga baik-baik saja."

Aku terdiam, kemudian menuruti perintahnya. Sejenak mataku memejam, merasakan bahwa badanku memang tidak baik-baik saja. Aku lantas meringkuk menghindari pandanganku dari wajah Mas Rasyid yang kini makin kutatap makin memperparah nyeri di ulu hati.

Beberapa saat kemudian aku tertid
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
D N
udah Bulik bawa aja Anita bersama mu.. jangan biarkan dia bertahan dg laki-laki bajingiiti.. masih sempat-sempatnya bermesraan ditelpon dengan PELAKOR itu,dasar laki laki brengsek
goodnovel comment avatar
Yunie
makin seru...
goodnovel comment avatar
Goresan Pena93
seruuu kak. lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status