Share

Bab. 2

"Assalamu'alaikum,” aku mengucap salam ketika sudah sampai di depan pintu rumah.

“Wa'alaikumsalam,” terdengar suara ibu menjawab salam.

Rumah tua ini adalah rumah sederhana peninggalan ayah yang terletak di pinggiran kota ini.

Ibu membukakan pintu, kucium tangan ibu takzim.

“Udah pulang toh, Nduk?”

“Iya Bu, interviewnya sudah selesai, Nisa langsung pulang Bu.”

“Bagaimana interviewmu, apa kamu bisa menjawab semua, Nduk?”

“Alhamdulillah, bisa Bu berkat do'a dan restu Ibu, semoga bisa diterima kerja gajinya lumayan, bisa buat berobat Ibu dan untuk biaya hidup kita.” Kata ku berbinar.

“Amin,” sambut Ibu cepat.

“Maafin Ibu yo, Nduk, Ibu gak bisa bekerja lagi terpaksa kamu bekerja kesana kemari.”

“Ibu kok ngomong gitu, Ibu sudah lelah berjuang selama 20 tahunan, kini saatnya aku yang berbakti kepada ibu,” ucapku sambil memeluk Ibu.

“Yo wis ... ndang kamu makan dulu Nis, udah siang Ibu masak makanan kesukaanmu orek-orek tempe.” Ibu melepaskan pelukanku.

“Asiiikk ... yuk Bu kita makan bareng, Nisa udah lapar.” Sambil memegang perutku, aku menggandeng ibu menuju dapur kami makan bersama di meja makan yang terbuat dari kayu sederhana.

Aku hanya tinggal berdua bersama ibu, ayah sudah lama meninggal ketika aku berumur dua tahun, ayah meninggal karena kecelakaan di tempat kerja, beliau jatuh dari ketinggian ketika sedang memasang batu bata.

Nyawa ayah tak tertolong, sejak saat itu ibu lah yang berjuang sendiri untuk mencari nafkah dan menyekolahkanku.

Setelah SMP aku mulai bekerja, membantu ibu menitip keripik dan kacang goreng di warung-warung, hasilnya lumayan juga buat tambahan uang jajan dan belanja sehari-hari.

Aku mendapatkan beasiswa ketika kuliah S1, sehingga ketika akan melanjutkan kuliah S2 aku juga mencari beasiswa juga agar ibu tak kesusahan mencari biaya kuliah yang tidak sedikit.

Alhamdulillah aku lulus S1 dengan nilai cumlaude dan dan bisa kuliah S2 yang membuat orang yang melahirkanku bangga.

Ibu sudah mulai sakit-sakitan ketika aku kuliah sampai sekarang, untuk menghidupiku ibu berjualan kue basah keliling kampung pinggiran kota ini, karena terlalu memaksakan diri bekerja ibu tak memikirkan kesehatannya sehingga ibu terkena penyakit lambung akut.

Jika lambungnya kumat, tubuh ibu langsung lemas tak berdaya tak ayal ibu dilarikan ke rumah sakit.

Setelah selesai shalat isya, aku dan Ibu duduk di beranda rumah, berbincang santai sambil menikmati udara malam yang lumayan sejuk.

“Nisa ... usiamu sudah dewasa, S2mu juga sudah selesai Ibu sudah semakin tua ada baiknya kamu memikirkan masa depan mu.”

Ibu berhenti sejenak aku mendengar kan Ibu dengan seksama.

“Menikahlah dengan pilihanmu, sudah saatnya kamu menghakhiri masa lajangmu,” Ibu melanjutkan.

Aku terdiam, tak mampu berkata-kata jawaban tepat apa yang akan ku berikan kepada Ibu.

“Iya Bu, ibu tenang saja jodoh gak akan kemana nanti juga datang sendiri,” ucapku sambil tertawa kecil.

“Kamu ya Nis, jawabannya selalu itu kalau sudah disuruh menikah.”

“Jadi harus gimana Bu, ya sudah nanti Nisa bawakan menantu ibu yang Sholeh dan baik yang sayang sama ibu juga,” hiburku Ibu tertawa mendengar ucapanku.

Yang penting ibu sehat dulu, biarlah aku berbakti kepada ibu, jika sudah menikah nanti belum tentu bisa mengurus ibu seperti ini.

“Eh Bu Sum lagi santai ya ...” Tiba-tiba tetangga samping rumahku muncul.

“Iya nih Bu Romlah, lagi cari angin malam panas banget di dalam,” ucap Ibu tetap ramah.

“Eh ada Nisa juga, kapan nikah elu Nis? Umur semakin tua lho nanti kitanya udah tua, anak masih kecil-kecil,” ucap Bu Romlah yang memang terkenal suka julid.

“Jodoh di tangan Allah Bu Romlah, jika sudah saatnya datang juga.”

“Gimana mau ada jodoh, pacaran aja kagak pernah, pakek baju yang modis dikit dong jangan baju kayak spanduk partai gitu makanya enggak ada yang mau.”

Sabar ...sabar ucapku dalam hati.

“Bu Romlah ... jodoh, maut dan pertemuan semua Allah yang atur, yang gak pacaran juga ada jodohnya Bu, pacaran itu tidak ada di dalam Islam, Allah menciptakan makhluk hidup berpasang-pasangan, itu janji Allah lho Bu Romlah,” ucapku tenang.

“Alaaahh...buktinya sampe sekarang elu belum ada jodohnya.”

“Lihat tu anak gue Tuti dapat orang kaya, udah hidup enak dia sekarang gak usah kerja lagi,”ujar Bu Romlah.

“Alhamdulillah Bu, ikut seneng dengarnya, Tuti cepat dapat jodohnya dikasih Allah Bu,” ucapku lagi.

“Yo uwes yo, Bu Romlah kami mau masuk dulu, mau istirahat,” Ibu segera menengahi supaya tidak panjang.

“Oo ya sudah, saya juga mau pulang,” ucap Bu Romlah sambil berlalu.

“Nduk, jangan dengerin Bu Romlah ya, gak usah di masukkan ke hati, dia memang begitu orangnya,” ucap ibu setelah kami masuk ke dalam.

“Iya Bu santai aja, Nisa tidak berkecil hati dibilang begitu, pasti akan indah pada waktunya kok,” sahutku sambil tersenyum ke arah ibu.

“Kamu itu sangat cantik Nis, gak usah malu berpenampilan begitu, gak usah jadi gak Pede karena ucapan Bu Romlah tadi yo.”

Dulu teman- teman ku sering memujiku mereka mengatakan bahwa aku cantik, tapi tak membuatku menjadi sombong, bahkan banyak kakak tingkatku yang menitip salam kepadaku waktu kuliah dulu, tapi kuabaikan, dalam kamusku tak akan pacaran jika belum menikah, semoga Allah menjagaku sampai saat itu tiba.

Ada juga yang mengajakku menikah tapi ku tolak, aku ingin membahagiakan ibu dulu dengan gajiku, dan ingin mengurus ibu  dulu sebelum aku menikah.

Aku mempunyai kulit kuning langsat seperti ibu, tubuhku tinggi semampai, alis tebal, hidungku bangir seperti hidung ayah kata ibu, ada lesung pipi, di pipiku sebelah kanan.

Wajahku cukup menjual untuk kriteria seorang model, cantik alami, itu kata teman-temanku. Bahkan salah satu teman menawarkan untuk menjadi model busana muslim di butik orang tuanya.

Tapi aku tak mau menjual kecantikanku apa lagi auratku hanya demi uang, aku nyaman dengan pakaian seperti ini.

Para hidung belang tak pernah berani menggodaku jika aku sedang berada ditempat umum, biarlahku jaga untuk diberikan kepada kekasih halalku nanti.

Suatu saat Allah pasti mempertemukanku dengannya, entah siapa, semoga suatu saat Allah mempertemukanku dengan orang yang mencintaiku karena Allah.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status