SETELAH TALAK TIGA

SETELAH TALAK TIGA

Oleh:  Nurhayati Yahya  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
9 Peringkat
52Bab
31.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ammar mengucapkan talak untuk ke tiga kalinya setelah dua kali rujuk. Hanin tak dapat menahan sebak di dada saat mengetahui penyebabnya. Hanindiya bangkit kembali menggali kebolehannya, ia diterima kerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan yang ternyata bosnya adalah seseorang terlibat insiden dengannya sebelum kerja. Aksi balas dendam si bos padanya terus berlanjut, dari menemani makan siang hingga pura-pura jadi calon istri. Disisi lain, Ammar dan istri barunya, terus membayangi. Ikuti kelanjutan kisahanya, akakah Abimana seorang CEO Wira Bangsa Group terpikat dengan Hanindiya si janda kembang?

Lihat lebih banyak
SETELAH TALAK TIGA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Nur Habibah
karya yg bagus...kapan lanjut lagi?
2023-06-03 16:43:06
2
user avatar
miss calla
Season 2 masih lanjut gak?
2023-05-08 06:42:25
1
user avatar
Lilik Isnawati
ceritanya bagus, g banyak bertele2
2023-04-15 18:29:37
0
user avatar
Aji Negara
bagus ceritanya
2023-04-13 11:40:31
0
user avatar
agoes m
bagus nih.........
2023-04-05 14:47:17
1
user avatar
Nurliani Harahap
cerinya bagus
2023-03-30 00:25:07
1
user avatar
Adi Vivo
okeokeokeoke
2023-03-26 14:01:29
1
user avatar
Zubaidah Zubaidah
kekx seru ini ceritax ...
2023-03-26 10:14:08
1
user avatar
Anggraeni Linawati
keren ceritanya tunggu happy endingnya
2023-03-22 21:17:50
1
52 Bab
Talak Tiga
"Aku Ammarullah dengan sadar dan tanpa paksaan menjatuhkan talak padamu Hanindiya binti Atmojo," Suara itu terdengar lagi, ini yang ke tiga kali. Aku terpaku di tempat, menatap nanar padanya."Kenapa lagi kali ini, Mas?" tanyaku pada Mas Amm, kami tidak punya masalah apa pun, dia baru saja pulang dari kediaman orang tuanya, lalu tiba-tiba mengucap kata keramat yang dibenci oleh Allah padaku."Karena aku muak Hanin! Aku muak dengan semua kelakuanmu! Kau sudah membuat ibuku menangis! Kenapa kau mengulang kesalahan yang sama selama tiga tahun ini?" tanyanya menatapku dengan sorot penuh amarah. Ibu? Apa maksud dia ...."Ada apa dengan ibu, Mas?" tanyaku seraya meraba dada yang kian sesak."Halah! Jangan pura-pura, Hanin! Kamu tau kan betapa ibu sangat berharga untukku? Dia satu-satunya orang tuaku yang masih hidup, tega kamu menyakitinya!" tuturnya lantang. Ya Rabbi fitnah apa yang sedang aku hadapi kini."Katakan apa yang sudah kulakukan sehingga ibumu menangis!" hardikku, kali ini aku
Baca selengkapnya
Bangkit
Tiba di rumah, aku langsung merebahkan badan di ranjang. Dan sialnya aroma tubuh lelaki bangs*t itu masih tertinggal di sini, aku bangkit, melepas kasar seprei dan sarung bantal melemparnya ke keranjang baju kotor.Aku bisa gil* jika terus-terusan begini, tidur pun tidak akan tenang jika rumah ini masih kutinggali. Semua sudut rumah yang menjadi saksi tiga kali diceraikan seolah menertawakanku.Kucengkram kepala kuat-kuat, berharap denyut kesakitan di sana sedikit berkurang, sampai kapan aku begini, Allah ... kuraih gunting di nakas, lantas berdiri di depan cermin hias.Aku tatap pantulan diri di sana, menyentuh wajah yang masih cantik, "Lelaki bukan dia saja, Hanin! Allah sudah mempersiapkan yang lebih baik untukmu," sisi warasku seakan menjerit."Ya benar, lelaki bukan dia saja," ucapku dalam hati. Rambut yang tergerai hingga batas pinggang kusisir kasar, dulu dia sangat menyukai rambut ini, dia tergila-gila padaku.Aku membawa gunting memdekati surai hitam yang tergerai, memotongny
Baca selengkapnya
Bos M3sum Plus Killer
"Masuk!" Terdengar seruan itu dari dalam, aku menormalkan debaran jantung yang mendadak lebih cepat, 'calm down, Hanin! You can!" batinku menyugesti diri, kutarik napas dalam lantas mengembuskan pelan, menekan hendel pintu itu pelan lalu melangkah masuk.Ruangan bernuansa krem—putih gading menyapa indra penglihatanku, dua sofa memanjang warna dark blue terletak rapi membentuk sudut sembilan puluh derajat, dengan sebuah meja persegi di depannya.Dinding ruangan terdapat beberapa ornamen berupa lukisan abstrak menggantung keren. Di tengah ruangan sebuah meja berdiri kokoh, di atasnya terdapat papan bentuk persegi panjang bertuliskan 'Abizar Permana—Direktur Utama' jantungku terasa makin berdebar saja melihat betapa angkuh atasanku.Dia duduk membelakangiku di kursi kebesarannya, menatap gedung-gedung menjulang di luar sana dari sekat kaca di hadapannya. Aku mengayunkan langkah pasti, meredam rasa gugup, mengumpulkan keberanian berdiri tegak di depan meja itu."Anda memanggil saya, Pak?
Baca selengkapnya
Motor Ngadat
Selamat membaca!*****Aku berangkat ke tempat tinggal Dian sore harinya, sengaja tidak menghampiri di kantor tadi sebab tak ingin mengganggu pekerjaannya. Dian tinggal di sebuah kontrakan yang lumayan, gadis itu masih melajang dan hanya tinggal seorang diri di kota ini.Ayah dan ibu Dian sudah berumur senja, mereka tinggal jauh di Surabaya, menunggu kiriman anak sulungnya setiap bulan untuk menunjang hidup. Sedang adik Dian masih menempuh jenjang pendidikan salah satu SMA swasta di Bandung.Akhirnya setelah berkendara selama dua puluh lima menit aku tiba di depan rumah kontrakan yang dulu sering jadi basecamp bersama girls squad satu kantor. Aku mengedarkan pandangan, lama sekali sudah tidak kemari, sejak aku dituduh berselingkuh dua tahun lalu, Mas Amm membatasi pertemananku, dia bahkan mengatur boleh—tidaknya aku berteman dengan mereka.Aku melangkah pasti saat melihat motor Dian sudah terparkir di sana, itu artinya gadis itu sudah pulang."Assalamu'alaikum ... Dian!" panggilku ser
Baca selengkapnya
Pangeran Bugatti Hitam
Hingga beberapa saat tak ada yang menghampiri. Aku sudah tidak tahan lagi, nyamuk dan rintik hujan yang mulai turun mendorong sisi otakku untuk menghadang siapa saja agar menolongku.Sadar tak punya pilihan lain, aku melangkah maju. Dari mengacungkan jempol hingga mengibaskan lengan ke atas sudah kulakukan. Namun tak ada satu pun yang peduli, kesal aku melepas hak tinggi yang masih membungkus sebagian kaki.Kemudian melangkah maju hampir ke tengah jalan, aku menunggu mobil yang sudah tampak sorot lampunya dari kejauhan. Saat hampir mendekat aku langsung berdiri menghalangi.Aku menutup telinga saat suara ban beradu dengan aspal khas rem mendadak berdecit nyaring. Bodoh amat! Yang penting tidak tertabrak dan berhasil menghentikan pemilik mobil agar aku bisa minta bantuan dan pulang."Woi! cari mati, ya?" teriak orang itu, aku melepaskan kedua tangan dari telinga berjalan ke sisi kanan, tepatnya di bangku pengemudi, gementar aku memanggil pria yang berteriak tadi, wajahnya tampak garang
Baca selengkapnya
Si Individualis yang Posesif
Malam merangkak semakin larut, aku bergegas tidur setelah menyelesaikan makan malam seorang diri. Jika sudah seperti ini, ajakan Dian sepertinya akan jadi opsi terbaik.Aku merebahkan bobot tubuh di ranjang, menarik selimut hingga batas leher. Baru sekejap memejamkan mata, ponsel di nakas bergetar mengusik lena yang sudah hinggapi pelupuk mataku."Halo?" sapaku seraya menguap dengan mata setengah terbuka. Aku tak melihat siapa yang menelepon, asal saja.[Besok datang lebih awal, jam tujuh kurang sepuluh menit harus stand by di ruangan saya, telat satu menit hukuman kamu saya tambah,] Aku tahu ini si mesum, malas sekali bicara dengan orang sombong sepertinya."Hmmm," jawabku tanpa bicara, selain kantuk yang semakin menyerang, rasa malas menanggapi pun ada.[Hmm apa? Kau mendengarku atau tidak?]"Hmmm,"[Dasar wanita aneh, awas kalau terlambat!]"Hmmm,"Gerutuannya samar-samar terdengar, entah apa lagi yang dibicarakannya setelah itu, aku sudah tidak tahu, ngantuk.***Kriiiiiiiiing!Su
Baca selengkapnya
Bos Medit
Setelah kecanggungan yang mendera di peristiwa pantry, aku langsung ditunjuki ruangan oleh pria penuduh itu. Dia bilang aku asyik pacaran? Dengan Brian? Ya Tuhan ... sungguh membangongkan.Pak Abi bahkan tak membiarkan Brian mengantarku, dia langsung menyuruh pria itu kembali ke mejanya."Kamu tempati ruangan lantai atas, agar lebih cepat datang saat saya panggil," ucapnya dengan raut tegas."Baik, Pak!" sahutku kesusahan mengikuti langkahnya yang lebar. Hingga tiba di depan sebuah ruangan dia berhenti mendadak, walhasil aku hampir saja menabrak punggung tegap itu.Aku melangkah masuk menyusulnya, ruangan bernuansa krem menyapa penglihatan, dia menunjukkan meja kerja lengkap dengan kursi putar, dan semua kebutuhan yang diperlukan untukku bekerja."Oke, saya akan mengirim jadwal saya melalui email, tugas pertama kamu hari ini, atur sebaik mungkin jadwal rapat dan kepemimpinan!" serunya. Aku mengangguk paham."Baik, Pak! Akan saya kerjakan," sahutku."Bagus!" ucapnya, kemudian berbalik
Baca selengkapnya
POV Abimana
Hari itu sepulang dari kantor, aku enggak sengaja melihat seorang gadis cantik yang tengah berdiri di pinggir pembatas jembatan. Dia menangis, menatap nanar ke bawah sana, Ya Tuhan, apa dia mau bunuh diri? Kasihan, mana masih muda.Gegas aku turun, menarik tangannya secepat kilat, takut kalau terlambat malah dia terjun duluan ke bawah sana. Wajahnya menubruk dadaku, really itu bukan sebuah kesengajaan, aku menariknya terlalu kencang hingga kami bertabrakan.Namun reaksinya diluar dugaan, dia berhenti menangis, raut wajahnya berganti marah, lalu ....Trak! Shit! Ouch damn girl! Dia malah menendang tulang keringku, aku meracau sembari menahan sakit, kujelaskan bahwa maksudku menolong dia, berharap dia paham, minimal minta maaf dan mengatakan terima kasih. Tapi dugaanku meleset lagi, dan sekarang dia mengataiku cabul dan melenggang pergi begitu saja. Come on, pria sebaik aku? Cabul? Ya Tuhan, siapa gadis itu, berani sekali dia mengabaikan dan berkata kasar pada seorang Abimana. Awas ka
Baca selengkapnya
Restu
Selama satu hari ini aku dibuat tak sabar oleh wanita itu, Hanindiya Atmojo, apa sebenarnya yang dia miliki hingga aku begitu tertantang untuk mengetahui lebih banyak tentangnya? Terlebih setelah pertemuan kami malam itu, saat motornya mogok dan menghadang mobilku di tengah jalan, keberaniannya serta sikap yang terlihat percaya diri bagai magnet yang membuat aku semakin tertarik dan penasaran.Aku menelepon Aldo—anak buahku untuk mengambil motor wanita ceroboh itu di jalan, dia bahkan tak takut motor itu akan dicuri, ya walau pun motornya seburuk itu. Lebih pantas dijual di penampung barang rongsokan.Aku menyukai ekspresi terkejutnya, raut wajahnya saat mendadak marah, itu semua bagaikan mood booster, layaknya candu yang memaksaku kembali menjahilinya. Oh Tuhan, apa aku terpikat janda sekarang? Come on Abi! Wanita itu hampir menguasai pikiranmu saat ini!Saking tak bisa tidur aku meneleponnya, mencari alasan agar kami bisa bertemu lebih cepat besok. Meski sedikit tidak puas dengan j
Baca selengkapnya
CEO From Arktik Ocean
Saat pulang kerja, aku mendapati pagar rumah terbuka, padahal aku yakin sudah menutupnya pagi tadi, tapi siapa yang membukanya, rasanya tak mungkin jika hanya tertiup angin, ini adalah pagar besi, lalu siapa?"Hanin!" panggil Bu Rami, aku menoleh lantas menghampiri saat wanita paruh baya itu semakin dekat, kini kami berhadapan hanya pagar sebagai penyekat."Ya, Bu?" tanyaku."Tadi ada yang nyariin kamu," terangnya, aku mengernyit alis penasaran, menanyakan siapa yang mencariku. Bu Rami terlihat menggaruk kepalanya sebentar."Itu ... suami kamu sama perempuan cantik, mereka naik mobil mewah," terangnya, aku sedikit terkejut, untuk apa pria itu datang lagi? Belum puaskah dia meremuk hatiku?“Terus motor kamu juga ada yang ngantar, sepertinya orang bengkel dari seragamnya, mereka nitip kunci ke saya,” ucapnya lagi, aku menoleh pada motor yang sudah terparkir di teras."Bentar ya, saya ambil kunci motor kamu dulu," Bu Rumi berlalu ke dalam rumah. Tak lama wanita paruh baya itu keluar, ia
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status