Share

Dua belas

"Dara cantik sekali Bu Marni," ucap Bu Ratna yang tengah merias wajah Dara.

Marni mendampinginya dengan Syifa di gendongan. Ia mentatap wajah sendu sang putri dengan seksama. Kasihan dia, terjerumus dalam nista dosa terdalam, melakukan zina dalam waktu lama dan yang Marni sesali adalah ia sebagai ibu yang tak peka. Andai Marni mampu mencegahnya, sudah pasti Dara mau mengerti. Andai setiap omongan Vina juga ia telaah dengan benar pada saat itu. Mungkin hari ini adalah hari paling bahagia bagi semua. Tapi kini, ada sedikit getir di hatinya melihat gadis yang ia lahirkan enam belas tahun lalu itu hendak melepas lajang.

"Sudahlah, Bu," bisik Vina, seraya mengusap-usap punggung ibunya. Sepertinya Vina faham betul dengan apa yang tengah dirasakan oleh sang ibu, kesedihan dan kekecewaan itu tergambar jelas meski kini harusnya menjadi hari bahagia.

"Bu, sebaiknya Syifa titip di rumah Wa Sari agar tak repot, dan terdengar menangis saat tamu dari keluarga Ivan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status