Share

Chapter 2

Ardi menyetujui permintaan Billa karena terpaksa dan merasa kasihan pada temannya itu. Dia memang mempunyai perasaan cinta dengan Bila, tapi dia masih belum yakin dengan perasaannya tersebut.

"Sekarang cepat mandi" ujar Billa kepadanya.

"Kenapa?" tanya Ardi "Sekarang aja masih jam delapan pagi. Aku itu belum makan, jadi mau makan dulu baru mandi" sambungnya.

"Sayang..., Kamu itu harus mandi dulu baru makan. Tenang aja kalau masalah makanan nanti aku masak makanan yang saaaangat enak untuk kamu, jadi sekarang kamu harus mandi! cepat!" Suara imut dari Billa keluar menjawab perkataan Ardi tadi.

Ardi terkejut dengan apa yang diucapkan temannya, dia merasa malu dengan perkataan Billa yang merayunya tersebut.

"Nanti aja bisa kan? Soalnya risih aku dengarnya" Ardi kemudian memalingkan wajahnya.

Billa tidak mengacuhkan perkataan Ardi kemudian berdiri dan menarik tangannya dan membawa dia pergi ke kamar mandi.

Sesampainya disana, Billa langsung menutup pintu dari luar dan mengurung Ardi di kamar mandi tersebut.

"Sekarang cepat kunci pintunya dan mandi, kalau enggak nggak bakalan aku buka!. Dan aku nggak bakalan masak untuk kamu!" Ujar Billa sambil berteriak.

Ardi hanya bisa menuruti perkataan temannya, kemudian mandi. Billa yang sudah mendengar gemericik air dari luar kini mulai berjalan kearah kulkas untuk melihat bahan-bahan yang masih tersisa untuk dimasak.

Saat melihat isi kulkas Ardi, dia terkejut "Wah.., ternyata anak ini punya bahan yang lengkap juga ya" ujar Billa.

Lalu dia mengambil bahan-bahan yang ada untuk mulai memasak. Billa pertama-tama memotong bawang, lalu membersihkan ikan dan juga membersihkan daging ayam yang ada. Lalu dia mulai merebus semuanya. 

Ardi kini telah selesai mandi, tapi dia lupa untuk membawa handuk dan pakaiannya juga sudah basah. Kemudian dia berteriak kepada Billa.

"Bil..., Tolong ambilkan handukku di kamar, aku lupa ngambilnya tadi. Dan itu semua gara-gara kamu yang langsung nguncinya tadi". 

"Hah!, ambil sendiri lah, aku lagi goreng ayam ini. Tinggal lari keluar apa susahnya" Keluh Billa.

Jika dapur dan kamar mandi berada ditempat yang berbeda, pasti Ardi sudah melakukannya dari tadi. Tapi di apartemennya ini, kamar mandi berada disamping tempat masak, jadi jika Ardi keluar sekarang maka Billa pasti bisa melihatnya.

"Bil, coba liat dimana posisi dapur dan juga kamar mandi. Kalau aku keluar sekarang, pasti kamu bisa ngeliat aku kan?" Jawab Ardi.

"Ya udah, kalau mau ditunggu, tunggu aja dulu. Saat ini aku lagi masak sayang, jadi tolong perhatiannya juga" Billa membuat suara imutnya lagi.

Ardi pun menuruti lagi perkataan temannya dan mengalah untuk menunggu Billa selesai masak.

Lebih dari 5 menit Ardi menunggu, dan saat dia memanggil Billa kembali, tidak ada jawaban. Setelah berkali-kali dia berteriak, akhirnya Billa menyahutnya.

"Woi sabar lah!!! handuk Lo itu kagak gua tau dimana, lu aja cari sana sendiri, keluar aja. Gua keluar dulu." Billa kemudian keluar dan menunggu didepan pintu dengan kesal.

"Dasar, dimana sih dia simpa handukya itu, dicari-cari enggak ketemu" keluhnya.

Sudah beberapa menit berlalu, Billa kemudian masuk kembali. Setelah membuka pintu, dia tanpa sengaja melihat Ardi berjalan keluar tanpa busana, dan itu membuatnya berteriak.

Ardi juga terkejut karena teriakannya Billa dan dengan cepat berlari ke kamarnya untuk segera memasang pakaian.

Billa yang telah melihat hal memalukan tersebut kini kembali memasak. Tapi wajahnya terlihat sangat kemerahan karena malu, dan kejadian tadi terngiang-ngiang di kepalanya.

Ardi yang telah selesai memasang pakaiannya kini keluar dari kamar lalu duduk di sofa untuk menunggu masakan Billa. Dia dan Billa sama sekali tidak berbicara, kejadian tadi membuat mereka berdua merasa canggung.

Sambil menonton dan memakan cemilan yang dibawa Billa tadi, Ardi mulai membukakan suara untuk mengusir rasa canggung mereka berdua.

"Bill, teman yang kamu saingi itu siapa? Dan dia kerja apa?" tanya Ardi.

"Ehh.., dia teman aku sejak kecil, dan sekarang dia kerja di sebuah perusahaan yang enggak aku tau namanya" Jawab Billa dengan agak malu karena masih mengingat kejadian tadi.

Setelah itu keadaan pun kembali hening, yang terdengar hanya suara dari piring yang Billa siapkan diatas meja. Dipikiran Billa saat ini, dia masih saja mengingat kejadian tadi.

Setelah semua makanan telah tersaji dimeja, Billa kemudian memanggil Ardi untuk makan. Dan Ardi pun beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke meja makan untuk makan bersama dengan Billa.

Pada saat makan, Ardi melihat wajah Billa secarar sekilas nampak sangat memerah, seperti wajah yang baru saja ditampar.

"Wajah kamu kenapa merah begitu?" Tanya Ardi.

"Nggak papa kok, ini karena gatal tadi, makanya aku garuk sampai merah" jawab Billa.

Ardi yang kurang peka dengan temannya tersebut kini melanjutkan makannya dan tidak terlalu memikirkan lagi sikap Billa. Namun disaat seperti itu, Billa mengatakan suatu hal.

"Di, punya lu lumayan juga ya".

Sebelum mengatakan apapun, Ardi memikirkan dulu maksud perkataan Billa tadi. Setelah mengetahui apa dimaksud oleh Billa, Ardi terkejut.

"Ehhh, coba jangan kamu ungkit lagi. Padahal udah aku lupain tadi, tapi sekarang malah diingatkan" Jawab Ardi kesal.

"Telat!" Billa sangat kesal dengan keterlambatan Ardi untuk memahami maksudnya. "Coba tingkatkan lagi pemahamanmu untuk mengerti bahasa isyarat orang lain. Nanti kamu juga harus mengerti kode yang aku kasih, agar dia bisa cemburu kerena kedekatan dan kemesraan kita berdua, ingat itu!".

Ardi hanya mengangguk dan mengiyakan perkataan Billa. Setelah mengetahui jawaban Ardi, dia kemudian menjelaskan apa yang harus dilakukannya pada saat double date nanti.

Setelah cukup lama Billa menjelaskan tugasnya, Ardi menanyakan kepada Billa kapan mereka berangkat.

"Kita berangkatnya kapan?".

"Nanti sore jam 4".

"Sampai kapan kamu disini?".

"Sampai urusan kita selesai".

Ardi mengeluh setelah mendengar jawaban Billa, soalnya pada saat libur begini dia ingin menenangkan dirinya. Tapi disaat seperti ini ada juga orang yang membenci ketenangan.

*Pukul 12 Siang*

Billa mengacuhkan pertanyaan Ardi lagi dan terus melanjutkan menonton drama yang dia putarkan di televisi Ardi.

Ini sudah yang kesekian kalinya Billa mengacuhkan dia, dan itu membuatnya marah.

"Bill, kalau memang nggak niat mending jawab langsung aja, daripada buat aku emosi seperti ini" Kata Ardi kepada Billa. 

"Cuman begitu aja lu udah marah" ujar Billa meledeknya.

'Ini untuk yang terakhirnya, kalau sekali lagi kamu enggak jawab pertanyaan yang aku ajukan, mending pulang aja. Daripada nganggu aku yang ingin istirahat, dan janji untuk menjadi pacar sementara kamu aku batalkan juga" tegas Ardi.

Sikap Billa langsung berubah setelah mendengar perkataan Ardi, dan menatapnya sambil mengernyitkan dahinya.

"Pertanyaanmu itu nggak terlalu berguna tau nggak?" Ucap Billa dengan nada kesal.

"Oke, kalau pertanyaanku tidak berguna, lebih baik kamu pulang aja. Cepat pulang sana, aku mau istirahat hari ini" Tegas Ardi kembali.

Kemudian Ardi menarik paksa tangan Billa dan membawanya ke depan pintu untuk mengusirnya.

Billa merengek seperti anak kecil setelah berada diluar dan menangis untuk mencari menarik perhatian orang yang ada disekitarnya agar Ardi kembali membawanya masuk. Tapi Ardi tidak peduli dan bahkan akan menutup pintu tersebut. Melihat hal itu, Billa kemudian benar-benar memohon pada Ardi untuk tidak mengusirnya, tapi Ardi sama sekali tidak peduli dan pintu tersebut tetap ditutupnya.

Billa memencet bel di pintu itu terus-menerus selama 30 menit, tapi Ardi sama sekali tidak membukanya, sampai ada seseorang yang datang dan bertanya kepada Billa.

"Mbak sedang apa? apakah ada orang didalamnya?" tanya perempuan itu.

"Kami baru jadian, tapi dia langsung mengusirku" Billa berbohong padanya.

Setelah mendengar perkataannya, perempuan tersebut sepertinya marah dan menggedor-gedorkan pintu apartemen Ardi.

Karena membuat risih telinganya, Ardi terpaksa bangun dari tempat tidurnya dan membukakan pintu lalu Berniat untuk memarahi Billa.

Pada saat pintu tersebut sudah terbuka, Ardi langsung memarahinya, tapi setelah dia melihat seseorang lagi disamping Billa, Ardi terdiam dan tidak mengucapkan satu katapun.

"Kenapa, langsung diam seperti itu. Baru punya pacar sudah langsung dicampakkan. Apa seperti itu mamah ngajarin kamu?" tanya perempuan itu yang tidak lain adalah kakak Ardi. 

Karena saking terkejutnya melihat kakaknya sendiri, Ardi tidak mengucapkan apa-apa selain minta maaf.

"Maaf"

Karena hanya mendengar kata itu, kakaknya Ardi memarahinya kembali.

"Kamu pikir minta maaf itu cukup? Sekarang coba bawa dia jalan-jalan, kasian dari tadi kakak liat dia pencet bel terus. Jadi sekarang saatnya kamu tebus kesalahanmu"

Tapi Ardi mengatakan kepada kakaknya kalau mereka berdua akan kencan jam 4 nanti sore, dan menyarankan Kakaknya untuk saat ini istirahat terlebih dahulu.

Kakak Ardi tersebut menyetujuinya dan mengajak Billa bersama dengan dia untuk masuk ke apartemen Ardi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status