Share

Chapter 6

Sambil mengusap pipinya, Ardi bertanya kepada Ariel mengapa dia melakukan hal seperti itu.

"Kenapa aku tiba-tiba dipukulin? kalau cuma gara-gara menguping, seharusnya jangan sampai seperti itu".

"Ini bukan cuma gara-gara kamu menguping, tapi ini adalah balas dendam karena kamu sudah mengintip kami saat itu". Jawab Ariel.

Henry hanya bisa melihat mereka berdua, karena untuk menjadi penengah masalah tersebut haruslah bisa berpikir dengan cepat, soalnya Ariel dan Ardi adalah orang yang cukup pintar dalam berkata-kata. Dan jika dia membela salah satu dari mereka berdua, itu hanya akan membuat masalah baru baginya. Karena tidak tau harus melakukan apa lagi, Henry dengan cepat mendekat ke arah Jessy lalu meminta tolong padanya untuk membantu dia meleraikan Ardi dan Ariel. Jessy yang juga ingin bergegas untuk pergi ke rumah temannya itu akhirnya membantu Henry meleraikan mereka berdua. Henry mengira kalau Jessy benar-benar membantunya menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi, tapi ternyata Jessy hanya menarik tangan Ardi lalu menyuruhnya untuk segera berangkat ke rumah temannya. Henry hanya bisa melihat mereka berdua pergi tanpa mengucapkan apapun. Dan di samping itu, Ariel masih menatap sinis Ardi yang telah menjauh dari mereka berdua.

"Aku bingung sekali sama sahabat kamu itu, dari awal pertemuan dia selalu membuat aku kesal". Kata Ariel kepada Henry.

"Memangnya dia pernah membuat kamu kesal di hari sebelum-sebelumnya? yang aku tau itu cuman pada saat dia mengintip kalian aja". Tanya Henry.

"Susah aku jelasinnya, tapi enggak usah dipikirkan lagi, mending kita berdua makan dulu di tempat makan dekat sini".

Henry mengikuti ajakan dari Ariel yang ingin makan terlebih dahulu sebelum mereka pulang. Kemudian mereka berdua berjalan ke arah kendaraan milik Henry, dan Ariel merangkul tangannya Henry lalu menyenderkan kepalanya di bahu laki-laki itu sampai mereka tiba di parkiran yang berbeda.

Ardi saat ini sedang berada di rumah temannya Jessy, dan dia kelihatannya cukup bosan menunggu mereka berdua selesai mengerjakan tugas sekolahnya. Ketika tiba di tempat itu, sebenarnya Ardi berniat untuk langsung meninggalkan dia, tapi entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak jika meninggalkan Jessy di situ. Karena mengikuti perasaannya tersebut,  lama-kelamaan akhirnya dia merasa bosan sendiri. Ingin segera pulang dari tempat itu, tapi Jessy mengatakan kalau pekerjaan mereka sedikit lagi akan selesai, sehingga dia terpaksa untuk menunggu sedikit lebih lama lagi.

Agar bisa menghilangkan kejenuhannya, Ardi menelepon Henry untuk bertanya tentang kejadian di tempat parkir tadi. Sebelum Jessy menarik tangannya, Ardi sebenarnya ingin bertanya kepada Henry dan Aurel tentang hubungan mereka berdua. Tapi sayangnya dia tidak sempat menanyakan hal tersebut.

Ardi membuka ponselnya lalu mencari nomor kontak Henry, lalu meneleponnya. Setelah lewat satu menit, akhirnya Henry mengangkat panggilan dari Ardi.

"Lama sekali, kamu lagi ngapain?". Kata Ardi dengan kesal.

"Memangnya ada kepentingan apa!? kalau enggak ada kepentingan, lebih baik enggak usah menelepon!". Suara seorang perempuan di balik panggilan tersebut. Ardi mengenal suara ini, ini adalah suara dari Ariel.

"Ariel? bagaimana bisa kamu yang menjawab panggilanku?". Tanya Ardi dengan terkejut. "Sebenarnya kalian itu ada hubungan apa?". Tambahnya.

"Dengar baik-baik ya, Aku sama Henry itu udah pacaran lebih dari satu bulan. Kami sama-sama menyembunyikan hubungan kami berdua, dan itu pun karena Henry memaksa untuk jangan di beritahukan kepada siapapun, termasuk teman-teman kami sendiri. Baiklah, segitu aja untuk penjelasannya, sekarang jangan ganggu kami berdua". Setelah mengatakan hal itu, Ariel langsung menutup panggilannya.

Setelah mengetahui kalau sahabatnya telah mempunyai kekasih, Ardi merenung sebentar dengan kehidupan percintaannya. Selama ini dia sama sekali belum pernah menjalin hubungan percintaan, dan sama sekali belum pernah mengajak kencan satupun perempuan . Setelah renungannya selesai, Ardi kemudian menatap Jessy cukup lama. Jessy yang risih dengan tatapannya itu akhirnya bertanya dengan dia apa masalahnya.

"Ardi, lebih lama lagi kamu melihat aku seperti itu, bakalan aku colok nanti!. Kamu kenapa sih? ada masalah apa?".

"Jessy, kamu suka nggak sama aku?". Pertanyaan Ardi tersebut sontak membuat Jessy dan temannya tertawa.

"Hahaha... Ardi, kamu kenapa tiba-tiba seperti itu? Apa jangan-jangan kamu itu iri melihat Henry sudah punya pasangannya tadi? sedangkan kamu yang sama sekali belum pernah kencan dengan perempuan". Ejek Jessy.

"Sudahlah, aku cuma bercanda. Lebih baik kamu cepat selesaikan pekerjaan kalian, aku sudah bosan berada disini terus". Kata Ardi mengalihkan pembicaraan.

"Ini juga sudah selesai kok". Jawab Jessy.

Kemudian Jessy dan temannya merapikan buku dan beberapa alat tulis mereka. Ardi yang mengetahui mereka berdua telah menyelesaikan pekerjaannya, kemudian langsung berjalan keluar dan duduk di motornya untuk menunggu Jessy.

Setelah berpamitan dengan temannya, Jessy kemudian berjalan ke arah Ardi.

"Ardi, kamu lapar nggak? kita makan dulu ya?." Kata Jessy kepadanya.

"Kenapa enggak langsung makan dirumah aja nanti". Jawab Ardi.

Jessy sebenarnya sangat lapar sekali, pada saat jam makan siang di sekolah, dia sama sekali tidak makan karena ada tugas yang harus dia kerjakan dari organisasi yang diikutinya, sedangkan rumah mereka berada cukup jauh dari tempat temannya tersebut. Agar Ardi setuju dengan bujukannya, dia menggunakan salah satu cara yang sangat ampuh.

"Ardi, nanti aku traktir deh". Kata Jessy dengan membisikkannya di telinga Ardi.

"Ayok!". Tanpa pikir panjang Ardi langsung setuju dan menyalakan sepeda motornya.

"Dasar!, Laki-laki zaman sekarang, mau cari yang enaknya aja".

Kemudian Jessy menaiki motor Ardi, dan mereka berangkat ke salah satu tempat makan yang ada di dekat situ.

Setelah sampai di tempat makan, Jessy langsung memesan makanan yang ada. Dia juga memesan makanan yang sama untuk Ardi, dengan alasan karena dia yang mentraktir.

Ardi merasa seperti dibohongi oleh Jessy, kalau dia di traktir, seharusnya dia bisa memesan dengan bebas makanan yang dia inginkan. Tapi mau bagaimanapun, Ardi tidak berani mengatakan hal tersebut, soalnya dia tau seperti apa sifat Jessy.

Setelah makanan mereka tiba, Jessy langsung memakan makanannya dengan lahap. Ardi yang melihat cara makan temannya itu berniat untuk menjahilinya. Pada saat Jessy ingin mengambil sepotong ayam yang ada di piring, Ardi dengan cepat menarik piring tersebut. Jessy yang melihat sikap Ardi seperti itu langsung memarahinya.

"Ardi!! Punya sopan santun nggak? Orang lagi makan kamu sempat aja ngelakuin hal seperti itu". Ujar Jessy sambil menatapnya dengan tajam.

"Maaf, aku kan cuma bercanda". Jawab Ardi menyesal.

Walaupun Ardi sudah meminta maaf, tapi Jessy masih tetap saja menatap dia. Tapi tatapan dari Jessy tersebut membuat Ardi berbalik menatap matanya. Semakin lama mereka berdua saling tatap, semakin berbeda juga perasaan yang dirasakan Ardi. Dia merasakan seperti ada hal yang aneh dengan temannya saat ini, dan dia juga bertanya-tanya pada dirinya sendiri mengapa mata Jessy sangat indah. Karena tidak ingin hanyut dengan rasa penasaran, Ardi memberanikan diri untuk bertanya kepada Jessy.

"Kenapa Jess? Aku merasa tatapan kamu itu berbeda dari beberapa saat tadi. Dan ngomong-ngomong juga, kenapa mata kamu bisa berubah menjadi seindah itu". Kata Ardi, dia mengatakan hal itu dengan bersungguh-sungguh.

'Ardi, menurut kamu aku itu seperti apa orangnya? Baik, pemarah, atau sombong?". Tanya Jessy kembali.

"Kamu itu orangnya baik, dan juga orang yang cukup sopan". Jawab Ardi.

Setelah mendengar jawaban Ardi, Jessy kembali melanjutkan makannya.

Ardi yang sudah tidak berani lagi menjahilinya, langsung memakan makanannya juga. Setelah pembicaraan tadi, mereka berdua sampai selesai makan sama sekali tidak mengatakan apapun. Ardi takut dia salah kata lagi nanti, sehingga dia hanya diam dan akan berbicara jika Jessy yang bertanya ataupun yang memulai pembicaraan terlebih dahulu. Setelah Jessy selesai membayar makanan makanan tersebut, dia langsung mengatakan kepada Ardi untuk segera pulang. Setelah mereka berada di motor Ardi, Jessy bertanya sesuatu kepadanya.

"Ardi, kamu tadi menatap mata aku kan?". Tanya Jessy.

"Iya, soalnya aku merasa ada yang berbeda dari kamu". Jawab Ardi.

"Aku suka sama kamu". 

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status