Share

Chapter 5

"Aaaaaaaaaa". Seorang anak laki-laki berteriak di atas tempat tidurnya sendiri. Dia adalah Ardi, seorang siswa SMA yang tinggal sendirian di rumahnya. Orang tuanya tinggal ditempat berbeda karena Ayahnya dipindahtugaskan oleh pemimpin perusahaan tempat Ia bekerja, dan ibu serta adiknya ikut bersama dengan ayahnya di rumah baru mereka. Ardi tidak bersama dengan mereka karena dia dalam waktu dekat ini akan mengahadapi ujian nasional, sehingga tidak memungkinkan untuk pindah sekolah untuk mengikuti keluarganya.

"Langit-langit ruangan yang aku kenal. Astaga, kenapa hal seindah itu harus terjadi di dalam mimpi saja. Seandainya mimpi itu bisa terjadi di kehidupanku ini". Selagi meratapi kehidupannya, ponsel Ardi berbunyi.

*Kriiiiinnggg......*

Dengan cepat Ardi mengambil ponselnya dan menjawab panggilan telepon dari ibunya tersebut.

"Ada apa ma?".

"Kamu udah sarapan belum? kalau belum, lebih baik cepat sarapan sana, nanti terlambat datang ke sekolah".

"Sekolah apaan sih ma, hari ini kan minggu, sekolah tutup semua". Jawab Ardi dengan suara seperti orang yang ingin tidur kembali.

"Hei!! Ini hari Senin, bukan hari Minggu. Lebih baik kamu cepat mandi sana, jangan tidur terus".

Karena mendengar perkataan ibunya tadi, mata Ardi seketika langsung melek, dan dengan cepat dia mengakhiri pembicaraan dengan ibunya agar bisa segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.

Pada saat membuka pintu kamar, Ardi mendengar suara seorang perempuan memanggil-manggil dia. Karena sedang tergesa-gesa, Ardi menghiraukan panggilan tersebut dan langsung menuju ke arah kamar mandi.

Setelah sudah siap semua, Ardi kemudian dengan cepat bergegas untuk menuju ke sekolahnya.

Ketika dia membuka pintu rumahnya, tiba-tiba didepan pintu tersebut ada seorang anak perempuan yang menggunakan baju seragam SMA yang sama dengan sekolah miliknya. Perempuan tersebut adalah anak tetangganya, sekaligus teman Ardi sejak kecil yang selalu satu sekolahan dengan dia.

"Ardi, kamu pasti mengira hari ini masih hari Minggu kan?" Tanya perempuan itu.

Ardi menjawab sambil mengunci pintu rumahnya dan menarik perempuan itu agar bergegas untuk berangkat.

"Kalau enggak ditelepon oleh ibu aku tadi, mungkin aku nggak bakalan sekolah hari ini".

Sambil terkekeh kecil, perempuan itu mengejeknya "Ternyata tebakan aku benar, soalnya mana mungkin orang yang bernama Ardi memperhatikan tanggal dan hari".

"Sudahlah, lebih baik kita segera berangkat".

Kemudian Dia dan perempuan tersebut berangkat menggunakan motor miliknya. Perempuan yang bernama Jessy tersebut selalu berangkat bersama-sama dengan dia untuk pergi ke sekolah, saking seringnya mereka berdua bersamaan setiap berangkat sekolah, teman-teman Ardi sempat berpikir kalau mereka berdua telah berpacaran. Tapi Ardi tidak menghiraukan pemikiran teman-temannya itu, karena dia menganggap kalau apa yang mereka pikirkan hanyalah keisengan belaka.

Setelah sampai di sekolah,  setelah Ardi selesai memarkirkan sepeda motornya, sahabat Ardi berteriak memanggil dia. Karena teriakan yang cukup keras, guru yang sedang berada di situ memarahi sahabatnya tersebut.

Setelah selesai melihat sahabatnya yang dinasehati oleh guru tersebut, barulah Ardi menghampiri dia dan mengejeknya.

"Gimana?, enak kan diomelin?"

"Itu enggak penting, yang penting itu, kamu mau kan! bantu aku nanti siang untuk ngajak Ariel jalan-jalan?". Tanya temannya tersebut.

"Hei!!, itu adalah kewajiban dari anda sendiri, kenapa harus bawa saya?. Lagian masalah seperti itu harus kamu lakukan sendiri, kalau bawa aku nantinya kamu bakalan di cap sebagai laki-laki pengecut oleh Ariel. Lagipula Ariel orangnya seperti itu, judes, hal yang menyinggung sedikit aja langsung marah, bahkan aku yang enggak sengaja ngintip dia ganti baju kemaren langsung dipukulin oleh pasukannya". Jawab Ardi.

"Itu kesalahan kamu sendiri, waktu itu kamu memang sengaja kan?, masa ruangan kelas yang pintunya  udah jelas-jelas ditutup malah kamu buka. Kalau bukan pelajaran olahraga sih nggak papa, tapi saat itu kan mata pelajaran olahraga". Kata sahabatnya tersebut.

"Hehe, ya kamu pasti tau kan kenapa aku enggak mau bantu. Soalnya kalau ketemu sama tuh cewek, kemungkinan besar kamu bakalan di tolak". Sahut Ardi kembali yang kemudian langsung meninggalkan sahabatnya tersebut

Sahabatnya itu memahami tujuan Ardi menolak untuk membantunya. Dia juga baru sadar kalau perempuan yang dia sukai itu sedang bermusuhan dengan sahabat baiknya, sehingga dia sekarang menyiapkan tekadnya untuk memberanikan diri mengajak Ariel untuk jalan-jalan setelah pulang sekolah nanti. Sahabat Ardi tersebut tidak sadar kalau dia sudah ditinggalkan oleh Ardi, sehingga dia berteriak dan berlari untuk mengejarnya.

Setelah sampai di ruangan mereka, tangan Ardi langsung dipeluk oleh seseorang. Orang tersebut tidak lain adalah teman sekelasnya sendiri, yang dimana setiap hari membuat risih Ardi. Perempuan itu bernama Milla, dia selalu suka mengerjai Ardi, dimana ada kesempatan untuk memeluk atau bersikap romantis didekatnya, pasti perempuan itu langsung memanfaatkannya. Bukan berarti dia memiliki perasaan terhadap Ardi, tapi entah kenapa, dia selalu melakukan hal tersebut.

Ardi merasa malu ketika tangannya dipeluk oleh temannya tersebut, dan dengan segera dia melepaskan pelukan dari Milla.

"Udah lah Mil, aku tau kamu bercanda, tapi jangan seperti ini juga. Aku itu enggak enak kalau pacar kamu ngeliat hal seperti ini". Kata Ardi kepada perempuan itu.

"Untuk apa dipikirkan, lagipula pacar aku juga enggak ada di sekolah ini". Sahut Milla.

Ardi selalu mendengar jawaban yang sama ketika dia mengatakan hal seperti itu.

***

Sepulang sekolah, Ardi melihat sahabatnya sedang bersama dengan seorang perempuan didekat tempat parkir, Ardi tau kalau perempuan tersebut adalah Ariel. 

"Ardi, nanti sebelum pulang, antar aku ke tempat temanku ya, soalnya ada yang harus aku selesaikan sebentar". Kata Jessy yang mengejutkannya.

"Iya, terserah kamu. Tapi tunggu sebentar ya, aku mau ngeliat hasil usaha dari Henry. Dia berhasil atau enggak, kalau dia ditolak oleh Ariel, nanti bakalan aku ketawain" Kata Ardi yang kemudian langsung berjalan mengendap-endap mendekati Henry dan Ariel.

Ardi bersembunyi di balik beberapa motor yang ada didekat situ, dan untungnya suara mereka berdua masih bisa terdengar dengan jelas di tengah kebisingan anak-anak yang mengeluarkan motor mereka.

"Ariel, hm...., kamu mau nggak jalan-jalan sama aku nanti malam?" Kata Henry memulai pembicaraan.

Ardi merasa beruntung, karena dia bisa mendengarkan pembicaraan mereka dari awal.

"Jalan-jalan? Untuk apa?". Jawab Ariel.

Ardi hampir tidak bisa menahan rasa ketawanya melihat temannya yang akan ditolak mentah-mentah oleh Ariel.

"Enggak bisa ya? Padahal aku mau merasakan pegangan tangan sama kamu, nonton bioskop, dan juga makan malam di tempat romantis". Ujar Henry.

"Gila si Henry, langsung to the point". Kata Ardi kepada dirinya sendiri.

Setelah ucapan dari Henry tadi, tiba-tiba Ariel langsung memegang kedua pipinya.

"Bukan begitu sayang..., maksud aku itu, untuk apa kamu mintanya di tempat seperti ini, kenapa enggak langsung datang aja nanti malam ke rumah, toh kamu tau sendiri kalau aku juga jarang keluar malam-malam". Kata Ariel kepada Henry.

Ardi terkejut, dia tidak mengerti apa yang sedang Ariel  bicarakan. Ardi dengan Ariel selama ini tidak terlalu dekat, tidak tau oleh masalah apa, tapi Ariel selalu buang muka ketika bertemu dengan Ardi. Jadi karena itu, dia juga agak senang kalau temannya tidak berhubungan dengan perempuan yang sombong itu, sombong dalam sudut pandang Ardi.

"Mas sedang apa disini? Permisi sebentar, saya mau mengeluarkan motor saya"  Kata seorang laki-laki yang sedang memegang kunci ditangannya.

Henry dan Ariel yang mendengar ada orang lain di dekat parkir itu, langsung menoleh ke arah orang tersebut. Dan mereka melihat kalau di situ ada Ardi dan seseorang yang tidak mereka kenal. Melihat hal itu, Ariel langsung menghampiri Ardi dan bertanya dengan kasar kepadanya.

"Kamu ngapain disini!? Nguping ya?" Kata Ariel dengannya.

Sebelum Ardi menjawab, laki-laki pemilik motor tadi langsung menjawab pertanyaan Ariel.

"Dia saya lihat dari tadi disini, saya pikir mau merusak motor saya". Kata laki-laki itu.

Sebelum Ardi menjawab perkataan laki-laki tadi, Jessy yang ada dibelakangnya menghampiri dia dan bertanya kepadanya. Sehingga membuat dia semakin terpojok.

"Ardi, udah belum ngupingnya, nanti teman aku kelamaan nunggu".

Ardi terlihat sangat kebingungan untuk menjawab mereka.

"Oh..., Jadi kamu menguping pembicaraan kami berdua ya?". Kata Ariel yang kemudian langsung menampar pipi Ardi. Tamparan tersebut membuat mereka yang ada di situ terkejut melihat perbuatan Ariel yang secara blak-blakan melakukannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status