Share

Chapter 4

"Susi!!" Billa terkejut ketika melihat teman yang mengejeknya ada ditempat itu "Kenapa kamu bisa ada disini? kita kan janjiannya ketemuan di mall" tambah Billa.

"Cuma menghabiskan waktu luang sebelum ketemuan" Ujar Susi.

Billa kemudian berdiri lalu menarik Susi ke tempat yang agak jauh dari Ardi.

"Kamu jangan bicara hal yang enggak-enggak ya dengan Ardi nanti" Kata Billa setelah mereka berdua cukup jauh dari Ardi.

"Maksud kamu apa?, Ardi itu teman aku juga.Teman kuliah, akrab malahan"

Billa sangat terkejut, dia menutup wajahnya dan langsung berlari kearah Ardi.

Kemudian dia bertanya kepada Ardi apakah dia dan Susi adalah teman kuliah?

Ardi menjawab "Iya, kami teman dekat".

Billa merasa sangat menyesal sekali dengan keputusan yang dia ambil kali ini, tidak disangka, ternyata mereka berdua sudah saling kenal. Sambil menahan rasa malu, Kemudian Billa duduk dibelakang Ardi dan menyembunyikan wajahnya dipunggung Ardi lalu mengatakan satu hal. "Di, tetap rahasiakan hubungan kita berdua ya, aku nggak suka diejek oleh Susi". Setelah mengatakan itu, Billa kemudian berbalik melihat Susi yang berdiri cukup jauh dari mereka berdua dan memanggilnya untuk bergabung dengan mereka.

Susi berjalan kearahnya dan mengejeknya lagi "Aku nggak nyangka sih, ternyata dua teman dekatku ini menjalin hubungan".

Billa sepertinya kali ini bisa menahan sikapnya dari perkataan Susi tadi, dan menanggapi hal tersebut dengan tenang.

"Emangnya nggak cocok ya? padahal aku merasa nyaman loh disamping Ardi" ujar Billa sambil menyenderkan kepalanya lagi ke bahu Ardi.

Ardi hanya bisa diam melihat kelakuan temannya itu, dia dilarang untuk mengatakan apapun tanpa kode dari Billa.  Pembicaraan mereka awalnya baik-baik sebelum Susi menanyakan satu pertanyaan yang membuat Ardi juga harus berbohong mengikuti Billa.

"Ardi, kapan kalian nikah? kamu masih ingat kan dengan sumpah kamu saat itu!. Kamu bilang begini, AKU TIDAK AKAN PACARAN JIKA PEREMPUAN TERSEBUT TIDAK BISA MENJADI ISTRIKU. Jadi... kapan kalian nikah, jangan-jangan itu cuma perkataan laki-laki jomblo yang merasa iri" ejek Susi.

"Kami saat ini sedang merencanakan foto prewedding, dan yah... Mungkin bulan depan resepsinya" ujar Ardi tanpa ragu. Sedangkan Billa yang ada disampingnya menatapnya dingin kepada Ardi. Dibalik tatapan itu, ada sebuah pertanyaan dibenak Billa, mengapa Ardi mengatakan hal seperti itu. Apakah harga dirinya sangat tinggi?, Jika memang benar, maka Billa kali ini menambahkan masalah baru bagi Ardi.

Setelah cukup lama mereka berbincang, mereka tidak menyadari kalau jam sudah hampir menunjukkan pukul empat jika Billa tidak melihat ponselnya saat itu.

"Eh, ternyata kita udah kelamaan duduk di sini loh, sekarang udah hampir jam empat". Kata Billa.

"Kalian aja yang enggak sadar dari tadi, aku mau kasih tau kalian berdua, cuman karena kelihatannya pembicaraannya asik sekali makanya aku diam aja" kata Ardi dengan nada mengejek.

"Wah..., pacar yang hebat, aku pastiin deh Billa, kalau Ardi ini bisa jadi suami kamu sempurna. Ya udah kalau gitu, aku pulang dulu untuk jemput Brian, kalian tunggu aja dulu. Nanti aku telepon kalau udah sama-sama dengan Brian"  kata Susi sambil memegang tas nya lalu pergi.

Setelah Susi sudah tidak terlihat, Billa meminta maaf kepada Ardi karena sudah sangat merepotkan dia kali ini. Dan juga sudah membuat dia diejek oleh Susi.

Ardi dengan wajah yang tenang mengatakan kepada Billa kalau itu bukanlah masalah yang besar untuknya, dan apa yang dikatakan Susi tadi dia anggap hanyalah candaan belaka, karena dia juga tau seperti apa sifatnya. Walaupun begitu tetap saja Billa merasa bersalah kepada Ardi.

Karena melihat wajah temannya itu murung, Ardi berniat untuk menghiburnya. Dia kemudian berdiri dan mengatakan kepada Billa untuk jangan khawatir.

"Bill..., Enggak usah terlalu memikirkannya seperti itu. Memang benar aku pernah mengatakan kepada Susi kalau aku tidak akan berpacaran jika perempuan tersebut tidak mau menikahi ku. Tapi kita saat ini sama sekali tidak menjalin sebuah hubungan,kita hanyalah berpura-pura berpacaran didepan Susi".

Billa bukannya takjub dengan maksud Ardi, tapi dia takjub kalau Ardi bisa memahami apa yang dipikirkannya saat ini.

"Aku nggak percaya ternyata kamu bisa cepat tanggap juga untuk memahami perasaanku". Ujar Billa mengejeknya.

Ardi kali ini tidak terlalu menanggapi ejekan Billa, dia hanya tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Billa berdiri dan kemudian membersihkan tempat mereka tadi.

Sekarang mereka berdua telah berada di sebuah mall yang ditentukan oleh Susi dan Billa, mereka ketemuan di restoran nomor satu yang ada di mall tersebut.

Pada saat mereka berdua memasukinya, sambutan hangat dari pelayan membuat kesan yang sangat nyaman dari restoran tersebut. Kini mereka berdua menuju ke meja tempat Brian dan Susi berada. Dari kejauhan Ardi dan Billa melihat kemesraan dari Susi dan kekasihnya, dan dia sepertinya sangat dimanjakan oleh kekasihnya itu .

Pada saat sampai di depan mereka berdua, Billa langsung duduk dan memanggil pelayan untuk segera memberikan buku menunya.

"Sabar dong Bill.. paling enggak kan kita nikmati dulu suasananya" Ujar Susi yang saat ini sedang bersender di bahu Brian, dan tangan Brian yang sedang mengusap kepalanya.

"Aku cuma mau menikmati waktu berdua bersama dengan Ardi aja, jadi lebih baik kita cepat-cepat aja makannya. Soalnya kalau berduaan sama Ardi itu lebih nyaman aja". Jawab Billa sambil membaca buku menu yang ada.

Sambil berbincang-bincang, mereka berempat menikmati makanan yang ada.

"Sudah berapa lama kalian pacaran". Tanya Susi sambil menyuapkan sepotong steak ke mulutnya.

Setelah meneguk minumannya, Billa menjawab.

"Sekitar enam bulan, kami bisa berpacaran karena sering ketemuan ditempat kerja".

Kemudian Susi bertanya kepada Ardi.

"Di, yang buat kamu menyukai Billa bagian apanya sih? Billa kan orangnya kepo sekali, dan juga dia itu tukang paksa".

Ardi menjawab "Yang aku suka dari Billa itu karena sifatnya yang lain. Dia itu baik, perhatian dan juga pengertian". Tentu saja jawaban yang diberikan Ardi itu bukanlah kebohongan, dia mengatakan apa yang dirasakannya selama ini.

Billa sebenarnya dari siang tadi merasakan ada hal yang aneh dengan Ardi, dan juga dari jawaban Ardi tadi dia sempat berpikir apakah Ardi mengatakannya dengan sungguh-sungguh atau hanya berpura-pura.

Susi hanya hanya diam setelah mendengar jawaban dari Ardi, soalnya dia juga mengetahui sifat Billa yang lainnya.

Setelah selesai makan, mereka berempat berpisah. Karena Billa tidak ingin membuat Ardi lebih tertekan, makanya dia tidak mengikuti Susi dan Brian. Dan sebagai permintaan maafnya, Billa mengajak Ardi untuk menikmati pemandangan kota dari atas mall. Ardi menyetujuinya, tapi dia tidak tau alasan Billa tersebut.

Setelah sampai di atas, Ardi takjub melihat taman yang ada di tempat terbuka tersebut, tempatnya sangat indah, yang dihiasi lampu kelap-kelip yang warna-warni, dan juga air mancur mini yang warnanya bisa berubah-ubah. Mall tersebut adalah gedung tertinggi yang ada di kota itu, sehingga siapapun bisa menikmati pemandangan yang indah dari atasnya.

Ardi merasa kalau suasana seperti ini adalah saat yang tepat bagi dia untuk melamar Billa.

Kemudian dia mengajak Billa ke tempat yang agak jauh dari keramaian, dia membawa Billa ke ujung taman tersebut.

Sebelum mengungkapkan perasaannya, Ardi menyiapkan dirinya terlebih dahulu agar tidak salah mengucapkan kata saat berbicara kepada Billa. Setelah merasa siap, akhirnya dia mengungkapkan perasaannya.

"Bill..., Aku berterima kasih atas semua bantuan yang kamu berikan selama ini, dan aku juga meminta maaf dengan sikap aku pagi tadi yang mengusir kamu. Tapi tolong kali ini kamu dengarkan dulu perkataanku dan pikirkan dengan matang sebelum kamu menyimpulkannya. A-". Billa memotong perkataan Ardi.

"Kamu mau ngomong apa sih, seperti orang yang mau mengucapkan kata-kata terakhir sebelum meninggal". 

Ardi hanya tersenyum mendengar perkataan Billa, kemudian dia melanjutkannya.

"Aku suka sama kamu, kamu mau kan menjadi tunanganku?". Dia mengatakan langsung ke intinya.

Billa terkejut dengan pernyataan Ardi tersebut, dan memalingkan tubuhnya. Dia juga merasakan hal yang aneh dengan perasaannya, padahal selama ini dia tidak memiliki perasaan apapun pada Ardi. Tapi setelah Ardi menembaknya ditempat ini, dia merasa senang.

Kemudian Billa berbalik menghadap Ardi dan memberikan jawabannya.

"Gua nggak nyangka lu bakal ngelakuin itu disini, tapi bukan berarti gua kagak punya jawaban untuk itu". Billa langsung memeluk Ardi dan melanjutkannya "Iya, aku mau sama kamu. Tapi kamu nembak aku bukan karena kejadian tadi pagi kan?, saat kamu lari telanjang".

Ardi membalas pelukan Billa dan menjawab pertanyaannya.

"Bukan kok, aku selama ini memang suka sama kamu. Dan apa yang aku katakan pada Susi tadi juga bukanlah kebohongan, itu adalah hal yang aku rasakan dari kamu selama ini". Ardi kemudian melepaskan pelukannya lalu mencondongkan badannya kepagar yang ada disampingnya. Dia ingin berteriak seperti adegan Yang ada di drama atau film-film untuk membagikan perasaan senangnya. Tapi sebelum Ardi berteriak, pagar yang menahannya tersebut terlepas dan langsung terjatuh. Ardi yang bertahan di pagar itu pun juga ikut terjauh. Selagi malayang di udara, Ardi berpikir dengan kejadian yang terjadi didepan matanya.

"Mengapa? Mengapa aku harus meninggalkan dia dengan air mata?. Disaat mendapatkan kebahagiaan, mengapa aku harus berakhir dengan kematian seperti ini. Aku ingin hidup menua bersamanya". 

Ardi terjatuh tepat didepan pintu mall. Dan hal tersebut membuat beberapa orang yang berada ditempat itu berteriak.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status