Share

Chapter 15

"Susi!" Ardi merasa seperti pernah mendengar nama itu. "Apa kita pernah ketemu sebelumnya." tanya Ardi yang berdiri terpaku melihat Susi.

"Dasar!!! sombong sekali jadi cowok!! Sini, ikut aku." Susi menarik Ardi menuju suatu tempat.

"Nathan? kenapa kamu bisa ada disini?" Ardi terkejut ketika melihat Nathan berada di tempat itu.

"Nathan!, ini aku bawakan temanmu. Dia orang yang sombong sekali, aku jadi benci rasanya, apalagi saat ucapan salam ku diabaikan." Kata Susi menggerutu.

"Sudahlah, aku mau kalian berdua untuk akrab nanti. Ardi, aku belum memperkenalkan diri, kan? kenalkan, aku Nathan, Kaka tingkat yang akan mengawasi kamu dan juga Jessy, dia adalah teman aku dari kecil, namanya Susi Artia. Aku mau kalian bertiga berteman akrab nantinya, dan aku juga akan mengawasi kalian menggantikan Mr. Brown." Penjelasan yang singkat dari Nathan, dia akhirnya menunjukkan siapa dia yang sebenarnya kepada Ardi, walaupun belum semuanya.

Ardi tidak terlalu memperhatikan perkenalan Nathan, perhatiannya terkadang teralihkan kepada Susi. Dia berusaha sekuatnya untuk mengingat, siapa perempuan yang bernama Susi ini. Tapi semakin keras  dia berusaha untuk mengingatnya, maka semakin besar pula rasa lupanya tentang wanita itu. Nathan sambil memperhatikan arah mata Ardi, dia sering kali melihat arah pandangan Ardi selalu mengarah kepada Susi, sehingga dia berpikir kalau Ardi tertarik dengan Susi.

"Ardi, kamu paham dengan yang jelaskan tadi?" tanya Nathan.

"Paham, kalau gitu, aku mau kembali ke kamar dulu, mau menelepon orang tuaku kalau aku sudah sampai, tadi kelupaan." ujar Ardi, walaupun tidak semuanya.

Setelah melihat sikap Ardi tadi, Nathan ingin mencoba mendekatkan Susi dengannya, dia ingin membuat Ardi dan Susi menjalin hubungan percintaan, dan pemikiran ini langsung terlintas di kepalanya saja, tanpa tau tujuan yang jelas.

Setelah sampai di kamarnya, Ardi memikirkan sesuatu, dia sekarang ingin menyelidiki siapa Nathan itu, jadi dia berniat untuk mendekati Susi yang kelihatannya cukup dekat dengannya.

Siapakah dia, kenapa sering sekali bertemu secara tidak sengaja dengan Ardi, apakah dia mempunyai suatu tujuan? Ardi selalu memikirkan hal tersebut. Tapi sepertinya Nathan mempunyai rencana yang tersembunyi. Apalagi setelah kehadirannya di universitas Veulla, Ardi semakin penasaran siapakah Nathan ini.

Ketika sedang memikirkan hal tersebut, Jessy mengetuk pintu kamar Ardi, ada yang ingin dia sampaikan.

Setelah pintu kamar itu Ardi buka, Jessy ingin membicarakan sesuatu dengannya, tapi tidak di dalam kamar, melainkan di taman yang ada di dekat asrama mereka.

Setelah sampai di taman, mereka berdua langsung duduk di salah satu bangku taman tersebut, "Nah, sekarang apa?" tanya Ardi kepadanya.

"Nathan tadi ada menelepon aku, dia mau mengajak kita berdua untuk makan malam, sekaligus jalan-jalan."

"Jadi?" Ardi berpura-pura tidak tau maksud Jessy.

"Aku lagi nanya kamu, mau ikut atau enggak? Kalau enggak, aku juga nggak bakalan ikut." Jawab Jessy kesal.

"Oh ... aku ikut, sekalian jalan-jalan." Yang sebenarnya Ardi inginkan adalah menyelidiki Nathan, jadi dia berpikir kemungkinan Susi juga akan ikut. Jika dia ikut, maka Ardi akan mencoba untuk lebih dekat dengannya, walaupun akan sangat susah.

Setelah mendengar jawaban Ardi, Jessy kemudian membuka ponselnya lalu menelepon Nathan. Entah dari mana dia mendapatkan nomor Nathan, tapi Ardi kelihatannya tidak perduli.

"Halo, Katanya Ardi akan ikut."

"...."

"Hm ... ya, jam 8, oke. Kami menunggu kalian jemput aja, Oke."

Setelah perbincangan singkat itu, Jessy kemudian langsung meninggalkan Ardi. Dia mengatakan kepadanya kalau akan pergi mandi dan mendandani dirinya.

"Ini masih jam 5 sore." kata Ardi kepada Jessy.

"Untuk menjadi cantik itu enggak mudah, harus ada usaha ekstra yang besar." kata Jessy yang kemudian langsung meninggalkan Ardi.

Setelah kepergian Jessy, Ardi mencoba untuk berpikir lagi, bagaimana caranya agar dia bisa dekat dengan Susi.

"Apa aku harus minta maaf dengan kejadian tadi ya? atau aku langsung aja ngobrol dengan dia?. Ayolah Ardi ... bisa jadi kesempatan ini cuma ada sekali. Kalau terlewatkan, bakalan harus mikir cara lain lagi." Ardi mendapati dilema dalam pikirannya.

Kebetulan pada saat Ardi sedang memikirkan hal tersebut, Susi sepertinya sedang berbicara dengan beberapa perempuan lainnya, kemungkinan mereka adalah teman dekat Susi. Karena melihat kehadiran Susi di taman itu, Ardi selalu menatapnya, dia ingin melihat seperti apa sifat Susi ketika bersama dengan teman-temannya.

"Susi! coba lihat laki-laki itu, dia sepertinya menatap kita terus." ujar salah satu teman Susi.

Setelah melihat siapa laki-laki yang dimaksud, Susi langsung menghampirinya.

"Lo kenapa sih? suka sama salah satu dari kami? atau jangan-jangan ada pikiran kotor?" Susi memarahinya dan mencoba mencolok matanya.

"Eits ... jangan! ada apa? aku cuma kepikiran sama Jessy aja, bukan berpikir hal yang enggak-enggak dengan kalian!" kata Ardi berdalih.

"Enggak mungkin! sini kepala Lo, gua colokin tuh mata!" Susi memang benar-benar berniat mencolok mata Ardi.

Karena merasa benar-benar akan di colok, Ardi mendorong Susi dengan cukup kuat, dan langsung melarikan diri. Susi kemudian bangkit, dan mengelus-elus bokongnya yang kesakitan karena terjatuh tadi.

"Itu anak!!! Awas aja nanti." Susi geram, sikap Ardi tersebut membuat dia semakin membencinya.

Malam yang dijanjikan oleh Nathan, Dia menjemput Ardi dan Jessy menggunakan Limosin hitam. Ardi dan Jessy kagum melihat mobil itu yang sangat panjang, baru pertama kalinya bagi mereka berdua melihatnya secara langsung. Mereka memasuki mobil tersebut dan melihat beberapa interior yang ada didalamnya, dan semuanya sangat bagus, hal yang tidak pernah Ardi lihat sebelumnya. Ardi sangat terkagum, dia bahkan sampai tidak mendengar pertanyaan Nathan.

"Kalau orang bertanya itu dijawab!" Susi memukul kepala Ardi dari belakang menggunakan tasnya.

"Aw ... sakit! tasmu itu isinya apa aja? seperti batu kerasnya." kata Ardi kepada Susi.

Susi menahan amarahnya, dia merasa tidak enak jika memukul Ardi lebih dari itu lagi di depan Jessy. Di perjalanan, Ardi dan Jessy lumayan banyak mengajukan pertanyaan kepada Nathan, mereka sepertinya sangat menikmati perjalanan tersebut, walaupun hanya berkeliling kota menggunakan Limosin. Walaupun cukup menikmati perjalanannya, tapi Ardi masih belum melupakan rencana awalnya untuk menyelidiki Nathan, tapi dia masih belum berani mendekati Susi, apalagi dengan kelakuan yang dia lakukan tadi sore.

Sesampainya mereka di restoran yang dituju, Ardi memberanikan diri untuk mencoba berbicara dengan Susi, walaupun itu hanya sebentar saja. Saat Jessy sudah duluan masuk ke dalam restoran, dan Nathan masih sibuk memarkirkan Limosinnya, Ardi mencoba membuka pembicaraan dengan Susi.

"Susi, maaf untuk tadi sore. Aku ... memang enggak berpikiran yang buruk dengan kalian. Percaya ya!" Ardi memelas .

"Lo pikir dengan mengatakan hal seperti itu bisa buat gua iba? salah besar. hmph!" Susi langsung meninggalkan Ardi.

"Tu-Tunggu dulu Susi! a-" Ardi ingin memegang tangan Susi, tapi dia tersandung, sehingga tangannya tanpa sengaja menarik baju Susi yang saat itu juga mengenakan Dress selutut. Tarikan dari Ardi tersebut membuat dress Susi robek, dan robekannya memperlihatkan pakaian dalam yang dikenakan Susi.

Susi merasa sangat malu sekali, bahkan sampai menangis, apalagi dia diperhatikan oleh sekelilingnya. Tapi Ardi dengan cepat memeluknya dan melepaskan bajunya untuk menutup bagian yang robek tersebut. Kemudian Ardi membawanya pergi ke tempat yang agak jauh dari keramaian, dan beberapa waiters menyarankan kepada mereka berdua untuk pergi ke Kamar VIP untuk memperbaiki pakaiannya.

Setelah sampai di kamar VIP, tempat makan yang khusus dengan hiasan ruangannya yang indah, Ardi langsung di hajar habis-habisan oleh Susi, walaupun pukulan atau tamparan Susi tersebut tidak terlalu terasa bagi Ardi. Tapi tetap saja Ardi merasa kesakitan, bukan karena pukulan, tapi karena kasihan melihat Susi menangis seperti itu gara-gara kesalahannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status