Digerebek Saat Lagi Mendesah

Digerebek Saat Lagi Mendesah

Oleh:  Naimatun Niqmah  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 Peringkat
120Bab
36.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Arsilla berselingkuh dengan tetangga sendiri. Namanya Anton. Perselingkuhan mereka diketahui anak dari Arsilla. Nabilla. Nabilla melaporkan kepada ayahnya. Tamam. Hingga Tamam saat itu juga memeriksa, apakah yang dikatakan anaknya itu benar atau tidak. Ternyata, dugaan benar! Lalu bagaimana kelanjutannya?

Lihat lebih banyak
Digerebek Saat Lagi Mendesah Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Betty Grace
menarik, semoga koinnya gak mahal
2023-05-22 23:13:43
1
user avatar
Angela Aron
suka suka dan aku suka
2022-08-25 08:24:37
2
user avatar
Van_Ok💜
Wow Ka Nay aja BiLang Bagus Pasti Keren (。’▽’。)♡
2022-06-01 19:08:53
1
user avatar
Nay Azzikra
up lagi up lagi up lagi up lagi
2022-05-31 16:11:17
1
user avatar
Nay Azzikra
Top top top top
2022-05-31 16:10:35
1
user avatar
Nay Azzikra
Semoga laris manis ....
2022-05-31 16:10:22
1
user avatar
Nay Azzikra
Semangat!!!!!!!!!!!!
2022-05-31 16:10:00
1
user avatar
Nay Azzikra
Ceritanya seru. lanjut terus, Thor
2022-05-31 16:09:49
1
120 Bab
Bab 1
Bab 1Hama [Bisa ketemuan?]Seperti itu pesan singkat dari Anton. Arsilla tersenyum membaca pesan singkat itu. Dengan cepat perempuan berkulit putih itu membalas pesan singkat dari kekasihnya itu.[Kapan?] terkirim. Seperti itu balasan dari Arsilla.[Sekarang lah!] balas Anton. Seketika jempol perempuan berambut panjang itu menari-nari.[Ini mendekati Magrib lo, nanti kalau ketahuan gimana?] terkirim.Seperti itu balasan dari Arsilla, biasa dipanggil Silla. Anton menghela napas panjang saat membacanya. Dengan cepat jempolnya mengetik lagi.[Emm ... sebentar saja! Ayok lah!] terkirim.Anton masih berusaha merayu kekasihnya itu. Sang Kekasih menggigit bibir bawahnya, seraya mata fokus ke
Baca selengkapnya
Bab 2
Bab 2Lapor ke Papa Nabilla dengan napas ngos-ngosan dia berlari untuk menemui papanya. Tamam baru saja selesai mandi. Dia masih memakai baju yang sudah di siapkan oleh istrinya.  "Ini kan mau magrib? Tumben aku nggak disiapkan sarung?" ucap Tamam heran. Tapi dia tetap berpikir positif thinking kepada istrinya. Tak ada dia menaruh rasa curiga sama sekali. "Mungkin Silla lupa," ucap Tamam lagi. Dia memang tak pernah menaruh rasa curiga sama istrinya. Tamam meletakan celana yang sudah istrinya siapkan. Kemudian dia mengambil sarung di dalam lemari.  Braaakkkk .... Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dengan kasar. Seketika Tamam menoleh begitu saja. Ia melihat anak semata wayangnya itu berdiri tegak diambang pintu, napasnya terdengar ngos-ngosan di telinga Tamam. "Billa ... ngagetin Papa saja!" ucap Tamam. Dia memang terkejut. Anaknya belum menangg
Baca selengkapnya
Bab 3
Bab 3Memberi Tahu Nathan "Nathan! Keluar!" Tok! Tok! Tok! Teriak Nabilla. Napasnya terengah-engah. Tangan kecilnya terus menggedor rumah teman sekelasnya itu. Dia tak sabar pintu yang tertutup itu segera terbuka.  "Kayak suara Nabilla! Anak preman itu ngapain ke sini. Nggak sholat magrib apa dia?" ucap Nathan ngomong sendiri. Nggak habis pikir dengan teman sekelasnya itu.  Tok! Tok! Tok!  "Nathan! Cepat keluar! Bud*g atau gimana sih kamu itu?!" teriak Nabilla lagi. Dia memang tak sabar menunggu tanggapan teman sekelasnya itu. Nathan di dalam kamarnya membuang kasar napasnya.  "Astagfirullah ... siapa sih, magrib-magrib kayak gini datang ke rumah?!" tanya Razmi ngomong sendiri. Kemudian dia beranjak dan keluar dari kamarnya.  Ya, suara lantang dan melengking Nabilla, cukup mengganggu gendang telinga satu rumah ini. Razmi melang
Baca selengkapnya
Bab 4
Bab 4Memalukan "Sabar dong!" ucap Arsilla saat tangan kekasihnya sudah mulai beraksi.  "Udah nggak tahan!" jawab Anton.  "Segitunya," balas Arsilla. Kedua insan memang sedang dilanda asmara.  "Cepetan! Jangan lama-lama juga nanti Razmi curiga," ucap Anton. Napasnya semakin memburu. Dadanya semakin naik turun. Nafsunya sudah memuncak. Sudah tak sabar ingin dia luapkan.  "Iya tahu ... di rumah juga ada Mas Tamam," balas Arsilla. Tangan masih berusaha melepas bajunya. Sama saja Arsilla sendiri juga demikian. Mereka sama-sama mencari kepuasan diri.  "Makanya!" ucap Anton kemudian segera memainkan aksinya. Sedangkan Arsilla sudah mulai pasrah dan menikmati. Ya tubuh dua insan yang sedang di mabok asmara ini, sudah menempel layaknya perangko. Menikmati sentuhan demi sentuhan. Tanpa memikirkan apa-apa lagi, kecua
Baca selengkapnya
Bab 5
Bab 5Mencoba Menjelaskan "Mas, maafkan aku, aku bisa menjelaskan semuanya!" ucap Arsilla. Perempuan yang masih setengah telanjang itu, ingin mencoba menjelaskan kepada suaminya.  Tamam mendorong tubuh istrinya itu, disaat Arsilla berniat ingin mendekat. Dadanya naik turun dan napasnya semakin memburu.  "Jangan dekat-dekat! Aku jijik sama kamu!" sungut Tamam dengan nada suara yang sangat terdengar kasar di telinga Arsilla. Karena selama ini, dia memang tak pernah di perlakukan seperti itu dengan Tamam. Selama ini Tamam berusaha berkata lembut, berusaha untuk selalu menjaga perasaan istrinya.  Tapi kali ini Tamam benar-benar murka. Dia benar-benar kecewa yang sangat mendalam.  "Aoowww ...." lirih Arsilla. Dia kesakitan karena badannya baru saja membentur tembok rumahnya. Tapi Tamam tak perduli. Rasa sakit di hatinya sangatlah kuat.  
Baca selengkapnya
Bab 6
Bab 6"Kamu ngusir aku?" tanya Anton seolah tak percaya, kalau istri yang selama ini selalu bersikap lembut, detik ini bisa mengusirnya. "Apakah kurang jelas? Ok aku perjelas lagi. Itu pintu utama rumah ini dan silahkan keluar dari rumah ini!" jelas Razmi seraya menunjuk pintu rumahnya. Anton menganga sejenak, kemudian dia menelan ludah yang terasa susah. "Aku ini suamimu, dosa besar istri ngusir suami! Kamu tahu itu kan? Nggak takut dosa kamu!?" sungut Anton. Razmi seketika membelalak mendengarnya. "Dosa? Hah? Kamu masih bisa ngomong dosa? Nggak malu kamu ngomong seperti itum Kamu tertangkap basah dengan istri orang, apa itu tak dosa? Hah? Owh ... berduaan sama istri orang, apa itu pahala mamanya? Iya? Ck ck ck ck," balas Razmi. Anton menarik napasnya kuat-kuat, mengembuskan dengan kasar. "Itu tak seperti yang kamu pikirkan! Aku di fitnah, aku di jebak! Percaya sama aku!" ucap Anton, berusaha ingin meyakinkan istrinya. Mendengar itu, Razmi menyeringai kecut. Dia sungguh tak habi
Baca selengkapnya
Bab 7
Bab 7Pembelaaan Dijebak"Benar-benar memalukan," ucap Bu Laila, ibunya Razmi. Matanya menyalang murka ke arah menantunya. Kabar itu sudah menyebar ke mana-mana. Bahkan ke keluarga besar juga. Cukup membuat syok.Ya, Anton belum mau pergi dari rumah Razmi. Dia berusaha bertahan. Karena sebenarnya dia bingung mau ke mana. Karena dia sendiri juga sebenarnya merasa bersalah. Malu juga mau keluar dari rumah istrinya.Razmi masih di kamar. Dia belum mau keluar. Karena dia sudah tak mau memandang wajah suaminya lagi. Jijik dan kecewa jadi satu, itu yang Razmi rasakan."Aku dijebak, Bu!" ucap Anton. Bu Laila menyeringai kecut. Tak percaya begitu saja."Dijebak? Pandai kamu berkelit ya? Sudah banyak saksi mata, sudah kepergok secara langsung, masih bisa-bisanya kamu berkelit. Kalau si Arsilla yang kamu jebak itu mungkin. Tapi kalau kamu dijebak, itu konyol," jawab Bu Laila. Dari dalam Razmi mendengarnya.Razmi memejamkan mata sejenak, untuk menenangkan hati dan pikirannya. Air mata masih berg
Baca selengkapnya
Bab 8
Bab 8Bisik-bisik Tetangga"Aku harus cari cara! Ayo dong mikir! Aku nggak mau kalau sampai digugat cerai sama Razmi. Mau tinggal di mana aku?" ucap Anton dalam hati. Hati dan pikirannya sudah benar-benar resah. Mereka sudah menuju ke Balai Desa dengan mengendarai motor. Razmi sudah tak mau di bonceng oleh Anton. Dia benar-benar merasa jijik dengan lelaki yang masih bergelar suaminya itu. Lagian Razmi pun tahu kalau lelakinya itu belum mandi besar. Sekarang langsung menuju ke Balai Desa. Rasa perselingkuhan masih benar-benar ia rasakan. Sakit hatinya semakin dalam ia rasakan. Selama dalam perjalanan, Anton terus mencerna. Berusaha mencari jalan keluar. Masih memikirkan bagaimana caranya untuk bisa membuat semua percaya dengan apa yang akan dia katakan nanti. "Aku harus bisa membuat semua orang percaya padaku. Biar semua orang menyalahkan Arsilla saja. Aku tak mau kalau sampai di gugat cerai sama Razmi. Bisa jadi gembel aku pisah dari Razmi. Mau tinggal di mana aku? Selama ini aku k
Baca selengkapnya
Bab 9
Bab 9Siap-siap"Bikin jelek nama kampung saja!""Hooh, usir saja sudah!""Ya nggak segampang itu ngusir orang, Yu!""Kalau aku jadi Ibu Kepala Desa sudah aku usir dua orang itu! Nggak punya warga kayak mereka juga nggak rugi!""Ya masalahnya bukan kamu, Yu, yang jadi Bu Kades!""La iya ... kan aku bilang kalau aku jadi Bu Kepala Desa. Sayangnya nggak jadi Bu Kades! Bikin sepet mata aja!"Celutukan orang-orang yang hadir di balai desa, dari serius sampai bercandaan, cukup membuat keluarga yang hendak sidang, merasa semakin malu.Hanya diam dan mendengar apa-apa yang mereka katakan. Mau marah juga percuma, karena segitu banyaknya mulut orang, tak mungkin bisa dicegah untuk diam."Kenapa ramai sekali warga yang datang? Nggak punya kerjaan apa ya mereka ini?" gerutu Anton dalam hati. Melihat banyaknya warga yang datang, cukup membuatnya muak. Apalagi pembahasan mereka tentang dirinya dan Arsilla, cukup membuat hati dan pikiran menjadi panas.Bu Laila hanya bisa menahan rasa malu. Pun Raz
Baca selengkapnya
Bab 10
Bab 10Cinta Berduri"Tante, Mama sama Papa lama banget ya pulangnya?" tanya Nabilla kepada tetangga sebelah rumahnya. Tarfi'ah, biasa dipanggil Fiah.Bu Ana memang menitipkan cucunya dengan Fiah. Gadis yang sudah berumur. Berkali-kali menjalin hubungan, berkali-kali juga kandas. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk sendiri dulu. Tak mau mengejar dan tak mau juga mengenal. Pasrah dengan takdir yang akan Allah berikan.Fiah mengulas senyum tipis. Kemudian mengusap kepala Nabilla dengan lembut."Sabar ya, Sayang! Mungkin urusan mereka memang belum selesai!" jawab Fiah dengan nada lembut.Nabilla memainkan bibirnya. Hatinya tak tenang sebenarnya. Ingin sekali menyusul kedua orang tuanya. Penasaran dengan keadaan mereka.Tarfi'ah memperhatikan ekspresi Nabilla. Billa memang memainkan sepuluh jemarinya. Raut wajah tak nyaman memang terlihat di mata Tarfi'ah."Nabilla ngantuk?" tanya Tarfi'ah dengan nada pelan. Billa menggeleng pelan. Fiah melipat keningnya sejenak."Billa nampaknya tak nya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status