Semua Bab Hello Mr. Niko: Bab 1 - Bab 10
105 Bab
Bab 1 - Paris 2019
Paris, 26 Februari 2019.Malam di Paris saat itu cuacanya lumayan dingin, beberapa orang yang keluar rumah harus mengenakan baju tebal dan penutup kepala.Pada sebuah gang yang gelap ..."Aku sudah bilang ke mana pun kau pergi, aku akan selalu bisa menemukanmu wahai gadis cantik." Kata salah seorang pria bertubuh kekar, dari mulutnya keluar udara dingin.Berkali-kali dia menggerakkan tangannya, merasa dingin.Dua orang pria lainnya berdiri di sekitar Amerika yang terduduk lemas di tanah."Sudah kukatakan, akan aku bayar tapi tidak sekarang. Malam ini aku harus bekerja, besok aku akan datang ke tempatmu, bagaimana?""Ah, beritahu aku, kau akan kerja di mana?" kata si pria bertubuh kekar itu."Akan ada peragaan busana mewah, aku mendapat pekerjaan dalam seminggu ini untuk menjadi styles rambut. Percayalah padaku bukankah selama ini aku tidak pernah membohongi kalian."Katanya dengan su
Baca selengkapnya
Bab 2 - Amerika Taylor
Dari ujung kelopak matanya Niko bisa dengan mudah mengenali wajah gadis yang kini tengah menata rambutnya.Ada bekas luka goresan pada jari tangan wanita ini.Sudut bibir Niko berkedut saat dia sungguh mengenali gadis yang baru saja dia tolong dan sosok yang kini ada di sampingnya adalah orang yang sama.Amerika tampak serius, kedua tangannya lincah menata rambut Niko meski dia menahan rasa sakit di siku tangan dan jari tangannya yang tadi sempat tergores aspal.Tapi Amerika harus menahannya untuk beberapa menit saja, saat ini dia hanya fokus melayani kliennya yang sebentar lagi tampil.Aspen yang berdiri tak jauh dari Niko memperhatikan Amerika, dalam benaknya dengan kedua mata memicing Aspen berpikir kalau gadis yang tengah menata rambut Niko, apakah sama dengan gadis yang dia lihat tadi saat mobil miliknya menabraknya.Ah, tidak mungkin, gumam Aspen masih berdiri dengan tegak mengamati sekeliling ruang ganti itu.“Amerika, se
Baca selengkapnya
Bab 3 - Niko Sang Idola
“Hah!” Aspen tertawa sendiri melihat gadis yang dia bantu mengabaikannya dan pergi meninggalkan dia sendirian berdiri termangu.“Sialan, aku sudah berusaha membantunya dia malah mengabaikan aku.”Aspen meringis menertawakan dirinya sendiri.Amerika menghilang di balik pintu, dengan cepat Aspen berlari menuju panggung pertunjukan.Aspen masuk ke area panggung, suara musik keras dan suara gemuruh para penonton yang menyaksikan semua model yang tengah berjalan di atas panggung membuat Aspen harus fokus.Kini giliran Niko tengah berlenggak lenggok di atas panggung, semua penonton terkesima melihat penampilannya.
Baca selengkapnya
Bab 4 - Khawatir!
Niko masih memandangi gadis itu, dan saat itu juga dia tersadar kalau gadis yang tengah terbaring adalah gadis yang sama, penata rambut yang beberapa saat yang lalu membantunya.Niko mendesah dalam dan terlihat khawatir, kenapa gadis ini sangat berani dan rela membantunya mengorbankan dirinya.Setelah Amerika dibawa oleh mobil ambulance, Niko dan Aspen dengan cepat juga menuju mobil miliknya lalu pergi meninggalkan tempat kejadian tanpa seorang pun yang tahu kepergian mereka, karena semua orang sibuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Dengan cepat mobil ambulance sudah tiba di rumah sakit terdekat. Di depan UGD beberapa perawat sudah bersiap dengan brankar dorong. Berita perihal penembakan model terkenal di
Baca selengkapnya
Bab 5 - Donor Darah
“Ada di sini.” Teriak Niko lantang dengan tangan kanan terangkat lurus ke atas, sontak semua orang yang ada di sana menengok ke tempatnya berdiri.Sementara itu Aspen yang berdiri di sisi kanan Niko terlihat pucat, dia paham dengan apa yang dilakukan Niko.Niko lalu menatapnya saat tangannya sudah kembali turun dan seorang perawat dengan sedikit berlari mendekat ke arah mereka.“Niko ...” gigi Aspen bergemeretak saat itu juga dia sadar kalau yang dimaksud oleh Niko adalah dirinya sendiri.“Hey, jangan bilang kau masih takut dengan jarum suntik Aspen Larsen.” Goda Niko menyeringai saat mendapati perubahan wajah Aspen, pucat pasi.Niko menahan senyum melihat Aspen gugup.
Baca selengkapnya
Bab 6 - Harapan
Langkah kaki ketiganya dan suara roda brankar yang melewati lorong itu terdengar kencang malam itu. Beberapa orang yang melihatnya ikut panik dan menatap dengan rasa was-was juga meski mereka tidak tahu apa yang tengah terjadi tapi mereka berpikir pasti ada seseorang yang sedang sekarat saat ini.Sampai di depan ruang operasi Niko melepas mereka dan duduk di kursi tunggu yang dingin dengan gusar.Niko hanya bisa duduk terdiam tanpa sedikit pun bergerak, sudut kedua matanya menggenang air yang berusaha dia tahan.Sudah hampir dua jam lebih lampu itu belum juga berubah warna, saat Niko menoleh untuk memastikannya.Apa yang harus dia lakukan pada gadis itu.Bagaimana dengan keluarganya, Niko semakin memikirkannya dia semakin cem
Baca selengkapnya
Bab 7 - Kurang Nutrisi
Aspen sudah kembali seperti semula setelah istirahat beberapa jam.Setelah menyelesaikan segalanya baik administrasi rumah sakit dan kamar inap VIP yang dia pesan dua kamar, satu untuk dia dan Niko dan satunya untuk Amerika.Aspen sudah kembali ke ruangan saat itu Niko tengah tertidur pulas.“Ada apa denganmu sepupuku, tidak biasanya kau bersikap seperti ini.” Kata Aspen lirih menatap Niko dengan tersenyum kecil.Suara ponsel Aspen berbunyi, dia langsung memeriksanya.Ada banyak foto yang diterimanya dari pesan pribadi Aspen.Foto-foto itu adalah tempat tinggal Amerika yang dia minta kepada anak buahnya beberapa jam yang lalu setelah dia berdiskusi dengan Niko.
Baca selengkapnya
Bab 8 - Malaikat Tampan
Tanpa disadarinya Aspen tertidur di sofa bersama Amerika sementara Niko terbangun dan terkejut saat melihat isi ruangan kosong tidak ada Aspen di sana.Bergegas Niko bangun dari tempat tidur, dia berjalan keluar.Niko langsung menuju ruangan yang ada di sebelahnya, saat dia membuka pintu Aspen ada di sana.Niko mendengus saat menemukan Aspen, dia sudah panik sebelumnya khawatir terjadi sesuatu pada Aspen.Bukan tanpa alasan, kejadian donor danar membuatnya merasa bersalah.“Aspen bangunlah.” Niko menyentuh lengan Aspen yang tertidur dengan duduk di sofa.“Hmm ...” Aspen membuka matanya, melihat Niko sudah berdiri di hadapannya dia sedikit terkejut, kedua al
Baca selengkapnya
Bab 9 - Jangan Menangis!
“Nona, bisakah kau sedikit sopan.” Kata Aspen pada Amerika.Amerika terdiam untuk beberapa saat, dia menunduk mengapa hidupnya setragis ini. Dia hanya ingin dengan begitu semua masalah hidupnya akan terselesaikan.Tapi pada kenyataannya peluru itu justru membuatnya masuk ke dalam masalah lagi, dua orang ini tidak akan membiarkan dirinya lepas begitu saja.Lalu bayangan para penagih hutang yang selalu mengejarnya membuatnya semakin bergidik. Amerika terisak tanpa dia sadari air mata jatuh dengan deras.Aspen dan Niko bingung melihat Amerika menangis histeris.Tiba-tiba ruangan itu hening …Suara tangisan Amerika pecah.
Baca selengkapnya
Bab 10 - Salah Kamar
Di sebuah apartemen pinggiran kota Paris yang sedikit kumuh, beberapa orang pria dengan tubuh kekar dan tampan seram tengah mendobrak sebuah kamar tak berpenghuni, setelah pintu terbuka salah satu dari mereka mendengus kesal.“Sialan! Ke mana kaburnya gadis jalang itu.”Pria itu mengepalkan tinju, rahangnya mengeras.“Bro Dimitri, sepertinya dia sudah melarikan diri.” Kata salah satu anak buahnya setelah dia mengitari kamar itu.“Ah, sialan!” Pria yang disebut Dimitri itu langsung menendang sembarang benda dengan kesal.Klontang!Suara benda-benda yang jatuh ke lantai membuat keributan.Sementara di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status