Share

Bab 7 - Kurang Nutrisi

Aspen sudah kembali seperti semula setelah istirahat beberapa jam.

Setelah menyelesaikan segalanya baik administrasi rumah sakit dan kamar inap VIP yang dia pesan dua kamar, satu untuk dia dan Niko dan satunya untuk Amerika.

Aspen sudah kembali ke ruangan saat itu Niko tengah tertidur pulas.

“Ada apa denganmu sepupuku, tidak biasanya kau bersikap seperti ini.” Kata Aspen lirih menatap Niko dengan tersenyum kecil.

Suara ponsel Aspen berbunyi, dia langsung memeriksanya.

Ada banyak foto yang diterimanya dari pesan pribadi Aspen.

Foto-foto itu adalah tempat tinggal Amerika yang dia minta kepada anak buahnya beberapa jam yang lalu setelah dia berdiskusi dengan Niko.

Dahi Aspen berkerut menatap tajam pada layar ponsel lalu mendesah dalam.

Ada manusia yang bisa hidup di tempat seperti ini ternyata, gumam Aspen.

Setelah itu dia berjalan keluar.

Di ruangan pasien VIP yang ada di sebelah kamarnya Aspen dengan hati-hati mengintip dari kaca pintu, setelah itu dia membuka grendel pintu dengan pelan.

Di dalamnya Amerika masih belum sadarkan diri, terbaring di atas tempat tidur pasien dengan wajah masih terlihat pucat.

Suara mesin detak jantung, selang infus dan peralatan medis lainnya memenuhi ruangan itu.

Dengan langkah kaki pelan Aspen mendekati Amerika, berdiri tepat di depannya menatap tajam gadis berambut coklat sebahu dengan kulit putih yang terlihat pucat itu.

“Aku berharap kau segera bangun dan kembali sehat seperti semula.” Kata Aspen pada Amerika yang masih terbaring dengan kondisi kini pada bahunya terbalut perban bekas luka tembakan.

Saat itu juga suara pintu terbuka, ada seorang perawat wanita masuk sedikit terkejut saat melihat Aspen tengah berdiri di sana.

Aspen menunduk, memberi salam saat perawat itu masuk.

“Kau masih di sini Tuan?” Sapa si perawat yang ternyata salah satu perawat yang menangani Aspen saat donor dari tadi.

“Hm ...” jawab Aspen melangkah minggir memberi ruang pada si perawat.

“Bagaimana kondisinya saat ini?” tanya Aspen.

“Beruntung sekali dia bisa selamat dan kondisinya baik-baik saja.”

Jawab si perawat dengan sambil kedua tangannya sibuk memasukkan sesuatu ke dalam selang infus.

“Tapi kenapa dia belum juga sadar?” tanya Aspen lagi.

“Dia hanya shock dan tragisnya dia kekurangan nutrisi, jadi tubuhnya sangat lemas sekali. Kemungkinan malam ini atau besok dia sudah siuman. Bersabarlah!”

“Apa kemungkinan dia akan kembali normal seperti semula?”

“Hm … berdasarkan pengalamanku selama merawat pasien seperti ini dengan kondisi luka tembak biasanya butuh perawatan yang ... sedikit lama dan sabar.”

“Maksudnya?” Aspen tidak paham dengan apa yang dikatakan perawat itu, dia memperhatikan tangan si perawat yang terlihat cekatan dan lihai dengan pekerjaannya.

Jarum suntik itu lagi membuat perut Aspen sedikit nyeri, dia mencoba menahannya.

“Iya, Tuan harus merawatnya karena untuk beberapa waktu dia mungkin tidak bisa menggunakan tangannya karena pemulihan.” Perawat itu tersenyum lalu setelah selesai dengan tugasnya dia berpamitan pada Aspen, keluar ruangan.

Pemulihan dan merawatnya?

Apa?

Siapa?

Aku, Niko?

Nggak mungkin.

Tunggu, dia kekurangan nutrisi ... itu berarti dia kurang makan.

Pantas saja wajahnya terlihat tirus seperti itu.

Aspen berbicara sendiri sambil menatap wajah Amerika dengan tajam.

Sekeras apa kehidupanmu sampai seperti ini.

Aspen lalu teringat kejadian sebelumnya saat di jalanan dan lorong gedung sebelum insiden.

Tiba-tiba saja dahi Amerika berkerut, “Ma, jangan tinggalkan aku ... Ma ... Mama ...”

Amerika merintih sambil mengatakan sesuatu yang jelas terdengar oleh Aspen.

Aspen tertegun melihatnya, terdiam tak bisa berbuat apa-apa lalu dia melangkah maju saat melihat Amerika masih meracau dan dari sudut matanya mengalir cairan bening.

Dengan pelan Aspen mengelus dahi Amerika, itu adalah cara yang sering dilakukannya pada Niko selama dia bersamanya.

Jadi Aspen paham apa yang harus dia lakukan.

Tangan Aspen terasa dingin saat menyentuh dahi Amerika.

Apa yang kau impikan sampai kau seperti ini.

Aspen mendesah lagi.

Bersambung..

Note : terima kasih sudah mampir di novel pertamaku di GN, semoga teman-teman suka dengan cerita Niko, Amerika dan Aspen.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status