Aspen hanya meringis saat dia menoleh pada Niko yang terlihat kesal mendengar perkataan Aspen.
Amerika hanya bisa bengong, pria tampan berotot di hadapannya ini ternyata bisa bersikap manis juga, pikir Amerika.
“Baiklah, hari ini kau bisa pulang setelah menyelesaikan semua urusan administrasi. Dan ini ada beberapa resep obat yang harus kau minum juga agar kau cepat pulih kembali. Semoga lekas kembali sehat Nona Amerika. Ah, kulitmu sungguh bagus sekali, aku sebagai wanita iri melihatnya, di mana kau merawatnya?”
Mendengar kalimat si dokter, Amerika hanya tersenyum, sejak kapan dia perawatan kulit. Bahkan untuk biaya hidupnya saja dia kesusahan, batin Amerika yang pada akhirnya hanya meringis tanpa menjawab sepatah kata pun.
“Gadis sekarang memang selalu merahasiakan kecantikannya, bukan.” Lanjut si dokter merasa malu karena Amerika acuh padanya.
“Dokter, apa semuanya sudah beres?” tanya Aspen yang merasa kalau dokter ini sengaja ingin berlama-lama di ruangan ini dengan alasan Niko pastinya.
Aspen tersenyum canggung pada si dokter setelah berkata.
“Ok … aku sudah selesai.” Merasa diketahui apa yang sedang dipikirkannya oleh Aspen, si dokter langsung menyudahi percakapannya.
Setelahnya, dokter dan si perawat keluar ruangan, Aspen mengikutinya lalu menutup pintu kembali.
“Ah, sialan! Dokter itu sengaja ingin berlama-lama di sini.” Gerutu Aspen saat melangkah.
Niko langsung menghadang Aspen, dengan tatapan tajam dan bibirnya bergerak-gerak. Dia ingin memprotes atas perkataan Aspen tentang merawat gadis ini.
Aspen paham dengan tingkah laku Niko. Dia hanya meringis, mengangkat bahunya dan setengah berbisik pada Niko, “Kau harus baik kepadanya, kalau tidak bukankah kau yang harusnya terluka seperti dia.”
Mendengar kalimat Aspen, Niko hanya diam terpaku tanpa bisa berkata apa-apa.
Memang benar apa yang dikatakan Aspen, dia berhutang budi pada gadis ini tapi bukan berarti dia harus juga merawat gadis ini, kan.
Aspen lalu melangkah meninggalkan Niko yang masih terdiam, terpaku dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya.
“Nona Amerika. Hm … jadi, begini. Selama perawatan dan pemulihanmu, kami yang akan menjagamu jadi … kau jangan khawatir tentang semuanya.”
Perlahan Aspen berkata pada Amerika.
“Maaf, jangan panggil aku dengan sebutan Nona, aku bukan seperti apa yang kau pikirkan. Cukup panggil aku, Rika, Amerika.” Kata Amerika merasa tidak enak dengan sebutan nona pada dirinya.
Niko memandangi Aspen yang tengah berkata lembut dan manis pada gadis itu. Kenapa sepupunya itu bisa bersikap seperti itu, sejak kapan?
Niko mencibir menatap Aspen yang berusaha berbicara pada Amerika.
“Jadi, setelah ini aku akan membawamu sementara ke tempat kami sampai kau benar-benar sembuh.” Kata Aspen lagi.
“Ah, tidak perlu serepot itu. Aku bisa merawat diriku sendiri.”
“Bukan begitu Nona … “
“Amerika, panggil saja aku, Amerika atau Rika. OK!”
“Hm … baiklah! Setelah aku membereskan semua administrasinya aku akan kembali ke sini dan membawamu pulang bersama kami.”
“Sudah aku katakan, tidak perlu. Aku bisa merawat diriku sendiri.” Kata Amerika keukeuh.
“Woi, Aspen. Kenapa kau bersikeras kalau dia tidak menginginkannya. Ah … sudahlah dia memang wanita keras kepala.” Sahut Niko pada akhirnya karena kesal mendengar percakapan Aspen dan Amerika yang tidak ada ujungnya.
“Yak! Aku bukan wanita seperti itu,” teriak Amerika kesal menatap Niko dengan wajah geram.
“Niko!” Aspen melotot, Niko hanya meringis.
“Bukankah sudah jelas dia tidak mau, yah sudah jangan dipaksa. Wanita semakin dirayu oleh lelaki semakin berkepala tinggi.” Kata Niko dengan entengnya.
Aspen merasa kesal, Niko memang selalu seperti ini. Dia tidak pernah berinteraksi dengan orang maka sikap sombong dan semaunya itu memang terkadang membuat orang lain merasa kesal dan tersinggung dengan perkataannya.
“Baiklah kalau begitu, aku akan ikut bersama kalian.” Jawab Amerika kesal menatap Niko.
“Hah?”
Kini giliran Niko yang terkejut dengan jawaban Amerika. Padahal dia berharap gadis itu akan tetap dengan pendiriannya dan dia bisa bebas darinya tapi kenyataannya terbalik.
Aspen yang melihat perubahan wajah Niko langsung tersenyum.
Biasanya kalau seseorang diprovokatori oleh Niko akan berhenti dan menyerah akan tetapi Amerika justru sebaliknya.
Untuk pertama kalinya Aspen tersenyum lebar melihat raut wajah Niko yang terlihat kesal dengan apa yang dikatakan Amerika.
“Dasar wanita tidak konsisten.” Celetuk Niko menjatuhkan dirinya ke sofa dengan kesal.
“Eh, apa katamu?” Amerika berusaha turun dari tempat tidur, melihat reaksi Amerika. Dengan cepat Aspen mencegahnya.
“Nik, bisakah kau menahan diri. Dia masih dalam keadaan shock. Kau jangan memprovokasinya.” Sambil memegang lengan tangan Amerika, Aspen menoleh pada Niko.
Melihat pemandangan tersebut, ekspresi Niko langsung berubah lagi.
Ada apa dengan Aspen?
Kenapa dia terlihat sangat ingin menjaga gadis itu ….
Sementara Aspen, saat dia melihat tatapan Niko pada dirinya, dia baru sadar kalau wajahnya dan wajah Amerika kini sangat dekat bahkan dia bisa merasakan udara yang berhembus dari hidung gadis dihadapannya mengenai pipinya.
Saat itu juga Aspen menoleh, dia bertatapan dengan Amerika sangat dekat sekali hanya berjarak satu ibu jari.
Bersambung ...
Merasa canggung buru-buru Aspen menarik diri menjauh dari Amerika, setelah posisi aman dia langsung menarik napas panjang dengan perlahan. Wajahnya memerah, Niko menangkap basah perubahan wajah Aspen yang tak biasa.Amerika masih tertunduk merasa malu, untuk pertama kalinya dia sedekat itu dengan seorang pria yang baru saja dia kenal.Pipinya merona terasa panas, meski begitu dia tetap wanita yang punya rasa juga terhadap lawan jenis jika sedekat itu. Apalagi Amerika belum pernah sekalipun sedekat itu dengan para pria.Selama ini Amerika sibuk dengan bekerja untuk mencari uang. Dia tidak pernah memikirkan tentang perasaan atau berteman dengan para pria selama hidupnya.Sungguh memalukan, batin Amerika. Kenapa dia terlalu mencolok dan canggung seperti ini.
Saat Aspen sudah selesai mengurusi semua administrasi rumah sakit, dia sedang berjalan menuju ruang pasien, seseorang menyapanya, “Hai, tunggu!”Aspen berhenti dan menoleh, sosok wanita tengah berjalan ke arahnya dengan tersenyum.“Eh?”Aspen menggaruk kepalanya merasa bingung dengan senyuman wanita itu.Ternyata dia dokter yang menangani Amerika, Aspen baru menyadari saat mereka sudah dekat satu sama lainnya.“Kau masih punya hutang padaku?” kata dokter wanita itu pada Aspen.Raut wajah Aspen terlihat bingung lalu berkata, “Hutang apaan?” tanya Aspen.“Tanda tangan super modelmu it
Ketiganya berjalan keluar gedung rumah sakit, Aspen yang tak tega melihat Amerika berjalan di sisinya segera membantunya. Tangan Amerika menggamit lengan Aspen dengan kuat, seperti ini membuatnya lebih baik dari sebelumnya.Meski terlihat sehat tapi bahu Amerika masih terasa nyeri dan itu membuatnya tidak nyaman setiap kali dia bergerak.Sambil menahan sakit, meringis sesekali Amerika masih bisa menahannya.Saat sudah sampai di parkiran belakang gedung, Aspen dengan cepat menekan tombol kunci otomatis pada mobil Porsche warna hitam yang terlihat mencolok.Amerika tertegun sesaat, menatap takjub mobil mewah di depannya. Benarkah dia akan naik mobil ini? Seumur hidupnya baru kali ini dia mencoba merasakannya.Amerika menatap As
Saat itu juga suara panggilan telepon berdering dari dalam saku pakaian Niko.Mom Calling …Secepat kilat Niko melempar ponsel miliknya ke Aspen.Seperti sudah biasa dengan kebiasaan Niko, Aspen menangkap ponsel itu dengan cepat dan tepat mendarat di tangannya.“Hallo … Yang Mulia … saya Aspen.”“ASPEN … MANA ANAKKU.”Suara teriakan dari ujung telepon dapat di dengar oleh semua orang termasuk Amerika yang sudah berdiri dengan mulut terbuka.“Pangeran Niko …” jawab Aspen lalu menatap Niko.Dengan cepat Niko
Satu minggu telah berlalu …Amerika memutuskan untuk kembali ke rumahnya setelah dia yakin kalau dirinya sudah baik-baik saja.Kini yang ada dibayangannya adalah para penagih hutang yang akan menghajarnya atau bahkan membunuhnya.Memikirkan hal itu membuat Amerika bergidik ngeri.“Apa kau sudah siap Nona?” tanya Aspen saat dia keluar dari kamar dan melihat Amerika tengah duduk di sofa ruang tengah.Niko masih tertidur pulas setelah beberapa hari melakukan pekerjaan padatnya dan beberapa hari juga ketegangan antara Niko dan Amerika berkurang.Niko dan Aspen hampir setiap hari kembali ke rumah lewat tengah malam dan Amerika sudah tertidur, pun dengan
“Jadi, aku harus tinggal bersama kalian di sini?”Tanya Amerika lagi, lebih tepatnya menegaskan pertanyaannya.“Yups!”Jawab Aspen singkat lalu tersenyum.“Karena Niko tidak suka dengan orang yang terlambat, dengan kau tinggal di sini itu akan memudahkan semua pekerjaanmu tanpa harus bolak balik ke rumah lalu datang ke sini. Poin pertama pekerjaan utama kamu adalah membantu semua keperluan Niko, baik menyiapkan sarapan, pakaian dan segala hal keperluannya. Kedua, kau juga harus menemaninya kemanapun dia pergi selama jam kerja dan kalau ada pekerjaan di luar jam kerja kami akan memberikanmu bonus, sesuai yang tertera di pasal kedua. Selanjutnya semua hal yang berkaitan dengan kehidupan pribadi Niko tidak boleh disebarluaskan, ji
Mendengar teriakan Niko dari dalam kamar mandi, Aspen dengan cepat langsung berlari.Beberapa saat yang lalu tiba-tiba lampu padam, Niko tengah berada di dalam kamar mandi.Saat pintu dibuka, Niko tengah terduduk di lantai dengan lemas, kedua tangan mendekap kakinya, wajahnya tertunduk dia seperti kehilangan kendali. Aspen menyalakan lampu pada ponsel pribadinya agar Niko bisa melihat cahaya dengan jelas.Tubuhnya yang setengah telanjang dalam keadaan basah kuyup.Jantungnya naik turun, Aspen dengan cepat juga membawa Niko keluar dari kamar mandi.Amerika yang melihat kondisi Niko berubah menjadi terkejut, dia berdiri di luar dengan masih tercengang.Aspen sudah membawanya ke dala
Amerika sudah tiba di rumahnya, saat membuka pintu dia langsung terkejut melihat semua isi rumahnya berantakan.Menghela napas panjang Amerika masuk dengan berjalan sedikit berjinjit, berusaha menghindari beberapa barang miliknya yang masih layak pakai agar tidak rusak terinjak olehnya.Wajahnya berubah sedih saat dia berusaha membereskan satu persatu barang-barang miliknya yang berserakan semuanya.Memang kamar berukuran kecil itu tidak terlalu ada banyak barang akan tetapi semua barang ini juga masih terpakai olehnya.Buku-buku yang dia beli rusak parah padahal buku itu adalah buku panduan cara merawat rambut dan seni memotong rambut yang dia beli dengan menabung beberapa bulan lamanya dari hasil kerja kerasnya.Tidak bisa