All Chapters of Hello Mr. Niko: Chapter 21 - Chapter 30
105 Chapters
Bab 21 - Bella William
Aspen sedang berada di sebuah ruangan bersama Niko dan Caesar, salah seorang anak buah Aspen.“Bagaimana hasilnya? Apa kalian sudah menemukan Bella?” tanya Niko pada keduanya.“Beberapa hari yang lalu kami menemukannya sedang menginap di sebuah hotel tak jauh dari tempat kejadian penembakan. Tapi keesokan harinya dia sudah tidak berada di sana.”Jelas Caesar pada Niko.“Aku pikir dia tahu kalau sedang kita awasi.” Ujar Aspen duduk dengan gelisah tangan kanannya mengepal.“Aku harap kita bisa segera menemukannya sebelum acara berlangsung. Aku ingin dia ditangkap secepatnya dan kita bawa pulang.”Niko meremas tangannya sendiri saat ber
Read more
Bab 22 - Bawa Niko Pulang Secepatnya
Di istanah Rosen – Kediaman keluarga William.Nenek sudah duduk di meja makan saat menjelang makan malam. Beberapa anggota keluarga juga sudah berdatangan.Malam ini nenek mengundang semua keluarga besar untuk makan malam, sudah lama sekali mereka tidak berkumpul bersama.Alan William dan Lisa Hansen, kedua orang tua Niko duduk berdekatan dengan nenek. Mereka terlihat panik, karena malam ini Niko lagi-lagi absen untuk menghadiri acara ini.Adrian William berserta keluarganya juga sudah berada di sana.“Yang Mulia, kami sudah hadir semua. Ada apakah mendadak mengundang kami untuk jamuan makan malam hari ini.” Tanya Alex pada neneknya yang duduk di kursi kepala keluarga.
Read more
Bab 23 - Tidak Bisa Bernapas
Aspen dan Amerika sudah berada dalam mobil yang dikendarai oleh Caesar.Amerika menatap lurus ke depan, memperhatikan Aspen dari belakang yang duduk di sebelah anak buahnya.Mobil ini berbeda dengan mobil yang kemarin dia naiki saat kembali dari rumah sakit.Diperhatikan cukup lama oleh Amerika, Aspen merasa ada sesuatu dia bertanya, “Apa yang sedang kau pikirkan, Ameerika?”Mendengar pertanyaan Aspen membuat Amerika sedikit terkejut karena dia juga tanpa sadar sudah terlalu lama memperhatikan pria itu, semenjak masuk dalam mobil tadi.“Eh, tidak … hm … “ Amerika menjawab dengan gugup dan pipinya merona karena merasa malu.Aspen yang melihat e
Read more
Bab 24 - Sungguh Memalukan!
“Maafkan aku!”Kata Amerika setelah sampai di atas dan turun dari gendongan Aspen. Wajahnya terlihat merah merona, napasnya terengah-engah.Amerika menunduk sengaja menutupi wajahnya agar tidak terlihat oleh Aspen. Pasti bisa dia bayangkan saat ini warna wajahnya seperti udang rebus. Memikirkan hal itu membuat perutnya terasa sakit.Amerika merutuki dirinya sendiri karena malas berolahraga, seandainya dia tidak malas mungkin tidak akan terjadi insiden seperti barusan.Aspen hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku Amerika yang menurutnya terlihat manis sekali.“Amerika jangan merasa sungkan, aku tahu kamu belum terbiasa. Jangan merasa malu seperti ini. Anggaplah aku tidak pernah menggendongmu. Ayo kita mas
Read more
Bab 25 - Alex William
Alex menggebrak meja saat tiba di rumahnya, dadanya kembang kempis, matanya melotot lebar, dia mendidih karena marah.Perkataan nenek membuatnya kesal, dia harus mengormati naneknya karena bagaimana pun nenek masih ratu di istanah Rosen.Jadi kalau dia mau dianggap sebagai manusia di sini Alex akan melakukan apa pun untuk menyingkirkan Niko.Alex selalu merasa bahwa dirinyalah yang berhak menjadi penerus keluarga dan dinobatkan sebagai putra mahkota. Seandainya saja kedua orang tuanya tidak melakukan kesalahan sudah pasti Alex tidak akan diperlakukan seperti ini.Amina masuk ke dalam saat melihat tangan Alex merah dia langsung panik dan mendekati putranya.“Alex apa yang kau lakukan? Kalau kau kesal bukan berarti kau bi
Read more
Bab 26 - Titah Nenek
Caesar berjalan menghampiri Aspen dan Niko yang berdiri di balkon lantai satu keduanya terlihat serius dengan posisi memandang jauh. Keduanya terlihat rapi mengenakan setelan jas Aspen berwarna abu-abu sementara Niko berwarna biru dongker. Kali ini rambut Niko terlihat rapi disisir ke belakang, diolesi gel rambut beraroma vanila, terasa manis. “Kenapa kau tidak membangunkan Amerika untuk membantumu.” Tanya Aspen pada Niko. Posisi keduanya hampir sama, berdiri menatap pemandangan jauh di sana dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Seandainya saja Niko tidak berambut gondrong pasti orang yang melihat mereka berdua akan mengatakan kalau mereka adalah saudara kembar. Niko melirik sejenak dengan wajah dinginnya, sejak tadi dia membayangkan situasi di istana saat dia sampai di sana nanti. Sudah hampir set
Read more
Bab 27 - Alex Berulah
Nenek yang mendengar perkataan Niko sedikit kesal, tapi nenek menahan emosinya. Dia tidak ingin memperlihatkannya kepada semua anggota keluarga di sini, Terutama kalau sampai Alex melihatnya memarahi Niko. Alex akan semakin percaya diri untuk merebut apa yang sudah dia berikan pada Niko. Nenek mendesah lalu berkata, “Kau haru tenang Niko, aku tidak menyuruhmu segera menikah tapi segeralah menetapkan pilihan. Kalau kau belum siap saat ini, aku kasih waktu beberapa bulan lagi, setidaknya kau harus ingat bahwa calon Putra Mahkota harus sudah punya pendamping. Apa kau paham?” Niko yang mendengar suara lembut neneknya menjadi sedikit tenang. Lisa yang duduk di depan Niko menatap putranya itu, dengan wajahnya dan juga tatapan matanya memberi saran pada putranya untuk tidak berkata lagi.
Read more
Bab 28 - Sebuah Ancaman
Semua mata kini tertuju pada Niko setelah memeriksa ponsel mereka masing-masing. Nenek menatap Niko dengan geram, selama ini dia sangat mempercayai Niko. “Niko, bisa kau jelaskan semua ini pada Nenek?” Niko masih bersikap tenang dan tersenyum lebar. Bukannya takut atau merasa bersalah dia justru membalas dengan senyuman. Membuat nenek dan lainnya menjadi bingung. Kenapa Niko malah tertawa lebar bukannya takut atau … “Nenek, apa kau mudah percaya dengan foto itu. Sekarang jaman canggih, semua foto bisa direkayasa. Aku adalah seorang model di luar sana, super model. Ada banyak penggemar dan wanita yang ingin bersamaku. Kalau nenek tidak percaya, nenek bisa bertanya langsung pada Aspen, dia tidak pernah sekalipun meninggalk
Read more
Bab 29 - Dia Bukan Putriku
Alan mendesah lalu berdiri menghampiri anaknya, “Kau berhati-hatilah, jaga sikapmu. Jangan membuat orang lain kesal.” Perkataan ayahnya hanya diterima Niko dengan ekspresi wajah dingin. Sejak dulu ayahnya ini tidak pernah bersikap hangat kepadanya.Sebenarnya Niko merasa kalau ayahnya terlalu lemah dan tidak pernah bisa mengambil keputusan atau bertindak sebagai ayah semestinya untuk dirinya.Niko mengepal tinjunya kuat-kuat, menahan emosi. Ketika Lisa melihat perubahan ekspresi Niko, dia pun ikut berdiri menghampiri Niko.Meski tidak ada yang bisa dia lakukan, Lisa hanya menatap Niko dari dekat, sudut bibirnya tertarik, dia tersenyum lalu mengedipkan kedua matanya.Aspen dan ketua pelayan yang melihat ketig
Read more
Bab 30 - Terdesak
Setelah mendengar bahwa ayahnya dalam bahaya Amerika bergegas keluar dari rumah dengan keadaan linglung. Dia tidak tahu harus berbuat apa.Saat dia sudah berada di luar rumah, sebuah pesan masuk.Amerika segera memeriksa, pesan dari lelaki yang dia kenali, ada alamat di sana.Amerika langsung saja berlari berusaha keluar, lalu seseorang yang diperintahkan oleh Aspen dan Niko untuk menjaga rumah mendekati Amerika saat dia melihat gadis itu berlari dengan wajah panik.“Nona apa yang terjadi, ada yang bisa saya bantu?” kata Caesar.“Apa kau bisa mengantarku ke tempat ini sekarang juga.” Amerika memperlihatkan ponselnya pada Caesar.Saat Caesar melihat alamat i
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status