Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku

Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku

Oleh:  Nur Hayati  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.7
3 Peringkat
115Bab
14.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Aleena bingung karena sang suami tiba-tiba begitu "panas" di suatu malam. Dan ternyata ... ia menghabiskan malam dengan Gala--kembaran sang suami yang tak pernah ia tahu. Aleena ingin mengubur kejadian kelam ini rapat-rapat. Namun, mengapa Gala terus menghujaninya dengan kehangatan yang tak pernah suaminya berikan? "Aku jauh lebih baik dibanding suamimu, Sayang," bisiknya dengan nada rendah mendominasi.

Lihat lebih banyak
Satu Malam Bersama Kembaran Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zaid Zaza
Kerreen Bangeett! Rugi kalau nggak baca! izin promo ya Thor! Mampir yok di novel, "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2024-02-07 23:30:05
1
user avatar
Nur Hayati
Hallo, readers. Selamat membaca karyaku yang ketiga di gn. Semoga kalian suka ... love you sekebon ...
2023-11-21 11:55:53
1
user avatar
yovita setia
penasaran untuk cerita selanjutnay
2024-01-11 01:41:51
2
115 Bab
Bab 1
Aleena melangkahkan kaki dengan wajah lelah setelah mengadakan party bersama teman-temannya hingga larut malam. Dia terburu-buru pulang karena tidak ingin Galuh suaminya menunggu. Dia membuka pintu dan mendapati rumahnya masih kosong. Wanita cantik itu pun mengambil ponselnya di dalam tas."Sial!" umpatnya ketika melihat ponselnya mati total karena dijatuhkan oleh temannya ketika party.Wanita cantik pun berinisiatif untuk membersihkan diri serta memakai pakaian seksi. Dia berpikir, pasti suaminya pulang beberapa menit lagi. Seperti malam yang sudah-sudah di saat sang Suami sedang lembur bekerja.Dia mulai menggunakan parfum yang disukai suaminya, malam ini wanita itu sudah siap untuk memuaskan Galuh di atas ranjang. Sudah sekitar tiga puluh menit menunggu, tapi pria yang ditunggu-tunggu tidak datang juga. Aleena mulai mengantuk, tapi sebelum istirahat. Wanita itu pergi ke dapur terlebih dulu untuk meminum segelas air putih. Setelah itu, dia hendak kembali ke kamar. Namun, dia mendeng
Baca selengkapnya
Bab 2
"Sayang, kamu handle dulu orang tuaku. Aku mau ke kamar mandi," kata pria itu terlihat ketakutan. Tidak banyak bertanya lagi, Aleena hanya bisa menghela napas panjang, lalu mengembuskan secara perlahan. Wanita cantik itu melangkahkan kaki untuk menemui kedua mertuanya yang masih asik mengambil beberapa makanan ringan."Ma, Pa!" sapa Aleena pelan."Aleena!" Dira menyapa kaget. "Kamu sama siapa ke sini? Di mana Galuh?" tanya Fathan melihat ke sekeliling, tapi Galuh anaknya tidak kelihatan juga."Mas Galuh ke kamar mandi, Pa. Mungkin nanti ke sini," sahut Aleena memberikan senyuman.Kedua mertuanya terlihat buru-buru, jadi mereka pamit pergi terlebih dahulu. Meskipun Aleena mencegah agar menunggu kehadiran suaminya, tapi mereka menolak secara halus."Kapan-kapan Mama dan Papa pasti main ke rumah kalian, untuk sementara waktu kita masih banyak pekerjaan." Dira menjelaskan. "Oya, apakah Gala sudah pulang ke rumah yang kamu tempati?" tanya Dira setelahnya.Aleena menatap bingung, lalu me
Baca selengkapnya
Bab 3
Aleena sungguh terkejut dengan pemandangan yang ada di hadapannya kali ini. Dia tidak tahu harus berbicara apa. "Ayo, Sayang. Kita masuk? Kenapa hanya bengong di sini saja?" tanya pria tampan yang lebih familiar di pandangan Aleena.Setelah meyakinkan diri, wanita itu pun mengajak pria yang diyakini suaminya itu masuk. Dia masih bingung, tapi tidak bisa berkata apa pun lagi. Hanya bisa menyesal karena tidak bisa mengetahui mana suaminya yang asli. Wanita itu terus memperhatikan, dari segala sikap pria itu lebih pantas disebutnya suami. Dari pada pria yang tiga hari terakhir menemani hari-harinya."Kenapa ponselmu mati?" tanya Galuh yang baru pulang dari luar kota. Wajahnya terlihat kesal karena selama di luar kota, Aleena tampak mengabaikan pesan darinya."Maaf, Mas. Ponselku rusak, belum diservis." Aleena menjawab dengan gugup."Hey! Adik kembarku yang tampan, rupanya kamu baru saja pulang!" teriak pria yang memiliki dagu lebih lebar sedikit tersebut. Wajah mereka memang mirip, hing
Baca selengkapnya
Bab 4
Gala mengusap pipi kanannya dengan lembut, lalu tersenyum manis. "Ini adalah hadiah terindah yang aku dapatkan setelah semua yang terjadi pada kita tiga hari terakhir ini." Bibirnya tersenyum puas. "Jangan lagi kamu ungkit apa yang telah terjadi pada kita tiga hari terakhir ini. Sungguh menjijikkan!" seru Aleena meringis. Dia meludah sedikit ke arah samping, lalu kembali menatap pria di hadapannya."Kamu sudah membuatku candu," kata Gala mengucapkan perkataan yang tidak pantas sebagai kakak ipar. "Diam! Aku tidak ingin mendengarkan omong kosong darimu!" hardik Aleena kesal. Tidak menutup kemungkinan, dia merasakan hal yang beda ketika bersama Gala. Namun, setelah mengetahui dibohongi. Ada perasaan malu dan marah pada kakak iparnya itu."Kamu gak usah menyembunyikan semua dariku, Aleena. Kamu menyukaiku 'kan?" Sorot mata wanita cantik itu terlihat jujur, hingga Gala bisa menangkap semua cinta dalam hati Aleena untuk dirinya."Yang kucintai hanya suamiku saja, bukan kamu!" ucap Aleen
Baca selengkapnya
Bab 5
Dengan refleks Aleena membuang kembali kotak berwarna cokelat tersebut, lalu dengan gugup menjawab, "Bukan apa-apa, Mas. Hanya kotak bekas penyimpanan garam, sudah usang jadi aku beli yang baru." "Oh! Semua makanan sudah siap, 'kan? Kita makan sekarang, setelah itu kita pergi." Hanya itu yang disampaikan Galuh dan berlalu pergi meninggalkan Aleena yang masih berdiri terpaku di samping tempat sampah yang memiliki tinggi 66 cm. Agar suaminya tidak menunggu lama, dua segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Galuh. Dia segera menghidangkan makanan lezat yang sudah dimasak di atas meja makan. Tatapannya melirik sebentar pada sang Suami yang masih sibuk dengan ponsel genggamnya. Bahkan, di saat Aleena kerepotan begini pria itu tetap cuek. Berbeda dengan saudara kembarnya yang selama tiga hari membantu wanita meskipun sekedar menata makanan yang selesai dimasaknya."Semua sudah selesai dihidangkan, Mas. Mari kita makan," kata Aleena, tapi pandangan Galuh masih tetap menatap layar ponsel
Baca selengkapnya
Bab 6
Semua atensi tamu undangan kini tertuju pada Aleena yang ternyata tidak bisa berenang. Semua orang mulai berteriak agar ada yang mau membantu, tapi Galuh sendiri sebagai suami terlihat acuh tak acuh. Beruntung Gala yang memang ikut hadir di acara tersebut langsung melompat untuk menolong wanita cantik itu. Dia mulai menggendong Aleena ala bridal style setelah keluar dari dalam kolam renang, lalu meletakkan wanita itu di sebuah kursi panjang untuk diselamatkan.Gala awalnya mengecek napas Aleena, kemudian melakukan serangkaian pertolongan pertama untuk orang tenggelam. Beruntung wanita cantik itu bisa diselamatkan, dia mulai membuka mata sembari menutup tubuhnya dengan jas yang diberikan pria yang saat ini sedang memandang lekat wajahnya."Kamu apakan istriku?" tanya Galuh sembari mendorong tubuh Gala, saudara kembarnya. Pria tampan tidak berbicara apa pun, hanya bisa berlalu pergi begitu saja karena tidak ingin terjadi pertengkaran dengan saudaranya di hadapan umum."Kamu gapapa 'kan,
Baca selengkapnya
Bab 7
Pipi yang awalnya merona karena blush on kini harus memerah karena sebuah tamparan dari suaminya. Hal itu memang sudah biasa Aleena terima, tapi untuk sakit yang dirasa masih tetap saja. Ada niatan untuk menyerah, tapi dia tidak kuasa melakukan semuanya. Wajah Aleena tertunduk, tidak berani menatap Galuh yang masih dengan amarah yang sama."Lain kali kalau aku bicara, jangan membantah! Kamu tahu sendiri 'kan, aku tidak suka dibantah!" hardik Galuh masih kesal dengan Aleena.Wanita yang masih mengenakan pakaian basah itu hanya menganggukkan kepala, kali ini bibirnya tidak berani lagi membuka suara. Semua harus diterima dengan sabar serta berusaha untuk bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa."Sekarang kamu boleh masuk, terserah mau ngapain aja di dalam rumah. Yang jelas, malam ini aku tidak ingin melihat wajahmu di tempat tidur kita," ujar Galuh mengingatkan. Memang sudah menjadi kebiasaan pria itu untuk menghindar dari sang istri ketika hatinya sedang kacau dan amarahnya masih b
Baca selengkapnya
Bab 8
Aleena masih memikirkan maksud dari isi kotak yang dibuka semalam. Bahkan fokusnya menjadi terganggu pagi ini, dia sampai salah memasukkan gula ke dalam teh hangat yang akan diminum Galuh. Seperti biasa, sebelum berangkat ke kantor. Suaminya terbiasa menyeduh teh setelah sarapan. "Mas Galuh apa masih marah padaku ya?" pikirnya ketika selesai menyiapkan sarapan di atas meja makan. Suaminya belum juga ada di kursi, padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah enam. Ingin rasanya Aleena pergi ke kamar untuk membangunkan sang Suami, tapi dia masih khawatir Galuh masih marah padanya perihal semalam. Setelah penuh dengan pertimbangan, akhirnya Aleena duduk di kursi menunggu suaminya datang. Tidak butuh waktu lama, hanya berkisar enam menit saja. Galuh datang dengan memakai kemeja putih dibaluti jas berwarna silver di luarnya.Pria itu tidak menatap wajah Aleena sedikitpun, juga tidak menyapa sang Istri. Itu tandanya masih ada sisa amarah yang sedang disimpannya. Sebagai seorang istri y
Baca selengkapnya
Bab 9
Tubuhnya mulai meringkuk ketakutan, berusaha untuk menghindari pria yang terlihat seperti singa kelaparan."Kamu harus mengikuti apa yang aku mau," ujar Gala dengan tatapan sengit.Aleena tidak mungkin berteriak, sebab ancaman yang sudah diberikan oleh kakak iparnya. Dia tidak berani mengambil resiko akan terus disiksa oleh Galuh jika tahu dirinya telah melakukan hubungan terlarang dengan Gala. "Aku mohon, jangan ...," rengek Aleena mengharapkan belas kasihan.Gala tidak memperdulikan Aleena, justru pria itu semakin mendekat dan ingin segera membuka pakaian wanita cantik yang sedang ketakutan itu. "Jangan, Gala. Please!" Aleena terus memohon. Namun, hasrat yang dimiliki Gala tidak dapat tertahan lagi. Dia tidak peduli dengan air mata Aleena yang telah membasahi pipi."Jangan takut, Sayang. Aku tidak akan pernah menyakitimu, tenang saja. Oya, aku juga mau berterima kasih padamu. Soalnya kamu bisa mengenaliku tanpa tertukar lagi seperti awal kita bertemu," ujar Gala tersenyum lebar.W
Baca selengkapnya
Bab 10
Netranya sudah tinggal lima watt, Aleena ngantuk berat. Namun, masih tidak memiliki keberanian untuk kembali ke kamar yang kemungkinan besar Gala masih ada di sana. "Apa harus aku tidur di dapur?" pikirnya melihat ke sekeliling dapur. Tempat yang bersih, tapi Aleena tidak yakin akan nyenyak tidur di sana.Dengan berat hati, Aleena harus kembali ke ruang tamu agar bisa istirahat di atas kasur yang empuk. Perlahan wanita cantik itu membuka pintu kamar, lalu memperhatikan ke sekeliling. Langkah pertamanya pergi ke balik lemari, siapa tahu saja Gala masih bersembunyi di sana. "Ke mana perginya dia?" pikir Aleena heran. Dia harus memastikan kakak iparnya benar-benar tidak ada di kamar itu. Dengan teliti Aleena memperhatikan setiap sudut kamar, akhirnya wanita cantik dengan rambut terurai bisa bernapas lega. Dia bersyukur karena telah terlepas dari Gala, tapi Aleena tidak berani untuk memakai pakaian piyama malam ini. Aleena memejamkan mata, lalu terlelap dalam tidurnya.***Gala masih
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status