"Menikah denganmu?!" Qeiza Noura syok. Setelah putus dari pacarnya, Arlando sang sahabat masa kecil tiba-tiba menawarkan sebuah pernikahan. Periodenya hanya satu tahun dan keduanya boleh mencari cinta sejati di masa itu. Lantas, mungkinkah, pernikahan yang berlandaskan perjanjian akan berakhir sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau justru benih-benih cinta mulai timbul di hati keduanya?
View More"Serius sekali, memangnya mau bicara apa?" tanya Papi naik ke atas tangga. Melihat wajah suaminya yang nampak lelah, mami mengurungkan niatnya. "Hanya masalah tentang putra kita. Besok saja kita bicaranya.""Kenapa lagi dengan putra kita itu?! Bikin masalah apa lagi dia?!"Mami terdiam, berjalan di belakang suaminya menaiki tangga dengan pikiran yang bingung, darimana dan bagaimana harus memulai bicara. Sementara itu, pasangan suami istri yang baru saja selesai mandi sedang duduk di atas tempat tidur bersandar di kepala tempat tidur."Qei," panggil Arlando."Mmm,,," gumam Qeiza tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel serta tangan sibuk membalas beberapa pesan. "Tentang kita ,,,,""Tentang kita, maksudnya?!" tanya Qeiza menoleh pada suaminya. "Perjanjian itu."Sesaat Qeiza terdiam, mencerna kalimat Arlando. "Maksudmu, perjanjian pernikahan kita itu?!""Iya," jawab Arlando. "Mau kamu bagaimana?!" "Kok mau aku bagaimana sih?!" tanya Arlando tak suka. "He-he. Iya dong, mau
Jauh dari pulau, di dalam sebuah apartemen terlihat Damar sedang bersitegang dengan Ririn. "Gugurkan kandunganmu!" "Gugurkan?!" tanya Ririn tak percaya. "Kau gila! Ini anakmu!" Ririn menatap nyalang Damar."Cuih!" Damar membuang saliva. "Kau yakin itu anak gue?!""Iya, ini anakmu!" "Kau, wanita murahan!" tunjuk Damar pada Ririn. "Darimana loe tahu itu anak gue, hah?! Setiap hari loe tidur dengan banyak pria!" tuduh Damar sarkas."Apa kau bilang?""Leo, wanita murahan!" Damar mengulang kalimatnya tak kalah sewot."Brengsek kau!" Ririn mengambil vas bunga yang tak jauh dari tempatnya berdiri.Prang!Vas bunga pecah berserakan di lantai setelah terlebih dahulu menghantam daun pintu."Wanita sialan!" Damar semakin tersulut emosi.Ririn tak hanya berhenti di situ saja. Lemparan vas bunga tidak mengenai Damar, sekarang di ambilnya asbak dari atas meja kemudian langsung dilempar ke arah Damar.Prang!Pecahan asbak berserakan di lantai setelah mengenai daun pintu karena Damar dengan cepat
Qeiza meringis. "Sakit.""Apanya yang sakit?!" tanya Arlando cemas melihat tubuh istrinya dari atas sampai bawah.Qeiza nampak ragu, tapi kemudian tangannya meraba selangkangan. "Di sini yang sakit. Sewaktu tadi berlari, bagian ini sakit," Qeiza menunduk melihat ke area sensitifnya. "Selangkanganku sakit."Arlando garuk-garuk kepala tak gatal. "Oh, di situ."Qeiza meringis. "Sakit banget Arlando.""Aku harus bagaimana?" "Aku tidak bisa jalan," rengek Qeiza manja. "Gendong.""Bilang saja minta digendong, pake alasan sakit segala!" Arlando langsung mengangkat tubuh istrinya. "Pegang leherku agar kamu tidak jatuh."Qeiza dengan sigap langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Arlando. Wajah meringis dan rengekan berubah menjadi senyum manis."Manja," ledek Arlando menggoda istrinya.Qeiza mencubit dada Arlando. "Bukan manja, tapi memang benar-benar sakit! Gara-gara kamu, aku jadi sakit.""Kok gara-gara aku?!" "Iya!" Qeiza tak mau kalah. "Kalau kamu tidak minta jatah terus menerus,
Melihat gelagat aneh dari suaminya, Qeiza langsung menghindar. "Aku tidak mau bercinta lagi! Pinggangku hampir copot.""He-he. Kamu yang membuat aku menjadi kecanduan!"Qeiza cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi lagi setelah mengambil pakaian yang akan dipakai jalan-jalan di pantai. Terdengar Arlando tertawa terbahak dari luar kamar. "Ha-ha-ha.""Dasar gila! Masa terus-terusan minta jatah. Pinggangku rasanya mau copot begini," gerutu Qeiza dari balik pintu kamar mandi.Angin pantai dan suara debur ombak yang saling bersahutan menyambut kedatangan Arlando dan Qeiza ketika akan makan siang di tempat khusus terbuka yang mengarah ke arah pantai. Masih ada beberapa tamu undangan yang juga ikut menginap di pulau membuat hati Qeiza dan Arlando menjadi tenang. Bahkan acara makan siang terasa begitu meriah karena semua berkumpul bersama.Setelah beberapa saat menyantap setiap hidangan yang telah disediakan, Arlando tidak melihat tuan rumah ikut bergabung akhirnya memberanikan diri bertanya
Gloria juga melakukan hal yang sama. Tatapannya jatuh pada hamparan laut yang terbentang luas di depan mata."Kapan loe pulang?!" tanya Evan. "Entahlah, gue masih betah tinggal di sini. Itu juga kalau loe tidak keberatan gue tinggal di sini.""Tentu saja tidak. Loe bebas mau tinggal berapa lamapun di sini," ujar Evan. "Gue pulang juga tidak tahu apa yang harus gue kerjakan di sana. Keinginan jadi model hanya angan belaka. Banyak gadis muda yang jauh lebih segar di bandingkan gue. Apalah gue yang sudah tua begini."Evan mengalihkan pandangannya dari laut melihat ke Gloria. "Hello, ada apa dengan loe?!"Gloria menghela napas. "Gue merasa tidak percaya diri."Evan tertawa terbahak. "Ha-ha-ha. Selama gue kenal loe, baru kali ini gue melihat loe tidak percaya diri."Selagi mereka berdua asyik berbincang, terdengar langkah suara sepatu datang mendekat. "Bos!"Evan mendongak melihat salah satu pelayannya. "Ada apa?!" Pelayan tersebut memberikan ponsel. Evan bangun dari duduk, mengambil
Aliran darah yang mengisi setiap urat yang menjalar dalam tubuhnya terasa bergejolak ketika Arlando dengan lembut melumat bibirnya sehingga tanpa sadar Qeiza mendesah di antara ciumannya.Senyum tipis tersungging di bibir Arlando begitu mendengar desahan istrinya. Sebagai seorang lelaki, itu adalah pencapaian luar biasa bisa membuat pasangannya terbuai.Qeiza menatap sendu wajah Arlando yang melepaskan ciumannya, ada rasa kekosongan begitu bibir mereka terlepas. Bibir sedikit bengkak dan merah milik Arlando telah menjadi candunya. "Apa kamu menginginkannya?!" tanya Arlando menggoda istrinya.Wajah merona langsung menghias Qeiza. Senyum malu-malu tersungging di bibir bengkaknya diiringi kepala mengangguk. "Good!" bisik Arlando kembali mendaratkan bibirnya di atas bibir Qeiza. "Aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia ini."Ciuman yang awalnya hanya berupa lumatan lembut semakin lama semakin berubah menjadi lumatan penuh dengan gairah. Qeiza menggelinjang ketika Arla
Qeiza memejamkan mata. Entah apa yang dirasakannya sekarang karena tubuh bagian bawahnya terutama di area sensitifnya terasa sakit dan perih, tapi berbeda dengan Arlando yang nampak begitu sangat menikmati surga dunia milik istrinya yang baru saja berhasil dijebol oleh senjata andalannya."Qei, ghh hhh," bisik Arlando di antara geraman nikmatnya. "Terima kasih hhh khhh. Kamu hhh telah memberikan kesucian mu ghhhh hhh ahh padaku." Qeiza tak berkata apa-apa, hanya air mata di sudut matanya yang menjadi saksi kalau hatinya juga sangat bahagia karena telah berhasil menjaga kesuciannya sampai suami sahnya sendiri yang berhasil merobeknya.Arlando menjeda sebentar ritme tubuh bagian bawahnya. Tersenyum manis menatap wajah Qeiza yang berada di bawah tubuh kekarnya. "Apa masih sakit?!" Qeiza mengangguk pelan. "Itu karena milikmu belum terbiasa. Nanti juga akan terbiasa dan aku akan membawamu ke surga," bisik Arlando kemudian melumat habis bibir istrinya dengan penuh gairah. Malam pertama
"Arlando, tubuhku hhh tubuhku panas hhh ,,,," bisik Qeiza tak tahan menatap sendu wajah suami kontraknya.Kening Arlando mengernyit, menatap bingung tubuh istrinya yang bergerak gelisah. "Kenapa dengan kamu?!" Qeiza perlahan bangun. Sekuat tenaga menahan hasrat yang bergejolak dalam dada. "Aku ingin mandi. Tubuhku rasanya panas.""Mandi?!""Badanku ahhhk,,," Qeiza menyentuh tubuhnya sendiri. Sesuatu yang aneh berdesir ketika kulit tangannya bersentuhan dengan tubuhnya sendiri. Arlando melihat ada yang aneh dengan istrinya. "Jangan-jangan ,,, OMG!" Tanpa membuang waktu, Arlando segera mengangkat tubuh istrinya ke kamar mandi. Rasa curiga langsung muncul dalam pikirannya, tapi tak berani menduga-duga.Qeiza hanya pasrah mengikuti apa yang dilakukan suaminya. Bahkan sampai tubuhnya diguyur air sampai basah kuyup, Qeiza hanya diam saja karena tubuh dan pikirannya sedang berperang melawan hasratnya yang bergejolak. Arlando mengisi bathub sampai penuh. Tubuh Qeiza yang telah basah kuyup
Wajah Gloria berubah was-was. Rencana yang telah disusunnya bisa berantakan kalau Arlando tidak mau minum wine yang ada di tangannya. Sebelum bertemu Arlando tadi, Gloria sudah menyusun rencana matang-matang. Wine yang sedang dipegang Arlando sudah dicampur dengan obat perangsang. Gloria telah membayar pelayan tersebut agar memasukkan obat perangsang ke dalam minuman Arlando. "Hanya satu gelas saja, tidak mungkin Tuan Meshach mabuk," rayu Gloria penuh harap. "Kepalaku agak pusing. Saya terlalu banyak minum. Lebih baik minum yang lain saja."Gloria memutar otak agar Arlando minum wine yang ada di tangannya karena itu adalah penentuan akhir dari rencananya dalam menjebak Arlando. "Waduh, gawat. Bagaimana ini?!" dalam hati Gloria bicara sendiri. "Ada apa Nona Gloria?! Kenapa terlihat cemas?!" tanya Arlando melihat perubahan ekspresi yang ada pada Gloria."Tidak, tidak ada apa-apa," jawab Gloria diakhiri meneguk wine miliknya untuk menutupi kegugupan.Arlando mengedarkan pandangannya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.