Share

SECOND VIRGIN
SECOND VIRGIN
Author: Chacha Prima

Prolog

       “Kau mencintaiku kan, Scarlett?” tanya seorang laki-laki berumur dua puluhan pada seorang wanita yang tampak berninar-binar di hadapannya.

       “Ya, sangat mencintaimu,” jawab pemilik rambut cokelat gelap sebahu itu.

       Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk mulai saling melabuhkan bibir. Semula pelan, lambat laun berubah menjadi menggebu-gebu. Angin musim panas yang membawa hawa gerah seolah tidak mempengaruhi mereka untuk saling memagut.

       Scarlett Delillah merasa tubuhnya melayang ketika Regis Mondru memindahnya ke ranjang sedikit sempit sehingga menimbulkan lesakkan dan decitan begitu dua tubuh yang saling timpang tindih itu menempel kasur.

       “Kalau begitu, aku mau melakukannya denganmu sekarang.” Suara Regis membentur daun telinga Scarlett.

       Meski jalinan asmara mereka masih seumur jagung, tetapi karena sangat mencintai laki-laki yang berprofesi sebagai pengemudi monster truck tersebut, Scarlett rela melepas mahkotanya. Berhubung belum memiliki pengalaman, ia mulai merasa takut saat Regis sudah menurunkan ciuman itu ke leher, berikutnya membuang semua yang melekat pada diri Scarlett.

       Wanita itu berubah gemetaran ketika Regis sudah meloloskan bagian dari dirinya sendiri lalu tersenyum. Baru Scarlett sadari, itu merupakan jenis senyum yang tidak sampai ke mata laki-laki tersebut, sehingga terkesan menakutkan. 

       “Kau sangat seksi, Scarlett,” ucap laki-laki itu lalu mulai mengarahkan sesuatu ke permukaan lipatan tubuh Scarlett yang lembut.

       “Regis, tunggu sebentar,” sergah Scarlett semakin gemetaran. “Tu-tunggu. Aku rasa, aku masih belum siap.” Wanita itu mencoba mendorong dada Regis akan tetapi laki-laki itu mengabaikannya. “Regis! Berhenti! Berhenti! Aku mohon! Aku belum siap!”

       “Ck! Berhentilah merengek, Scarlett! Ini tidak akan lama!”

       “Aarrgghhhh! Sakit! Itu sakit! Berhenti sekarang!” Scarlett menjerit keras ketika merasakan sesuatu yang melesak ke dalam tubuhnya, seolah membelahnya menjadi dua. Namun, Regis yang sudah dilanda gairah membara tidak memedulikan jeritan Scarlett dan bergerak semakin liar dan liar. Lalu menumpahkan semuanya pada diri Scarlett yang menangis keras.

       Jujur saja kejadian itu begitu membuat Scarlett menjadi pengidap sexophobia. Apalagi ketika Regis terus memintanya melakukan hal tersebut. Wanita itu selalu menolak. Karena hal itulah Regis yang semula lembut berubah kasar, yang semula perhatian berubah dingin dan mengabaikan Scarlett. Hingga sebulan berlalu dan malapetaka itu terjadi.

       Di saat baru saja mengetahui dirinya tengah hamil, Scatlett mendatangi Regis di apartemennya. Namun, betapa terkejutnya ia mendapati seorang wanita tengah pasrah di bawah kungkungan Regis yang bergerak seduktif untuk wanita itu.

        Scarlett menjerit marah dan mengacaukan pergulatan dua orang tersebut. Wanita selingkuhan laki-laki brunette itu pergi tanpa memiliki rasa malu usai mengenakan pakaian kurang bahannya. Namun, apa yang Regis katakan?

       “Kau tidak mau melakukannya denganku lagi. Jadi apa masalahnya kalau aku mencari wanita lain?”

        Plak!

       Satu tamparan keras mendarat di pipi Regis. “Aku hamil! Dan kau malah berkelakuan seperti sampah! Dasar sialan!” maki Scarlett sambil melempar lima testpack yang sudah digunakannya dan menunjukkan garis dua semua ke Regis.

       “Gugurkan saja! Itu masih belum bernyawa! Kita masih muda Scarlett. Aku masih ingin bersenang-senang.”

       Hati Scarlett hancur berkeping-keping. Memamg benar ucapan Regis. Ia masih berumur dua puluh tahun. Masih harus menyelesaikan kuliahnya usai musim panas berakhir. Lalu bagaimana sekarang bila ia hamil? Cuti?

       Dibutakan oleh kebencian, Scarlett melakukan sebuah manipulasi. Satu-satunya sahabat yang ia miliki menjadi alibinya untuk mencoba membunuh Regis. Sayangnya, semua berjalan tidak mulus karena bukan Regis yang celaka, melaikan ayah dari sahabatnya.

       Polisi mendatangi rumah keluarga Delillah dan akan menjebloskan Scarlett ke penjara tetapi korban dari ulah manipulasinya membebaskan wanita itu dari tuduhan. Semua tidak lantas membaik. Regis beserta seluruh keluarga laki-laki itu semakin membencinya. Lalu dalam keadaan terpuruk, ayahnya berkata, “Mulai sekarang, kau bukan anakku lagi. Pergi dari rumahku! Aku tidak ingin melihatmu lagi selamanya!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status