SECOND VIRGIN

SECOND VIRGIN

Oleh:  Chacha Prima  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 Peringkat
25Bab
5.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Kita adalah sepasang kerusakan yang saling mencoba memperbaiki.” *** Keluar dari kandang singa, masuk ke kolam buaya. Itulah situasi yang cocok untuk Scarlett Delillah saat ini. Terlepas dari tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Regis Mondru—kekasih yang tidak mau mengakui kehamilannya, ia diusir keluarganya karena dianggap sebagai pembawa aib. Dari Brooklyn, Scarlett pindah ke New York untuk memulai hidup baru. Berjuang dan berhasil bertahan hidup dengan putrinya sebagai pâtisserie sekaligus pemilik toko roti Bake Me Up. Di saat kondisnya mulai stabil, adik ipar sahabatnya bernama William Molchior yang berlebel playboy berusaha mendekatinya. Scarlett yang trauma tentu tidak semudah itu menerima William. Namun, miliyuner tersebut selalu berusaha merobohkan dinding pertahannya yang sudah susah payah ia bangun. Bagaimana bila dinding yang sudah hampir dirobohkan William kembali utuh karena Regis tiba-tiba datang, memaafkan segala kesalahannya yang dulu lalu menawarinya sebuah pernikahan dan keluarga? Yang Scarlett ragu akan ia temukan pada diri playboy William Molchior. Lalu siapakah yang harus ia pilih? Si singa alias ayah biologis putrinya? Atau si buaya yang katanya sudah insyaf? *** Chacha Prima

Lihat lebih banyak
SECOND VIRGIN Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Chacha Prima
Hope you enjoy this story as well ...
2022-02-10 23:51:38
0
user avatar
Veedrya
Aku ikutan dilema kaya Scarlett huhuhu
2021-07-08 15:41:56
2
user avatar
nura0484
semangat, kak
2021-07-08 13:59:33
1
user avatar
Chacha Prima
Semoga suka baca karyaku
2021-06-22 16:29:19
0
user avatar
Chacha Prima
Semoga pembaca bisa menikmati serta mengambil manfaat dari karya ini :)
2021-05-08 15:59:48
0
25 Bab
Prolog
       “Kau mencintaiku kan, Scarlett?” tanya seorang laki-laki berumur dua puluhan pada seorang wanita yang tampak berninar-binar di hadapannya.       “Ya, sangat mencintaimu,” jawab pemilik rambut cokelat gelap sebahu itu.       Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk mulai saling melabuhkan bibir. Semula pelan, lambat laun berubah menjadi menggebu-gebu. Angin musim panas yang membawa hawa gerah seolah tidak mempengaruhi mereka untuk saling memagut.       Scarlett Delillah merasa tubuhnya melayang ketika Regis Mondru memindahnya ke ranjang sedikit sempit sehingga menimbulkan lesakkan dan decitan begitu dua tubuh yang saling timpang tindih itu menempel kasur.       “Kalau begitu, aku mau melakukannya denganmu sekarang.” Suara Regis membentur daun telinga Scarlett.       Meski jalinan asmara mereka masih seumur jagung, te
Baca selengkapnya
Chapter 1
       Tekanan pekerjaan akan surut kalau jasmani dan rohani kita terpuaskan—William Molchior_____________________________________________               Tet tet tet       Scarlett Delillah kontan membuka kedua matanya dengan napas memburu. Mimpi itu lagi, pikirnya lantas mengembuskan napas sebelum memanjangkan tangan untuk meraih beker di nakas lalu mematikan benda tersebut.       Wanita bersurai sepunggung itu mencoba duduk. Rambutnya yang turun ia seka sambil memegangi dadanya yang berdegub kencang. Pendingin udara tidak bisa mencegah keringat dingin mengalir di sekujur pelipis dan punggungnya yang ia usap setelahnya.       Itu sudah lama. Wajah papa yang murka itu sudah lama, batin Scarlett. Mencoba menenangkan diri dengan menyuntikkan kata-kata positif sehingga pagi harinya yang sibuk seperti biasanya tidak akan
Baca selengkapnya
Chapter 2
Aku hanya sangat menjunjung tinggi emansipasi wanita yang ingin mendekati pria—William Molchior___________________________________________       Musim semi di malam hari selalu menjadi yang terbaik. Cuaca itulah yang membuat kapal pesiar tidak terlalu besar tempat perayaan anniversary kedua bagi sahabat Scarlett berlayar tenang di sungai Hudson kota New York.       Sembari menggendong Jenna, ia mengintip dari balik dapur dan melihat maître d berdiri di bagian pintu penghubung antar rooftop dan lantai ke dua bagian kapal. Menyambut para tamu dengan kode pakaian ungu dan tuksedo hitam. Lalu cepat-cepat tangan Scarlett yang bebas mengkomando para pegawainya untuk bersiap-siap.       “Apa kue-kue pertama sudah mata
Baca selengkapnya
Chapter 3
Bukankah meminta maaf pada mantan kekasih lebih melegakan sebelum menikah?—Regis Mondru______________________________________________ William Molchior menyipitkan mata ketika membaca tulisan pada kartu nama Bake Me Up untuk menghalau semilir angin yang menerpanya. Setelah dipikir-pikir, kartu nama itu juga tidak terlalu bisa diandalkan. Bagaimana jika Scarlett Delillah tidak bekerja di sana? Bisa saja bukan, seseorang dimintai tolong untuk mempromosikan sesuatu? Scarlett dan toko roti itu mungkin salah satu contoh nyata. Memasukkan kartu nama itu kembali ke saku celana, sekali lagi kedua manik hijau zambrutnya berpendar ke seluruh rooftop kapal. Acara ulang tahun pernikahan ini sudah dimulai. Namun, batang hidung Scarllet tidak muncul di mana pun. Pada saat keputusasaan menderap pelan dibahu
Baca selengkapnya
Chapter 4
Wanita yang sudah didapat itu semakin menarik—William Molchior_________________________________________________Seperti biasa, toko roti Bake Me Up lumayan sibuk di akhir pekan. Ditambah Scarlett sudah berhasil menyebar kartu nama dan mendapat respons positif dari para tamu undangan anniversarry sahabatnya, saat ini ia menjadi kebanjiran pesanan.Wanita Asia dan temannya juga datang. Belum lagi akhir pekan kelompok bermain Jenna libur, mau tak mau Scarlett harus membawa putri semata wayangnya ke toko. Biasanya ia meminta bantuan para pegawai yang tidak sibuk untuk menjaga Jenna. Sebenarnya, di ruangan Scarlett ada sebuah pagar bayi yang tidak terlalu luas akan tetapi cukup untuk arena bermain Jenna. Namun, karena saat ini tidak ada satu pun pegawai yang senggang untuk mengawaso, ia terpaksa menggendong Jenna ke
Baca selengkapnya
Chapter 5
Aku harus menepikan egoku, meski rasa sakit itu selalu berusaha menelan tubuhku hidup-hidup—Scarlett Delillah______________________________________________Usai mengakhiri goresan tinta yang ia bubuhkan pada beberapa proposal, William memutar kursi kerjanya menghadap dinding kaca ruangannya yang berada di lantai empat. Kedua lengan pria itu ditekuk ke belakang untuk menopang kepalanya dengan posisi punggung menempel di sandaran kursi. Sepasang iris hijau William mengamati lanskap kota Phoenix pada musim semi serta orang-orang yang memadati promenade bertabur sinar mentari.Otak William berusaha keras mencerna perkataan Mia tempo hari tentang Scarlett. Mencoba mereka-reka segala kemungkinan yang terjadi. Padahal seharusnya ia tidak memedulikan perkara tidak penting ini dan langsung beralih ke wanita lain yang jauh lebih
Baca selengkapnya
Chapter 6
Jelas ada saja batu-batu atau lintasan terjal yang harus dilalui—Regis Mondru_____________________________________ Regis Mondru melilitkan kostum tim The Crusher Hell di pinggangnya. Satu tangannya menyelipkan rokok yang sudah tersulut di antara bibir dan tangan yang lain meraih ransel lalu menentengnya di bahu kanan. Sambil menyapa beberapa kru yang berkemas, ia berjalan keluar garasi. Ketika kedua kaki yang membawa langkah serta tubuh Regis baru menginjak tanah berdebu, Jared King menyapa, “Hei, Dude. Apa kau sudah mau berangkat ke pesta Bellen?”“Iya, aku harus segera ke sana. Bellen mau mengenalkanku pada kakaknya,” jawab pria bertindik satu di telinganya itu tanpa menoleh Jared sebab sedang membuka pintu mobil samping kemudi, melempar ransel di kursi sebelah dan menjatuhkan tubuhnya di kursi berkendara Bugatti la Voiture Noire doff edisi terbatasnya.Dari depan garasi, Jared berjalan m
Baca selengkapnya
Chapter 7
People should be able to say how they feelHow they really feelNot some words that some strangers put in their mouths—500 Days of Summer______________________________________________ “Ms. Delillah, apa yang terjadi?” William panik dan bertanya sembari mengikuti Scarlett yang terburu-buru keluar elevator.Wanita itu menunduk sambil berusaha mengusap kasar air matanya menggunakan punggung tangan kiri. Sungguh, ia tidak berharap bertemu siapa pun sekarang, termasuk William sekalipun. Ia hanya berencana kembali ke mobil dan menenangkan diri selama beberapa saat sebelum menjemput Jenna. Bukan untuk meladeni William. Jadi, Scarlett mempercepat langkahnya tetapi penuh kehati-hatian menuju mobilnya.“Ms. Delillah. Tunggu sebentar,” sergah pria itu yang kini sudah menghadang jalan Scarlett.Wanita dengan balutan pakaian serbamerah muda tersebut berusaha melangkah ke kanan dan kiri, tetapi W
Baca selengkapnya
Chapter 8
Apakah mereka tidak tahu bahwa kenyataan yang disembunyikan setengah-setengah selalu mampu memicu ketertarikan manusia untuk menguliknya hingga tuntas? —William Molchior ______________________________________________ “Dom, boleh aku bicara dengan Mia?”Sepeninggalan Scarlett, William yang dilingkupi suasana tak nyaman pada hati serta pikirannya dan masih bertahan di mobil pun akhirnya memutuskan menelepon kakak laki-lakinya untuk bertanya tentang Scarlett pada Mia. Beruntung, Dominic cepat mengangkat telepon.“Apa yang ingin kau bahas dengan istriku malam-malam seperti ini, Will?” Dominic balik bertanya dengan nada rendah. Menimbulkan decak sebal dari indra pengecap William. Rupanya, ini bukan hanya sekadar keberuntungan. Melainkan permulaan pertarungan sebelum memenangkan dan mendapatkan apa yang ia inginkan. Yakni, informasi akurat perihal Scarlett.“Ayolah, Dom.
Baca selengkapnya
Chapter 9
Semuanya demi Scarlett —Regis Mondru ______________________________________________ “Bae ....”“Jangan sentuh aku, Reg!”Regis menarik tangannya kembali ketika hendak menyentuh bahu Scarlett dan gadis itu menepisnya. Kemudian kembali meringkuk dalam buntalan selimut tebal tanpa memedulikan hawa gerah musim panas yang menerangkap kamar apartemen Regis. Scarlett hanya ingin melindungi tubuh polosnya yang dipenuh warna merah keunguan maha karya laki-laki itu. Nyeri di antara kedua kakinya masih terasa menyiksa dan Scarlett masih menangis karenanya.Regis pun beralih meraih boxer hitam yang tadi teronggok di lantai lalu mengenakan itu dengan gerakan cepat sebelum mengambil duduk kembali di tepi ranjang. Lengan-lengan laki-laki itu bertumpu pada lutut dengan pikiran kalut. Sedangkan kepalanya menoleh pada punggung Scarelett yang bergerak naik turun.Bagaimana ini? Scar
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status