LOVE IN A LOST CITY

LOVE IN A LOST CITY

By:  Ji-Na  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
32 ratings
14Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Namaku Claretta Elvina, mahasiswa semester akhir di Kota Banjarbaru. Tak pernah terbayang olehku, mendapatkan pengalaman aneh setelah selesai mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Pulau Laut. Dalam perjalanan pulang ke Banjarbaru, aku tersesat di sebuah kota yang tak kasat mata, tapi kota itu diyakini keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Di sana, aku ditolong oleh seorang dokter muda yang tampan bernama Ansel. Di satu sisi, aku sangat merindukan keluargaku dan Nathan, sahabat baikku.Namun di sisi lain, aku tak rela berpisah dengan pria yang telah berhasil mencuri hatiku. Saat perasaan hatiku sedang terombang-ambing, mendadak aku kembali ke Banjarbaru, kembali lagi ke kehidupanku yang sebelumnya. Apa yang harus kulakukan? Haruskah aku kembali mencari dan memecahkan misteri kota yang hilang itu demi bertemu kembali dengan cinta sejatiku? Atau haruskah aku melanjutkan hidupku dan melupakan Ansel untuk selamanya?

View More
LOVE IN A LOST CITY Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Ramdani Abdul
Dari blurb nya udah bikin penasaran banget
2021-09-28 21:10:15
0
user avatar
Ursa Mayor
Karena judulnya aku kira Retta mati beneran. Ternyata cuma di rumah sakit. Tapi, ini cerita yang menarik sih dari judulnya dan patut dibaca.
2021-09-27 22:35:25
0
user avatar
Kurni naziha
Ceritanya keren...nextt
2021-09-24 10:51:11
0
user avatar
Rhill
Baguss bgttt Ceritanya cintanya bkin baper abiss
2021-09-23 08:38:00
0
user avatar
Castiellaa
Keren nih kak cerita nya. Semangat nulisnya ...
2021-09-22 22:02:23
0
user avatar
Suci AD
Ceritanya bagus. Semangat.
2021-09-20 21:09:38
0
user avatar
Itsmepiaa
Keren,, kak. Ceritanya aku suka. Semangat updatenya!
2021-09-20 19:25:59
0
user avatar
Candle Light
ih penasaraaaan, semangaat lanjut nya kak...
2021-09-16 22:18:30
0
user avatar
Dewa Amour
Bikin penasaran Thoor ... lanjut up dan otw masuk rak deh!
2021-09-16 19:52:25
1
user avatar
Eluna
Semangat, Thor.
2021-09-16 18:43:04
1
user avatar
Sari N
Waw dari sinopsisnya saja sudah bikin penasaran.. Lanjut kak
2021-09-16 18:26:11
1
user avatar
Kom Komala
cerita menarik sekali ...
2021-09-15 15:11:42
1
user avatar
Laura Pohan
Ceritanya menarik, bikin kita berimajinasi dan penasaran kelanjutan ceritanya. semangat up,thor!
2021-09-15 00:35:09
1
user avatar
Goresan emak
Wah cerita yang menarik, lanjut segera thor, penasaran banget
2021-09-14 21:31:54
1
user avatar
Nyla Amatullah
Keren ceritanya,
2021-09-14 21:20:30
1
  • 1
  • 2
  • 3
14 Chapters
Hujan
“Hallo, Assalamualaikum… Ada apa, Yah?” Dengan nada malas, aku mengangkat telepon dari Ayah. “Nak, Tante Sari sudah melahirkan. Kamu dateng ke sini ya?” Suara Ayah terdengar dari ujung telepon sana. “Enggak ah, ngapain aku ke sana?” tolakku tegas. Malas sekali jika aku harus ke sana. Melihat Tante Sari saja sudah membuatku kesal, apalagi ditambah dengan kehadiran anaknya. “Tidak ada yang membantu Ayah di sini. Lagipula apa kamu tidak mau melihat adikmu?” balas Ayah. ‘Sejak kapan aku mempunyai adik? Ish…,perkataan Ayah membuatku kesal saja,’ aku mengomel dalam hati. Bayi itu anak Ayah dari Tante Sari. Sejak dulu aku tak pernah menerima kehadirannya sebagai pengganti Bunda. Ayah selalu saja memaksakan kehendaknya, dulu aku harus menerima kehadiran perempuan itu sebagai ibu sambungku.
Read more
Pria Misterius
Aku tak tahu pria itu membawaku ke mana…. Saat aku tersadar, aku hanya merasakan tubuhku dipindahkan dari mobil menuju brankar dan terdengar suara gaduh dari orang-orang sekitarku. Seseorang memegang pergelangan tangan kiriku dan menusukkan jarum infus di sana. Namun aku masih belum bisa membuka mataku, kepalaku masih sakit hingga rasanya mau pecah. Aku kembali tak sadarkan diri.“Claretta… Claretta sayang, bangun Nak.” Perlahan kubuka mataku. Aku berada di kamarku dan ada Bunda sedang membelai pipiku dengan lembut.“Bunda…. Retta kangen Bunda.” Aku langsung bangun dan menghambur ke pelukan Bunda. Pelukan yang hangat sampai sekarang sampai aku terharu dibuatnya.“Kamu kenapa nangis, Sayang?” Bunda melepaskan pelukanku dan menghapus air mata di pipiku. Kuambil tangan bunda dan kucium tangannya berkali-kali.“Bunda, jangan pergi lagi ya?” pintaku. Bunda hanya tersenyum dan memelu
Read more
Terpukau
Ansel memperkenalkanku pada ibunya, “Bu, ini Claretta… Untuk sementara, dia tinggal di sini dulu ya Bu. Retta abis kecelakaan dan jauh dari keluarganya.”Ibunya mengangguk dan tersenyum meskipun terlihat canggung.“Saya Radhiti, ibunya Ansel. Kalo begitu, Retta tidur di kamar tamu aja ya. Kamarnya sudah bersih kok, karena setiap hari selalu dibersihkan.”Tante Radhiti membawaku ke kamar tamu, dia juga menunjukkan baju-baju yang bisa kupakai. Baju-baju itu milik sepupunya Ansel yang kini tinggal di luar kota. Kamarnya bernuansa pink dengan sprei yang berwarna senada serta bermotif kucing, tokoh kartun kesukaan anak-anak perempuan. Kamar ini memang terlihat bersih dan rapi.“Retta istirahat aja di sini dengan nyaman. Nanti kalo butuh sesuatu, bisa panggil Bik Inah. Dia asisten rumah tangga di sini."“Terima kasih ya Bu, sudah mengizinkan saya tinggal disini.” Aku terharu melihat kebaikan
Read more
Cinta dan Luka
“Ansel, sampai kapan kamu menahan gadis itu di sini?” tanya Radhiti.Ansel menghela napas panjang dan terdiam sesaat. Sejujurnya ia pun tak tahu jawabannya. Sulit baginya membiarkan gadis itu pergi darinya. Gadis yang telah mencuri hatinya sejak awal bertemu.“Ansel suka sama Claretta, Bu. Ansel ga mau dia pergi dari sini.” Ansel menundukkan kepalanya dan tak berani memandang ibunya.“Tapi kamu gak bisa memisahkan gadis itu dengan keluarganya. Kalian itu berbeda, Nak,” balas Radhiti, seorang wanita paruh baya yang kecantikannya terlihat tak memudar dan termakan usia.“Cinta tak mengenal perbedaan, Bu. Lagipula Claretta juga menyukai Ansel,” bela Ansel. Ia menatap dalam pada ibunya,  berharap ibunya bisa mengerti perasaannya.Kini terdengar helaan napas dari Radhiti. “Apa kamu yakin dia akan tetap menyukaimu setelah tahu siapa kita sebenarnya?”Bukannya Radhiti tak mengerti pera
Read more
Pulang
Kuraih tangannya. “Ansel, kamu mau permainkan aku? Setelah kamu nyatain cinta, sekarang kamu ngusir aku?” tanyaku dengan penuh penekanan. “Kamu pikir aku mainan, yang bisa kamu buang begitu saja saat kamu bosan, hah?” aku berteriak kesal. “Retta, kamu sadar ga sih? Tempat kamu bukan di sini,” jawab Ansel. “Terus di mana tempatku? Kamu yang bawa aku ke sini!” balasku dengan ketus. “Kembali pada keluargamu.” Ansel menatapku dengan tatapan dingin. Ia melepaskan tanganku. Lantas ia berlalu begitu saja dan meninggalkanku seorang diri di taman ini. "Tadi kamu bilang ingin menjagaku dan melindungiku? belum satu jam berlalu dan sekarang kamu tiba-tiba berubah," sambungku. "Sekarang aku sadar, ternyata aku gak pernah benar-benar menginginkan kamu," jawab Ansel dan berlalu begitu saja. Sungguh sulit dipercaya, perkataanya barusan benar-benar membuat hatiku hancur berkeping-keping. Aku pernah merasa dicampakkan saat Ay
Read more
Sosok yang Kukenal
Dering di ponsel membuatku terbangun, kulihat jam sudah menunjukkan angka tujuh. Rupanya sejak semalam, aku tertidur. Kemarin memang hari yang melelahkan buatku. Kulihat nama Nathan sedang memanggil.   “Halo, Nath...Ada  apa sih pagi-pagi udah nelpon?” tanyaku malas.   “Ya elah, bangun Non. Keburu rezeki dipatok ayam, jam segini baru bangun.”   “Dipatok kamu tuh yang ada, jam segini udah nelpon” jawabku ketus   “Beneran nih, mau dipatok sama aku?” Nathan menggodaku.    Aku berdecak kesal, ‘Ini anak, kayaknya minta dipecat jadi sahabatku,’ aku mengomel dalam hati   “Hari ini kita bimbingan lagi yuk! Judul skripsi kamu kan udah di acc, cuma keburu kamu menghilang aja jadinya mangkrak deh kayak pembangunan jalan provinsi,” ajak Nathan.   Aku termenung, kejadian kemarin pasti telah membuat suasana geger  di kampus. Seorang maha
Read more
Keinginan yang Tertunda
Sementara itu di kota Saranjana, Ansel merasa menyesal dengan keputusannya. Membiarkan Retta pergi kembali ke dunianya, membuat batinnya tersiksa sendiri. Waktu yang telah ia lewati bersama Retta, terasa begitu singkat. Hal yang paling ia sesali adalah bahwa ia telah menyakiti gadis yang dicintainya.   ‘Aku harus meminta maaf pada Retta,’ kata Ansel dalam hati.    Ia menyelinap keluar dari kamarnya, tak ingin langkahnya diketahui oleh ibunya. Jika Radhiti tahu, ia pasti akan melarang anaknya itu untuk berhubungan lagi dengan Retta. Ansel membuka pintu depan dengan perlahan dan berjalan dengan mengendap-endap. Namun ternyata Radhiti memergokinya dan mencurigainya.   “Mau kemana kamu Ansel?” hardi Radhiti dengan sorot mata yang tajam.   Keringat dingin membasahi pelipis Ansel, “Ansel mau ke rumah sakit Bu, sebentar lagi ada rapat internal.”   Sesungguhnya pemuda itu tidak bera
Read more
Gadis yang Sama
“Kamu? Ngapain kamu ada disini?” tanya Ansel, Ia tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.   Sedangkan sosok yang kini berada di depannya hanya menyeringai, tanpa sepatah katapun.   “Ayolah Helena, kenapa kamu bisa ada disini?” Ansel masih penasaran dengan kedatangan sepupunya yang tiba-tiba saja datang di hadapannya.   “Apa kamu terkejut dengan kedatanganku?” tanya Helena dengan senyum mengejek.   “Tentu saja, kamu datang tiba-tiba lalu menculikku.” jawab Ansel.   “Apa kamu kagum dengan kekuatanku? Hanya dengan satu gerakan, aku berhasil menculikmu,” cemooh Helena.  
Read more
Hari yang Buruk
“Retta, tadi kamu cari siapa? Laki-laki itu?” tanya Nathan meminta penjelasan Aku mengangguk pelan, Nathan terlihat menghela nafasnya dengan berat. Mungkin ia kecewa padaku karena masih saja teringat tentang Ansel. Tapi bagaimana lagi, semua hal tentang Saranjana termasuk Ansel, masing terbayang-bayang di ingatanku. Sampai saat ini, aku merasa bahwa itu semua nyata. Meskipun aku sedikit ragu dengan perasaanku pada Ansel, entah nyata atau tidak.   “Retta, bukankah kamu janji padaku?” tanya Nathan, “Untuk melupakan semua hal tentang Saranjana termasuk laki-laki itu.”    “Tapi bukan salahku Nath, kalau bayangan Ansel tiba-tiba muncul di hadapanku.” tukasku.   “Kenapa sih kamu selalu mikirin laki-laki itu?” keluh Nathan.   Aku memalingkan muka, memilih untuk tak menjawab pertanyaan Nathan.   Nathan menatapku dengan sorot mata yang tajam. “Kamu ada perasaan sama dia?”
Read more
Persahabatan Claretta dan Nathan
Teeeeeet …  bel sekolah sudah berbunyi, seluruh siswa sudah masuk ke kelas masing-masing untuk memulai jam pelajaran. Seorang guru perempuan bernama Bu Sovia, memasuki kelas XII IPA 2, Ketua kelas memberikan aba-aba pada siswa lainnya untuk memberikan salam pada sang guru. Usai menjawab salam dari semua siswa, pandangan guru tersebut menyisiri seisi ruangan.   Pandangannya berhenti pada seorang siswa  yang duduk di dekat jendela, tampaknya siswa tersebut masih asyik di dunia mimpinya. Ia tidak terbangun, meskipun jam pelajaran sudah dimulai. Bu Sovia menghampiri siswa tersebut, dan mengambil buku dari salah satu siswa. Alih-alih menghukum siswa tersebut, guru tersebut justru mengipasi siswa itu.    Semua siswa tertawa melihat tingkah laku siswa laki-laki tersebut. Tapi ia tak kunjung bangun juga. Bu sovia duduk di kursi sampingnya yang memang kosong dan menepuk pipinya dengan lembut.   “Nathan, banguu
Read more
DMCA.com Protection Status