ISTRI TANPA NAFKAH BATIN

ISTRI TANPA NAFKAH BATIN

Oleh:  Mutiara Sukma  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
60Bab
8.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Novel kali ini berkisah tentang seorang istri yang tak kunjung mendapatkan nafkah batin dari suaminya. Melody, seorang wanita yang dijodohkan oleh orangtuanya dengan seorang laki-laki bernama Hendra. Hingga berbulan-bulan, melody tak jua mendapatkan haknya sebagai seorang istri. Rumah tangga yang tak lazim ini cukup menguras kesabaran Melody sebagai istri. Walau akhirnya sebuah kecurigaan menghampiri Melody, ketika tak sengaja mendengar suara aneh seperti erangan dari kamar sebelah, dimana suaminya sering berdiam diri disana. Berbagai prasangka menghantui Melody. Apakah suaminya tidak normal? Sementara itu, Ibu mertua makin menyudutkan Melody karena tak kunjung punya momongan. Apa yang akan dilakukan Melody? Sanggup dia bertahan dengan rumah tangga yang tak biasa ini? Lalu ada apa dengan Hendra? Apa suami Melody itu seorang lelaki pecinta sesama jenis?

Lihat lebih banyak
ISTRI TANPA NAFKAH BATIN Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Isabella
Ceritanya bagus kenapa lama gak up up
2024-02-17 03:22:38
0
60 Bab
Bab 1
DESAH DI KAMAR PRIBADI SUAMIKU 1Malam ini aku terbangun, kamar seperti biasa, gelap hanya menyisakan remang cahaya dari luar. Rasa kering di tenggorokan memaksaku untuk bangun. Refleks mataku menoleh ke samping. Tak ada Mas Hendra, kemana dia? Mungkin suamiku itu juga sedang minum. Aku mengulurkan kaki ke lantai berjalan ke arah pintu lalu perlahan memutar kenopnya.Ruang tamu sepi, lampu juga sudah padam. Dirumah ini hanya ada aku dan Mas Hendra. Rumah hadiah pernikahan kami dari Papa mertua. Sejak resmi menjadi suami istri, Mas Hendra langsung mengajakku kesini. Walau, Mamanya sempat keberatan karena berharap kami tinggal di rumahnya terlebih dahulu. Rumah ini memiliki dua kamar tidur yang lumayan luas. Tiba-tiba, tak sengaja saat melewati kamar sebelah, aku mendengar suara desahan tertahan. Suara itu nyata sekali. Kutempelkan telinga ke pintu. Menajamkan pendengaran, tapi hening. Namun, tak lama terdengar lagi des*han-des*han itu dari dalam. Mataku terarah ke dapur, ruangan itu g
Baca selengkapnya
Bab 2
DESAH DI KAMAR PRIBADI SUAMIKU 2(judul di KBM app : Istri Tanpa Nafkah Bathin)"Maaf, Dek. Mas ga bisa." ucapnya sebelum pergi meninggalkanku sendirian di kamar. Ruangan yang menjadi saksi perihnya hati setelah setahun menikah. Hakku sebagai istri gagal dia berikan. Pertarungan yang berakhir dengan menetesnya air mata, bukan peluh kenikmatan. Tak terasa kesabaranku sudah dua belas bulan berlalu. Pahit memang kenyataan ini. Apa aku menyerah saja?Aku menghirup udara sebanyak-banyaknya, menghilang sesak di dada. Lalu menarik selimut untuk membungkus tubuhku yang tak lagi ditutupi baju. Air mata sudah kering rasanya. Ini bukan yang pertama kalinya Mas Hendra gagal menuntaskan pergelutan halal ini. Beberapa kali pernah dia mencoba, Namun disaat puncak dia menyerah, dan seperti biasa meninggalkanku dan pergi ke kamar sebelah. Aku dibiarkan sendiri hingga pagi hari.Detak jantung belumlah normal, berharap apa yang kami lakukan akan membuahkan hasil dan mematahkan anggapan orang-orang bahw
Baca selengkapnya
Bab 3
DESAHAN DI KAMAR PRIBADI SUAMIKU 3(judul di KBM app : Istri Tanpa Nafkah Bathin)Aku mendobrak kencang kamar Mas Hendra. Namun sama sekali tak mempengaruhi. Emosi menguasai, sekuat tenaga kuhantam kayu yang menutupi ruangan yang menjadi tempat dia melarikan diri dari masalah itu. Selama ini aku selalu berusaha memahami, mungkin disana Mas Hendra dapat menenangkan pikiran. Tapi, makin kesini, lelaki itu makin betah berlama-lama di dalam sana. Bahkan tega meninggalkan aku tidur sendiri. "Mas! buka!" teriakku. Kesabaranku benar-benar diuji. Sejam aku menunggunya, sengaja memakai pakaian dengan lengan terbuka dan berbahan tipis untuk memancing jiwa kelelakiannya. Namun, Mas Hendra seakan sengaja menghindar. Apa yang kulakukan tak mengubah apa-apa, pintu itu kokoh berdiri seperti biasa. Sesak di dada kian terasa, aku hanyalah seorang wanita, pintu berbahan jati ini tak akan mampu aku taklukkan sendiri.Beberapa menit berlalu pintu perlahan terbuka. Wajah Mas Hendra memerah, keringat meng
Baca selengkapnya
Bab 4
DESAHAN DI KAMAR PRIBADI SUAMIKU 4(Judul di KBM app : Istri Tanpa Nafkah Bathin)"Boleh lihat sapu tangannya, Mas?"Mas Hendra tampak salah tingkah. Lalu dengan cepat memasukan kembali sapu tangan itu ke saku celananya."Kotor, Sayang. Hayuk, makan lagi." dia sengaja mengalihkan perhatian."Kamu dapat dari mana sapu tangan itu, Mas?" selidikku lagi."Mas beli, buat ngelap keringat kalau tak ada tissu." kilahnya lalu kembali menyuap makanan didepannya.Aku menghela nafas panjang, aku ingat betul sapu tangan itu milik Rasti. Dia tak bisa lepas dari kain bersegi empat itu. Apalagi ada sablon merah berukir gambar hati yang sama dengan sapu tangan Mas Hendra.Sejak apa yang dikatakan Rasti agar aku lebih memperhatikan gerak-gerik Mas Hendra, dan mencari tahu jika ada hal yang disembunyikan olehnya, perasaan curiga mulai mendominasi. Ada rasa khawatir, jika Mas Hendra kaum belok yang mempunyai orientasi s*ksual ke sesama jenis. Tapi, melihat sapu tangan yang dia pakai hari ini rasa curigak
Baca selengkapnya
Bab 5
DESAHAN DI KAMAR PRIBADI SUAMIKU 5(Judul di KBM app : Istri Tanpa Nafkah Batin)Aku mengambil rekam layar chattingan dari Rasti lalu mengirimkan ke nomorku. Tak lupa menghapus pesan itu dari ponsel Mas Hendra. Tak ada pesan lama disana, sepertinya sudah dihapus, atau memang mereka tak saling berkirim pesan sebelumnya.Ya Allah, salah besar aku mempercayai perempuan itu. Aku kira karena dia sudah menikah tak akan mungkin menjadi penyebab retaknya rumah tanggaku. Jangan-jangan mereka adalah pasangan kekasih. Aku harus menyeledikinya.Mas Hendra sudah pulas, suara dengkuran halus terdengar dari bibirnya. Tak putus aku menatap lelaki itu. Ada berbagai rasa hadir dalam hati, entah itu penyesalan, sedih dan kadang bahagia karena selain hal yang satu itu, Mas Hendra adalah suami yang sempurna bagiku.Malam kian larut, mataku masih enggan terpejam. Akhirnya aku ke kamar mandi mengambil wudhu berniat melaksanakan sholat, agar hati ini Allah beri ketenangan."Melody, kamu belum tidur, Nak?" "
Baca selengkapnya
Bab 6
"Apa maksudmu, Mel? kamu menuduhku ada hubungan dengan Hendra?" mata itu tajam tapi berkaca-kaca.Aku acuh, sambil melipat tangan di dada. "Kalau memang kamu mau menikah dengan Mas Hendra, silahkan! aku tak akan menjadi penghalang." ketusku lagi."Astaghfirullah ..." desisnya sambil menutup mulut dengan sebelah tangan. Air mata Rasti mengalir. Pandai betul dia bersandiwara."Ga usah pakai drama, Ras. Selama ini kita berteman, aku kira kamu tulus. Nyatanya kamu menikamku dari belakang. Sudah apa saja yang kamu lakukan dengan Mas Hendra, HA!"Rasti geleng-geleng kepala, seolah kaget dan tak percaya dengan ucapanku, heh paling hanya akting!"Demi Allah, Melody. Aku selama ini sudah menganggap kamu sebagai saudaraku sendiri. Tak pernah terniat untuk merusak rumah tangga kamu. Aku memang akhir-akhir ini sering komunikasi dengan Hendra, semata-mata ingin dia sadar dan menjadi seorang suami seutuhnya, memberikan hak kamu sebagai istri." jelasnya dengan suara bergetar. Tapi, sayang aku masih
Baca selengkapnya
Bab 7
Beberapa saat kemudian aku sudah kembali dengan seorang tukang kunci, juga seorang teknisi yang akan memasang kamera cctv di kamar Mas Hendra. Aku harus tau, apa yang dia lakukan di sana sendirian. Seharusnya sejak dulu aku lakukan. Namun, aku terlalu takut untuk bertindak sejauh itu. Aku pikir dia akan berubah seiring berjalannya waktu. Tapi, nyatanya semua masih sama.Tak butuh waktu lama untuk membuka pintu itu, dan membuat duplikatnya. Bersyukur aku mendapatkan tukang kunci profesional, hanya persoalan kecil saja baginya.Kamar itu terbuka lebar. Pemandangan di dalamnya seperti dugaanku, ruangan itu rapi dan juga wangi."Ini dipasang dimana, Bu." tanya teknisi itu padaku."Di sini saja, Pak. Ini akan menjangkau semua sisi." Laki-laki itu pun dengan cepat melakukan tugasnya. Kini aku bisa bernafas lega. Meski kamar dikunci rapat. Tapi, aku bisa mengawasi suami melalui ponselku.Semua berjalan lancar, meski aku harus menguras tabunganku untuk itu. Aku tak masalah, yang penting apa
Baca selengkapnya
Bab 8
Aku terduduk, langsung meraih ponselku. Memeriksa rekaman cctv di kamar sebelah.Ternyata benar dia ada disana. Kedua tangan reflek menutup mulut saat melihat apa yang dilakukan Mas Hendra.Lelaki itu membentur-benturkan kepalanya ke dinding. Kedua tangan terus meremas rambutnya kasar."Ya Allah ..."Ingin rasanya aku menghampiri Mas Hendra. Tapi, khawatir nanti dia akan tahu jika aku mengetahui apa yang dia lakukan di sana. Aku terus memperhatikan laki-laki itu. Dia menghentikan gerakannya lalu meraih tas kerja yang ada di atas meja. Mengambil sesuatu yang ada di kantong putih, lalu meminumnya, sepertinya dia meminum obat pereda nyeri lagi. Sakit apa suamiku?Lelaki itu kemudian meraih laptop dan menyalakannya. Dia sudah duduk di depan laptop dan sedang menunggu benda itu menyala, dari sini terlihat dia sedang sangat galau. Menyapu rambut dari depan ke belakang lalu kembali lagi mengusap wajahnya. Setelah laptop menyala Mas Hendra kembali menutup benda itu lalu menunduk sambil memega
Baca selengkapnya
Bab 9
"Belum saatnya kamu tahu, Dek. Lagi pula ini aib untuk Mas dan keluarga kami. Cukup Mas saja yang menanggung semua ini. Kamu bantu do'a, agar Mas bisa menjadi lelaki sejati.""Maksud, Mas?" suaraku sedikit meninggi. Rasa penasaran membuncah, apa susahnya sih bicara pada istri sendiri."Sudahlah. Yuk, tidur. Kamu pasti lelah. Mas, janji nanti akan membuatmu lelah karena harus mengurus anak-anak kita." bisiknya."Soal Rasti, dia bukan selingkuhan, Mas. Percayalah kamu perempuan satu-satunya yang akan Mas cintai."Degh!Rasti mengadu pada Mas Hendra, dan lelaki ini tidak memarahiku? Aku merasa malu."Maafkan aku, Mas. Telah menuduhmu dan Rasti memiliki hubungan spesial."Mas Hendra tersenyum."Wajar jika kamu berpikir seperti itu, Mas tidak marah. Mas mengaku salah. Saat ini Mas sedang berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Bantu, Mas. Dan tolong tak usah bertanya lagi."Aku terdiam, sementara Mas Hendra mulai merebahkan diri disampingku. Tak lama laki-laki itu tertidur pulas. Mataku te
Baca selengkapnya
Bab 10
Hotel? buat apa Mas Hendra ke hotel? dan dia ga kerja tanpa sepengetahuanku. Aku menghembuskan napas berat. Baru saja hendak mengecap bahagia. Sebuah kenyataan memupuskan harapan. Dengan cepat aku memesan taksi online menuju hotel dimana keberadaan Mas Hendra terdeteksi. Lumayan jauh dari sini. Tak masalah yang penting aku bisa mengetahui apa yang dikerjakan Mas Hendra di hotel itu. Jalan yang tak begitu ramai membuat perjalananku lancar. Hanya sejam saja mobil sudah sampai di halaman di titik hotel yang ditunjukkan dalam layar ponselku. Setelah membayar sewa mobil aku bergegas masuk ke lobby. Semoga aku tak dipersulit oleh resepsionisnya. "Mba, Maaf saya mau tanya. Apa ada tamu atas nama Bapak Maulana Hendrawan?" Perempuan itu menatapku heran. "Saya istrinya, ada yang mau saya antarkan padanya." lanjutku cepat sebelum perempuan yang memakai kerudung putih itu bertanya. "Oh, sebentar saya cek dulu, ya." Aku mengangguk lalu mengulas senyum. Mataku menatap ke sekeliling. Berharap
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status