Diana, The Virgin Wife

Diana, The Virgin Wife

By:  Jessie White  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
33 ratings
30Chapters
9.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kata orang pernikahan itu menyenangkan, namun tidak untuk Diana. Pernikahan itu menyakitkan terutama ketika mengetahui dirinya mengidap penyakit misterius yang menyebabkan ia tidak dapat berhubungan intim dengan suaminya. Diana harus menghadapi hal-hal yang tidak pernah terlintas dalam pikirannya. Tanpa dia sadari, pengalaman itu membuat dia semakin kuat dan memilih keputusan yang akan mengubah hidupnya.

View More
Diana, The Virgin Wife Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Nona_happy
selalu ditunggu loh thor upnya...
2021-11-06 18:37:49
0
user avatar
Taurus Di
kasihan sekali nasip si Diana ...
2021-11-06 09:54:18
0
user avatar
Yourbaescorpio
Suka banget ceritanya bagus. Semangat update babnya kak <3.
2021-11-06 06:55:00
0
user avatar
icher
semangat up ya thor.
2021-11-05 23:48:21
0
default avatar
Birdly Love
menarik alurnya..uda bikin penasaran sejak awal.. semangat terus kak!
2021-11-05 23:45:38
0
user avatar
Belle
Semangat updatenya ya Thor! semoga happy ending neehhh...
2021-11-05 23:27:11
2
user avatar
Belle
sabar ya Diana
2021-11-05 23:26:45
2
user avatar
annabethrnf
terharu sama persahabatan diana, liana, ama dino
2021-11-05 23:22:54
1
user avatar
Rachel Jessica
update terus ya thor! semangat
2021-11-05 23:20:56
1
user avatar
Rachel Jessica
Cerita yang mengangkat issue hangat yang umumnya disembunyikan oleh wanita. Good Job!
2021-11-05 23:11:07
1
user avatar
Gideon Budiyanto
Topik kisah ini bagus banget, jarang diangkat dalam bentuk tulisan. Yakin banget banyak orang yang abis baca kisah ini akan semakin terbuka pandangannya mengenai esensi sebuah pernikahan. Semangat berkarya terus untuk author.
2021-11-05 23:06:25
1
user avatar
Mama Lana
Keren kak,semangat up nya yah...️...️...️
2021-11-05 23:02:36
1
user avatar
Annabella Shizu
Ada lucu dan sedihnya, komplit deh... Terus berkarya buat author, semangat!
2021-11-05 22:59:39
1
user avatar
An Nisa
Keren thor, lanjut. Semangat ...
2021-11-05 22:54:30
1
user avatar
miss.possan
topiknya menarik bgt thor... lanjuttt
2021-11-05 22:50:10
1
  • 1
  • 2
  • 3
30 Chapters
Bab 1. Sang Mantan
"Dasar maniak seks! Sekarang malah nyalahin gue, lo sendiri yang ngga bisa jaga komitmen! Intinya ya Adam, kita putus! Jangan pernah deketin gue lagi mulai dari sekarang! Gue nyesel gue uda ngasih tubuh gue ke lo!" kata Diana dengan geram kepada Adam.  Setelah itu Adam benar-benar pergi dari hidup Diana.Diana menangis tersedu-sedu. Dia tidak tahu sangat menyakitkan untuk mengetahui cowok yang dipacarinya selama ini mendua di belakangnya dengan alasan Diana tidak bisa memenuhin kebutuhan biologisnya. Diana mencoba bertanya kepada Adam baik-baik namun Adam malah menjadi marah dan menyalahkan Diana, "Lo tahu Di kalau gue install applikasi dating itu karena lo ngga bisa muasin gue! Lalu apa salah gue sekarang? Gue kan cumen mau menuhin kebutuhan biologis gue. Tapi gue masih sayang lu."Diana termenung di kamarnya sendirian. Dia menangis tersedu-sedu. Di tengah kegalauan dan kesedihan yang dirasakannya, Diana mulai mengenang masa-masa lalu. Masa-masa perkenalan diriny
Read more
Bab 2. Kuliah
Liana menepuk pundak Diana dan berbisik, “Adam ke sini!”Diana langsung memegang tangan Liana dan berdiri menjauhinya. Liana melihat Dino dari kejauhan dan memberikan isyarat. Sekolah Diana dan Adam memang berbeda namun berdekatan sehingga murid-murid dari sekolah sebelah bebas keluar masuk sekolah Diana.“Diana!” seru Adam. Diana terus berjalan tanpa menoleh.Dino segera menghadang Adam, “Lo ngapain ganggu temen gue lagi? Kurang jelas apa kemarin?”“No, gue itu masih sayang sama Diana!”“Ngakunya sayang tapi lo ngga bisa jaga Diana! Lo juga main belakang dengan sengaja. Itu bukan sayang! Lo egois! Ini juga bukan sekolah lo. Jadi pergi dari sini!” bentak Dino. Adam terlihat kesal dan pergi meninggalkan sekolah.Beberapa kali Adam berusaha mengajak Diana balikan, namun Diana menolaknya. Untung ada sahabat-sahabatnya, Dino dan Liana. Kedua sahabat Diana adalah anak dari keluarga kuran
Read more
Bab 3. Pertemuan
Setiap minggu pagi, Diana dan Liana memang selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi Sunmor dan mencari barang-barang murah untuk kebutuhan mereka sehari-hari. Seusai sarapan pagi, Liana segera mengambil dompet di kamar dan Diana memakai sneakers putih andalannya. Letak Sunmor dengan rumah mereka sebenarnya tidak terlalu jauh dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki kira-kira 20 menit.Seusai mereka bersiap dan membawa perlengkapan, Diana dan Liana segera keluar dari rumah dan mengunci rumah mereka. Mereka mulai berjalan ke arah Sunmor dan mereka menemui banyak sekali orang-orang lokal yang berjualan maupun berpapasan dengan mereka di sepanjang jalan."Monggo Mbak-mbak (Mari mbak-mbak)," kata bapak-bapak tua sambil memikul gendongan."Nggih, monggo pak (Iya, mari pak)," jawab Diana kepada bapak tua itu.Bapak tua itu tersenyum dan berlalu begitu saja. Beliau hanya bermaksud menyapa anak-anak muda ini. Anak-anak muda yang menurut mer
Read more
Bab 4. Dia
"Selamat datang!" sambut seorang pramusaji di muka pintu. Pramusaji itu segera menunjukkan meja kosong yang ada dan mempersilakan Diana dan Liana untuk duduk disitu. Selanjutnya pramusaji itu berkata kepada mereka, "Ini menunya. Kalau mau order, langsung ke kasir saja ya. Bayar duluan. Oh ya ada wifi juga disini. Kalau mau online, passwordnya sama dengan nama cafe ini.""Okay, thank you," jawab Diana.Diana dan Liana segera melihat menu-menu yang ada di dalam cafe tersebut. Lumayan lengkap sebenarnya. Untuk makanan, memang lebih ke makanan western seperti spaghetti, pancake, pizza, dan lain-lainnya. Untuk minuman, juga banyak pilihannya, mulai dari smoothies, jus, kopi, teh, dan lainnya. Diana dan Liana sempat beberapa kali ganti menu pilihan, namun akhirnya mereka berhasil menetapkan pilihannya masing-masing. Liana menuliskannya di kertas yang ada di meja makan mereka.1 American Pancake Original1 Chesese Spaghetti1 Chocolate Juice1 A
Read more
Bab 5. Rencana
“Richard, mau ki sopo? kok iso ketemu wedok ayu? (tadi itu siapa? Kok bisa ketemu wanita cantik)” tanya Bono kepada Richard. Richard tersenyum dan hanya menaikkan alisnya. Bono menjadi kesal.“Aku kie wes konconan karo kowe ket SD. Terus kowe kenalan mbek cah ayu tapi rak mbok kenalke mbek aku? Rak konco tenan! (Aku sudah berteeman denganmu sejak SD. Lalu kamu kenalan dengan wanita cantik tapi kamu ngga ngenalin dia ke aku? Benar-benar tidak setia kawan!)”Richard menjawab sambil memotong-motong sosis di depannya, “Cewe yang mana dulu? Tadi ada dua.”Bono menuang adonan ke dalam panci  sambil menjawab Richard,”Yang duduk di sampingmu! Yang cantik. Wes tenan, bejo tenan kowe nemu wong ayunge koyok ngono (Beneran, beruntung sekali kamu ketemu orang cantiknya seperti itu)”. Richard tertawa dan menjawabnya, “Makanya aku tadi langsung datengin dia. Dia agak malu-malu gitu tapi dia b
Read more
Bab 6. Persiapan
Keesokan harinya, pagi-pagi benar, Diana terbangun. Dia melihat ke arah jam dindingnya. Waktu menunjukkan pukul empat pagi. Diana menarik nafas panjang. Tidur malamnya terganggung karena dia benar-benar gugup dengan acara nanti malam. Walaupun Richard bukan siapa-siapanya namun Diana sangat pusing memikirkan pertemuan kedua orang tuanya dengan Richard.Diana segera beranjak dari tempat tidurnya. Dia membuka laptopnya dan mencari kira-kira menu apa yang akan dimasaknya nanti malam. Ada orang tuanya dan ada Richard juga. Dia membutuhkan menu yang sederhana namun dicintai banyak orang. Diana mengingat-ingat berbagai macam masakan yang pernah dicobanya. Namun pikirannya buntu."Ahhhhhhh!" Teriaknya gelisah.Sambil merenung, Diana membuka-buka galeri laptopnya. Dia menemukan foto-foto lama sejak dirinya masih kecil. Ada foto ketika dia memakai baju adat, ada foto ketika dia menjadi dokter kecil, dan lain sebagainya. Dia tertawa melihat foto-foto itu. Ada foto bi Inah
Read more
Bab 7. Pertemuan
Diana dan Liana tersenyum puas. Mereka melihat makanan dan minuman sudah tertata rapi di atas meja makan. Snack pun dalam toples-toples juga sudah terisi penuh."Akhirnya kelar juga, Di," kata Liana padanya. Liana segera membuka kulkas dan mengeluarkan sebotol coca-cola. Liana lalu mengambil gelas di kabinet bawah."Minta sini," kata Diana padanya. "Okay." Liana segera menuangkan coca-cola di dua gelas dan menyerahkan satunya kepada Diana. Mereka meminumnya dalam satu kali tegukan. Diana berkata pada Liana, "Li, menurut lo, Richard nanti beneran dateng ngga?""Iya beneran lah Di. Dia udah confirm kan waktu lo kirim kabar?""Iya sih, cumen gue takut aja kalau dia ngga show up," kata Diana dengan nada cemas. Liana mendekati Diana dan memeluk bahu sahabatnya, "Kalau dia ngga show up berarti lo harus jauhin dia. Anggap aja dia stranger kemarin sore."Diana mengangguk. Hatinya sed
Read more
Bab 8. Makan Malam Bersama
Makan malam kali ini berbeda. Diana merasa sangat bahagia karena orang-orang yang disayanginya semuanya berkumpul bersama, tidak terkecuali Richard. Pria yang baru ditemuinya kemarin namun menarik hatinya secara instan.Setelah Dino datang, Diana langsung mengajak untuk segera berkumpul di meja makan. Mereka segera menempati tempat duduk di meja oval yang terletak di ruang makan. Pak Wisnu, Bu Wisnu, dan Diana berhadap hadapan dengan Richard, Dino, dan Liana. Richard terlihat gugup makan langsung berhadapan dengan Pak Wisnu.Setelah duduk, Bu Wisnu berbisik kepada Diana, "Mama seneng lihat Richard. Orangnya baik. Dia juga ganteng.""Ih apaan sih ma," balas Diana. Mama terkekeh. Diana melirik Richard di ujung sana yang masih terdiam.Pak Wisnu berdeham dan berkata, "Ini siapa ya yang punya acara?" Liana pun menendang kaki Diana. Diana memandannya dan Liana memberikan isyarat supaya Diana yang berbicara. Diana menarik nafas panjang dan membuka
Read more
Bab 9. 7/20 Minutes in Heaven
Dino dan Liana segera memaksa Diana dan Richard masuk ke dalam kamar Diana. Liana mematikan lampunya dan berpesan kalau Diana dan Richard menyalakan lampunya, maka mereka akan dipaksa berciuman depan orang tua Diana."Sungguh kejam! Emang kita anak-anak," batin Diana. Tapi mereka ngga punya pilihan lain. Dino dan Liana bisa menjadi sangat keras kepala kalau sudah ambil keputusan.Richard memilih duduk di ujung tempat tidur dan Diana juga duduk di ujung satunya lagi. Mereka berdua duduk dalam keheningan. Ketertarikan seksual diantara keduanya hampir memuncak. Dengan adanya sedikit cahaya dari arah luar kamar yang menembus ke jendela, Richard sesekali melihat bibir Diana dan menelan ludahnya. Dia melihat sosok Diana yang sangat menarik di matanya. Sayangnya, Diana tidak bergeming. Richard pun menahan dirinya."Hmm, Diana?"Diana menjawab, "Iya Richard.""Agak aneh sih kalau kita diem-dieman gini. Tujuh menit lumayan lama lho. Gimana kalau kita tanya
Read more
Bab 10. Teman
"Andani tho! Tipsku kuwi ampuh. Rak percoyoan kok kowe! (Dibilangin! Tipsku itu ampuh. Ngga percayaan sih kamu!)" kata Bono kepada Richard. Mereka berdua duduk berhadap-hadapan di dalam dapur di resto mereka.Richard telah menceritakan semua kejadian kepada Bono. Bono mendengarnya dengan senang dan sesekali meledek Richard. Mereka segera mengeluarkan red wine dan minum bersama. Kebetulan udara malam kali ini juga sangat dingin sehingga anggur bisa jadi solusi untuk membuat badan mereka lebih hangat."Kok kamu ngga ngomong ke aku kalau kerjaan anak-anak uda selesai? Terus besok yang nganterin makanan ke MIPA siapa?" tanya Richard kepada Bono."Aku tuh ngga mau gangguin acaramu sama Diana, Ric! Lagian anak-anak juga uda pinter-pinter kok. Kerjanya pada cepet. Besok yang nganterin aku sama Yano. Wes, rak sah dipikir! (Sudah tidak usah dipikir)."Richard tersenyum dan berkata, "Maturnuwun yo Bon." Bono m
Read more
DMCA.com Protection Status