Share

AKU VS AYAH ANAKKU
AKU VS AYAH ANAKKU
Penulis: Hwali

SATU

Kalian pernah mengalami hal ini tidak? Menjadi marketing kantor yang tugasnya harus keluar untuk menawarkan jasa atau barang produk kita tapi akhirnya bertengkar dengan accounting karena terlalu ketat soal pengeluaran?

Ya, aku mengalaminya!

Aku bekerja di bagian marketing hotel, memperkenalkan produk jasa kami ke masyarakat luas yang pastinya membutuhkan dana banyak tapi sayangnya selalu bertengkar dengan accounting yang ditekan sekretaris bos karena pengeluaran marketing terlalu banyak.

Aku benci dia!

Oke, disamping masalah kantor. Aku harus menghadapi cerewetnya orang tua yang akan menjodohkanku dengan pria lain supaya menikah dan punya anak!

Karena aku sudah terlalu gila dan malas menghadapi semuanya, kenapa tidak sekalian saja ons lalu punya anak? Eh, bagaimana kalau pria itu berpenyakit? Ah, yang pasti jangan melakukannya dengan pria tidak bermodal.

Oke, ini resolusi awalku di tahun baru yang ternyata merupakan awal bencanaku.

---------

Begitulah resolusi awal Nada yang bisa dibilang gila tapi harus dicoba.

Di suatu kamar hotel yang gelap dan mewah, Nada bisa merasakan sesuatu di antara kedua kaki. Sakit dan perih harus ditahannya demi bisa mendapatkan anak.

Malam tahun baru ini, dia harus bisa mendapatkan anak dari pria bertopeng ini. Mereka berdua tidak bicara sama sekali di pesta, hanya bertukar tulisan kertas dan tatapan lalu menyewa kamar hotel yang mewah.

Beginikah namanya seks? Benar-benar menyakitkan.

Nada memejamkan mata untuk menahan sakit di dalam pelukan pasangannya lalu tidak lama saat pria ini mulai bergerak, tubuhnya mulai memanas dan dia merasakan perubahan di tubuhnya.

Kedua mata Nada membulat dan dia berteriak kencang, gerakan semakin intens.

Akhirnya Nada mengerti arti seks sesungguhnya, benar-benar nikmat dan menyenangkan.

Nada mengangkat bahu ketika merasakan napas pasangan seksnya di telinga. Tidak ada ucapan cinta ataupun kalimat menenangkan seperti di film-film.

Hanya erangan dan desahan napas mereka berdua.

Apakah akan berakhir?

Nada yang baru pertama kali melakukan hubungan intim di usia dua puluh tujuh tahun kebingungan ketika sadar pria ini tidak bergerak untuk mengatur napas.

Tidak lama gerakan itu muncul lagi dan Nada melotot ngeri, rasanya menyenangkan sekaligus menakutkan karena tidak bisa melihat wajah pria ini.

Nada memejamkan nata dengan ketakutan sekaligus merasakan ekstasi menyenangkan.

Nada teringat sesuatu dan memberanikan diri bertanya. "Apakah kamu memakai pengaman?"

Pria itu menjawab. "Ya, untuk berjaga-jaga."

Nada merasa mengenal suara ini. Suara orang yang paling dibencinya. Apakah seks juga bisa membuat halusinasi?

Nada menggelengkan kepala lalu berkata. "Hari ini bukan masa suburku, lepaskan saja."

Pria itu terdiam, tidak ada gerakan.

"Hallo?"

"Apakah kamu ingin menjebakku?"

Nada melingkarkan kakinya di pinggang pria itu dan menggeleng. "Tidak, aku hanya ingin merasakan kenikmatan dunia. Sudah lama aku tidak merasakan." Bohongnya.

Nada merasakan pria itu keluar dari dirinya sebentar lalu masuk lagi.

Hari ini Nada benar-benar merasakan pelajaran baru lagi. Pacaran atau berdua saja benar-benar berbahaya! Memang harus ta'aruf untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, untung saja Nada sudah siap dari kenekatannya sekaligus menginginkan konsekuensi.

Nada yang tadinya hanya mengerang, mulai menjerit nikmat. Pantas saja hotel-hotel kelas atas kamarnya kedap suara.

Setan, pria ini benar-benar setan!

Nada mulai gila!

---------

Matahari pagi, terselip dari gorden kamar, Nada membuka matanya perlahan untuk adaptasi.

Ketika mata terbuka, dia merasakan topeng masih menempel di wajah. Dia membukanya lalu melihat suasana kamar yang berantakan lalu mulai berhitung berapa kali melakukannya.

Satu-

Dua-

Tiga-

Nada terbelalak ngeri ketika berhenti diangka dua puluh, benarkah dua puluh? Tidak, mana mungkin dua puluh! Mana ada pria yang sekuat itu?

Seseorang menarik Nada ke belakang hingga punggungnya kembali menempel tempat tidur.

Nada menoleh ke kanan dan melihat sepasang mata cantik sedang menatap dirinya lalu menatap wajah yang seperti dia kenal

Mereka saling menatap dalam diam lalu menjerit menjauh dengan raut wajah bingung campur takut.

Pria itu menunjuk Nada dengan terkejut. "Ka- kamu-"

Nada hampir saja terjatuh dari tempat tidur, menatap ngeri musuh terbesarnya. "Pu- Putra-"

Pria itu bangkit dari tempat tidur, tanpa peduli masih telanjang. "Kamu menjebakku? Harusnya aku sudah curiga dari awal!"

Nada menutup kedua matanya dengan kedua tangan yang terbuka sedikit, mengintip tubuh seksi partner semalam dan teriak di dalam hati. Gila! Gila! Kapan dia sempat olah raga?

"Kamu! Kamu pasti ingin menjebakku lalu cerita ke semua orang kalau-"

Nada menggeleng lalu mengangkat tangannya untuk menghentikan tuduhan Putra. "Tu- tunggu dulu, kita melakukan ONS bukan?"

"Apa?"

"One Night Stand! Semalam kita melakukan itu!"

"Kamu bukan menjebakku?" Putra menatap tidak percaya Nada.

Nada menatap heran Putra "Menjebak untuk apa? Apa keuntungannya untukku?"

Putra memutar otak untuk mencari kalimat yang pas.

"Tuh, kan. Kamu sendiri bingung apalagi aku, tuduhan kamu itu tidak berarti." Nada berusaha berdiri dalam keadaan telanjang, pinggang dan kakinya serasa lemah tapi harus ditahannya.

Putra terbelalak ngeri lalu mengalihkan tatapannya, tersadar dia melakukan hal yang sama, segera menutup tubuh dengan selimut.

"Setelah ini, tidak ada apa-apa!"

"Memang itu yang aku inginkan." Nada menguap malas lalu masuk ke kamar mandi. Setelah menutup pintu kamar mandi, tubuhnya merosot lemah karena kedua kakinya tidak kuat menopang lagi, pinggang juga serasa encok seperti emak-emak yang mengeluh karena seharian membersihkan rumah.

Pantas saja semalam seperti kenal suara itu, ternyata bukan halusinasi tapi memang orangnya langsung.

Putra duduk bersandar di tempat tidur, menatap kamar mandi dengan marah dan berteriak di dalam hati untuk menjaga citranya. Wanita itu benar-benar gila! Dia pasti menjebak aku supaya tidak marah-marah lagi padanya!

Putra mengalihkan tatapannya ke sekeliling tempat tidur lalu memijat kepalanya yang pusing. Semalam benar-benar liar, Putra harus mengakui wanita itu benar-benar- hm?

Putra membuka selimut di tengah tempat tidur dan terkejut. Darah!

Putra segera menggedor pintu kamar mandi dengan marah. "Kamu perawan?!" teriaknya.

Nada terkejut dan langsung bertanya. "Darimana kamu tahu?" setelah itu dia merutuki kebodohannya di dalam hati. Tentu saja Putra tahu, pasti ada jejak noda darah di atas tempat tidur. Tidak mungkin dia tidak tahu.

Dengan panik, Nada mencari alasan. "Enggak, aku mens!"

"Jangan bohong!" bentak Putra yang masih menggedor pintu kamar mandi. "Keluar atau aku panggil security buat mencongkel pintu kamar mandi!" ancamnya.

"Panggil saja! Kamu toh yang rugi, karena tidur sama partner kerja! Ingat aturan yang kamu buat!" tantang Nada. "Kamu pergi sana!"

Putra teringat dengan aturan yang sempat dibuatnya di kantor. Tidak boleh ada hubungan asmara di kantor, pasangan suami istri pun harus beda tempat.

Putra menggertakkan gigi dengan marah lalu memakai pakaian dan barang-barangnya, pergi dari kamar hotel.

Nada yang mendengar suara pintu ditutup dengan kasar, membuka pintu perlahan dan celingukan. Setelah serasa aman tidak ada Putra, dia menutup kembali pintu kamar mandi lalu mandi, menggosok tubuhnya dengan keras untuk menghapus jejak sialnya.

Jika pasangan suami istri menyebut jejak cinta maka Nada menyebut jejak kesialan, dari jutaan pria yang hidup di indonesia kenapa malah dapat musuh bebuyutan?!

Argh!

Selesai menghapus kesialannya, Nada istirahat sejenak lalu teringat hari ini tanggal merah.

Nada juga minta house keeper membersihkan kamar setelah dirinya membersihkan kondom yang menyebar dimana-mana.

Setelah kamar dibersihkan, dia istirahat di atas tempat tidur dan tertidur pulas lalu membuka matanya kembali.

Wait! Aku ONS tujuannya supaya hamil lalu ternyata aku melakukan dengan Putra, apakah anakku akan seperti pria kejam itu?! . Teriak Nada di dalam hati.

Nada menjadi pusing begitu teringat kembali. Argh!

Nada memukul-mukul tempat tidur dengan marah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status