Share

TUJUH

Nada menepuk perut dengan kenyang. Setelah menyelesaikan makan dengan Putra, dia segera melarikan diri ke ruangan.

Tidak lama rekan-rekannya datang dari kantin dan melihat Nada yang sudah menepuk perut.

'Sudah makan?"

Nada mengangguk.

"Makan apa?"

"Hanya salad."

"Segitu kenyang?"

"Ya."

"Pantas saja badan bu Nada kecil terus." Sahut teman lain sambil duduk.

Nada tidak tahu apakah itu hinaan atau pujian. Yang terpenting kebutuhan makan jabang bayi terpenuhi.

Tring

Nada membuka handphone dan terkejut.

[Mau dibelikan buah? Kebetulan aku harus keluar bersama Choky.]

Nada segera membalasnya. Tidak ada, terima kasih.

Nada segera meletakan handphone dan hendak bicara.

Tring.

Nada membuka handphonenya lagi.

[Saya belikan parsel buah yang cocok untuk wanita hamil.]

Nada hampir saja melempar handphonenya, dia jijik dengan perhatian Putra.

Sejak kecil Nada melihat perselingkuhan ayah jadi wajar tidak terlalu mengutamakan perjalanan cintanya. Karena beranggapan pria hanya mengumbar janji.

Setela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status