BAB 3. Musuh Bebuyutan
“Saka awas!”Terlambat, mobil yang melaju kencang dan kehilangan kendali itu, menabrak pembatas jalan, hingga hancur berkeping-keping. Belum sempat menyadari apa yang tengah terjadi, tubuhnya sudah terdorong kuat, keluar dari mobil. Tubuhnya terlempar sangat kuat, hingga menyentuh aspal.“Saka!” teriak gadis itu. sang sahabat masih tersisa di dalam mobil yang sebentar lagi akan meledak. Tertatih, dia mencoba bangkit, meski tubuhnya terasa sangat sakit.Duar! Suara ledakan muncul bersama api. Tubuh gadis itu kembali terpental, cukup jauh. Wajahnya penuh luka bukan saja sebab terkena aspal yang keras, tetpi juga akibat ledakan yang membuat wajahnya hampir tidak dikenali.“Saka!” gadis itu terbangun dengan keringat membasahi keningnya. Gadis itu menoleh, menemukan foto dua orang berlawanan jenis yang tengah tersenyum lebar.“Ka, maaf,” lirihnya.Dadanya seperti dihimpit oleh sesuatu membuat dia sedikit sulit mengatur napas. Gadis itu meraih gelas dan meneguk isinya sampai habis. Merasa m
Baca selengkapnya