All Chapters of My Supermodel Husband : Chapter 1 - Chapter 10
60 Chapters
Bab 1 Gawat
Suara pintu terbuka dengan kasar membuat pria yang sedang fokus pada laptopnya mengalihkan pandangannya. Kafaeel Syailendra-seorang model yang merangkap menjadi seorang CEO itu menoleh ke arah pintu. Pria tiga puluh tahun itu melihat sang asisten masuk ke dalam ruangannya dengan tergesa-gesa seperti baru saja melihat hantu.“Apa kamu tidak bisa membuka pintu dengan baik?” tanya Kafa-panggilan akrab dari pria yang baru saja menyandang jabatan sebagai CEO Kafa Management-sebuah agensi model kelas atas di Indonesia. Sebuah agensi yang sudah mengirim model-modelnya memasuki kancah internasional, termasuk Kafa. Pria tampan itu adalah model dari perusahaannya sendiri.K Management merupakan anak perusahan dari Syilendra Grup-yang merupakan perusahaan media, berbasis multi platform, seperti website, social media, majalah, maupun event. Syailendra Grup juga merupakan penggagas diadakannya event modelling yang menjembatani para desainer untuk memperkenalkan produk mereka. Dengan adanya K Manag
Read more
Bab 2 Nilai Jual
Suara kamera yang membidik objek terdengar mengisi ruangan. Seorang model berpose di depan kamera dengan berbagai gaya yang diarahkan oleh sang fotografer. Sorot lampu yang mengarah pada sang model menjadi elemen penting. Pencahayaan yang bagus akan membuat hasil foto yang sempurna.“Iya bagus-bagus, tetap tahan!” Sang fotografer mengarahkan sang model untuk tetap pada posisinya ketika menemukan angle yang pas.Sang model wanita terus berpose di depan kamera. Seolah dirinya adalah model paling cantik yang ada. Tangannya dengan gemulai bergerak ke sana ke mari sesuai arahan fotografer. Sesekali bergerak sesuai nalurinya sebagai seorang model. “Coba letakkan tangan di bibir,” ucap fotografer memberikan arahan.Dengan sensual sang model melakukan apa yang diperintahkannya. Bibirnya yang dipoles lipstik merah begitu terlihat sangat menggoda. Pas sekali ketika jari-jari indahnya itu berada di atas bibir. Kuku-kuku lentik dengan cat kuku berwarna merah pun, tampak indah sekali.“Bagus, tah
Read more
Bab 3 Kesempatan Emas
Suara ketukan pintu terdengar membuat Flo yang menikmati tidurnya, terbangun. Padahal dia baru saja memejamkan matanya. Flo berangsur bangun dari tidurnya. Dia ingin melihat siapa gerangan yang mengetuk pintu. Saat membuka pintu, dia mendapati temannya masuk ke kamar kosnya. “Lihat fotomu beredar di internet,” ucap Shintia pada Flo menunjukan layar ponselnya.“Astaga!” Alangkah terkejutnya Flo melihat fotonya bersama dengan Kafa beredar di internet. Terlebih lagi foto itu terlihat sanga vulgar karena tanpa sehelai benang pun. Rasanya Flo tidak pernah merasa berpose seperti itu. Beberapa komentar membanjiri foto-foto yang tersebar. Mereka rata-rata menanyakan siapa gerangan wanita yang bersama dengan Kafa. Ada beberapa yang mengatakan jika wanita yang bersama Kafa jelek.“Bagaimana bisa ini terjadi?” tanya Shintia.“Entahlah.” Flo masih bingung, otaknya seketika kesulitan untuk berpikir.“Tenanglah, aku yakin ini hanya editan semata. Jadi jangan khawatir.” Shintia mencoba untuk menena
Read more
Bab 4 Menemukan Celah
Flo masih bertanya-tanya siapa gerangan orang yang berada di dalam lift bersamanya. Sampai-sampai dua orang model yang menunggunya itu mengurungkan niat untuk bersama Flo masuk ke dalam lift.Saat masuk Flo melihat jelas jika dua pria di depannya sangat tampan. Satu pria yang menarik perhatiannya adalah pria yang memiliki tinggi lebih dari pria di depannya. Wajah tampan dengan rahang tegas terlihat sempurna sekali. Membuat Flo sedikit mengagumi dalam diamnya.Di depan para pria itu Flo berdiri dengan tenang. Tak mau terpengaruh dengan keadaan dua pria itu, walaupun sebenarnya dia berdebar-debar.“Apa kamu tidak tahu peraturan di sini?”Suara yang terdengar itu membuat Flo menoleh. “Anda bicara dengan saya?” tanya Flo. Dia merasa bingung kenapa pria yang berada di belakangnya itu. Dia menoleh ke belakang untuk melihat pria tersebut.Kafa menatap dengan tajam gadis di depannya. Merasa sedikit kesal karena ternyata jawaban gadis di depannya itu seperti itu. “Memang siapa lagi jika bukan
Read more
Bab 5 Gadis Dalam Foto
“Kamu wanita yang berada di lift tempo hari, bukan?” tanya Kafa ketika mengenali wajah Flo.Untung dia mengenali aku sebagai wanita yang berada di kantornya. Flo sedikit beruntung ketika Kafa mengenalinya bukan karena foto vulgarnya yang beredar di internet.“Sedang apa kamu di sini?” Manik mata indah berwarna hazel milik Kafa terlihat menajam ketika bertanya. Pandangannya penuh rasa curiga. Karena sedikit ganjal gadis di hadapannya itu berada di ruko yang sama dengannya.Flo bingung mencari alasan apa. Tak mau memberikan alasan yang tidak masuk akal pada Kafa. Bisa-bisa, pria yang sedang memandanginya penuh dengan rasa curiga itu tahu, jika semua ini terjadi karena ulahnya.Gala yang berdiri di belakang Kafa memerhatikan gadis yang bersama dengan Kafa. Wajahnya begitu familiar, membuatnya bertanya-tanya. Sejenak, dia mengingat foto yang dipegangnya. Foto itu yang akan Kafa tunjukan pada orang yang sudah mengedarkan foto itu di internet.Gadis itu adalah gadis dalam foto ini. Gala akh
Read more
Bab 6 Menyelamatkan Nama Baik
“Jadi apa benar itu adalah foto kalian?” Kembali wartawan menanyakan hal yang sama.“Kami akan mengadakan konferensi pers. Jadi kami akan menjawabnya nanti,” jawab Kafa. Membalikkan tubuhnya, dia membawa kembali Flo dalam pelukannya. Melindunginya dari kejaran wartawan yang terus bertanya.Flo hanya pasrah begitu saja saat Kafa memeluknya. Aroma parfum menggelitik indera penciumannya saat kepalanya menempel di dada Kafa. Untuk sesaat Flo terlena dengan pesona supermodel itu. Sambil menyembunyikan wajahnya, dia terus merasakan sensasi berdebar-debar. Tangannya yang berada di dada Kafa, dapat merasakan betapa keras perut Kafa. Ditambah lagi, lekukan di perutnya. Itu adalah wujud nyata dari perut kotak-kotak yang dilihatnya tadi.Kafa membawa Flo ke mobilnya. Diikuti oleh Gala. Saat pintu dibuka oleh Gala, Kafa buru-buru masuk ke mobil. Wartawan di luar masih terus membidik foto saat Kafa di dalam mobil. Masih mengejar juga ketika mobil perlahan meninggalkan ruko.“Sepertinya kamu menikm
Read more
Bab 7 Aku Ingin Menjadi Model
“Kenapa kamu mengatakan jika dia tunanganmu?” Saat masuk ke ruangan Gala langsung melempar pertanyaan itu. Merasa sedikit kesal karena Kafa menciptakan masalah baru.“Jika aku tidak mengatakan itu, pastinya akan membuat publik berpikir negatif padaku. Jadi cara aman hanya mengatakan jika gadis itu adalah tunanganku.” Walaupun kalimat itu spontan, tentu saja dibuat dengan tidak asal-asalan.“Iya, tetapi masalahnya, dia bukan tunanganmu.” Gala hanya bisa memijat pelipisnya. Merasa pusing dengan jawaban dari Kafa.“Tinggal buat dia menjadi tunanganku atau istriku selesai masalah. Apa yang susah?”Gala tercengang dengan jawaban Kafa. Semudah itu temannya mengatakan tentang pernikahan. “Kamu tahu, Fa, tidak semudah itu menikah. Belum tentu gadis itu mau.”“Siapa yang menolak pesonaku? Aku supermodel. Model internasional. Jadi pasti dia mau.” Dengan percaya dirinya, Kafa membanggakan dirinya.Mendengar temannya yang super percaya diri
Read more
Bab 8 Aku Akan Menikahinya
Flo masuk ke rumah. Tampilan megah rumah benar-benar membuatnya tercengang. Beberapa lampu kristal yang mengantung terlihat jika itu adalah lampu mahal. Kursi-kursi dengan warna gold sudah seperti singgasana sang raja. Rumah sudah bak istana raja, sama persis dengan bayangan Flo yang tadi melihat tampilan rumah dari depan.Flo menyapu pandangan. Mencari di mana orang tua Kafa berada. Saat itu juga, dia melihat seorang wanita paruh baya yang menuruni anak tangga. Wajahnya masih terlihat cantik, walaupun mungkin usianya sudah tidak muda lagi. Dia tak sendiri, di belakangnya ada pria paruh baya yang juga ikut menuruni anak tangga. Postur tubuhnya tinggi besar. Wajahnya pun terlihat sangat berwibawa. Mungkin karena dia adalah pemimpin sebuah perusahaan.Sejenak Flo berpikir, mungkin tinggi badan Kafa diperoleh dari sang papa. Ketampanan Kafa diperoleh dari campuran sang mama dan papanya. Begitu sempurna.Kembali Flo mencengkeram lengan Kafa dari belakang. Takut dengan apa yang akan terjadi
Read more
Bab 9 Konfrensi Pers
“Apa yang harus aku katakan nanti?” tanya Flo di dalam perjalanan.Kafa melirik sebentar Flo. Membagi konsentrasinya pada jalanan. “Tidak perlu bicara apa-apa.”“Jadi kamu minta aku diam saja begitu?” tanya Flo memastikan. Netranya masih tak beralih pada Kafa yang masih asyik dengan kemudinya.Iya.” Kali ini Kafa tidak menoleh atau melirik. Pandangannya lurus ke depan. Fokus pada jalanan di hadapannya. Dia ingin segera sampai di Kafa Management. Gala sudah mengirim pesan, jika wartawan sudah datang ke kantornya.“Aku jadi patung di sana?” tanya Flo kembali.“Tidak juga.”“Lalu?” tanya Flo dengan mengerutkan dahinya.“Kalau patung itu tidak bergerak sama sekali, sedangkan kamu hanya tidak bicara sama sekali.”Jawaban Kafa benar-benar membuat Flo kesal. Merasa sama aja keberadaannya. Karena intinya, dia akan menjadi pajangan saja saat konferensi pers. Namun, kalau pun ditanya wartawan, dia tidak tahu harus menjawa
Read more
Bab 10 Surat Perjanjian
Flo yang kesal, menatap malas pada Kafa. Dia tidak akan bisa membayangkan menikah dengan supermodel aneh seperti Kafa. Sudah dipastikan, mereka akan bertengkar terus. Namun, kini dia tidak dia harus bertahan. Karena hanya dengan cara itulah dia akan bisa masuk ke Kafa Management.Masuk ke ruangan, Flo langsung duduk di sofa empuk berbahan kulit di ruangan Kafa. Ada Gala yang duduk di depannya berhadapan dengannya. Pria itu tampak dingin sekali. Dibanding dengan Kafa, mungkin dia lebih banyak diam.Kafa mengambil sesuatu di mejanya dan kembali dengan sebuah berkas di tangannya. “Ini,” ucap Kafa seraya meletakkan berkas di atas meja tepat di depan Flo.Dahi Flo berkerut diiringi dengan matanya yang menyipit ketika melihat berkas yang diberikan oleh Kafa. “Apa ini?”“Surat perjanjian pernikahan.” Kafa mendudukkan tubuhnya di sebelah Gala. Sambil menatap Flo yang berada di depannyaFlo terkejut. Netranya langsung membulat ketika mendengar apa
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status