Share

My Supermodel Husband
My Supermodel Husband
Author: Myafa

Bab 1 Gawat

Suara pintu terbuka dengan kasar membuat pria yang sedang fokus pada laptopnya mengalihkan pandangannya. Kafaeel Syailendra-seorang model yang merangkap menjadi seorang CEO itu menoleh ke arah pintu. Pria tiga puluh tahun itu melihat sang asisten masuk ke dalam ruangannya dengan tergesa-gesa seperti baru saja melihat hantu.

“Apa kamu tidak bisa membuka pintu dengan baik?” tanya Kafa-panggilan akrab dari pria yang baru saja menyandang jabatan sebagai CEO Kafa Management-sebuah agensi model kelas atas di Indonesia. Sebuah agensi yang sudah mengirim model-modelnya memasuki kancah internasional, termasuk Kafa. Pria tampan itu adalah model dari perusahaannya sendiri.

K Management merupakan anak perusahan dari Syilendra Grup-yang merupakan perusahaan media, berbasis multi platform, seperti website, social media, majalah, maupun event. Syailendra Grup juga merupakan penggagas diadakannya event modelling yang menjembatani para desainer untuk memperkenalkan produk mereka. Dengan adanya K Management, para desainer bisa menggunakan model-model yang berada di K Management untuk memperkenalkan produk mereka ketika event berlangsung.

Enam tahun lalu Kafa melenggang di fashion week internasional. Sejak saat itu dia menetap di Paris, yang terkenal sebagai pusat mode dunia. Namanya melambung tinggi setelah wajah tampannya terpampang di beberapa majalah kelas internasional.

Orang menyebut Kafa adalah supermodel. Rahang tegas, tatapan tajam dan tubuh kekarnya, menjadi daya tarik sendiri untuk menjadi magnet fashion. Apa saja yang dipakai Kafa, selalu terlihat fashionable.

Sayangnya, kesempatan menjadi supermodel itu sudah berakhir, karena seminggu yang lalu, Kafa memutuskan menjadi CEO di perusahaan yang didirikan papanya untuknya. Sesuai dengan kesepakatan dengan sang papa-Syailendra, Kafa bisa mengejar karir modelnya, tetapi dia akan tetap menjadi CEO di K Management suatu saat nanti.

Enam tahun adalah waktu yang diberikan sang papa. Hingga saat waktu itu tiba, mau tidak mau Kafa harus kembali ke Indonesia. Melepas perlahan mimpi yang sudah dia raih. Namun, tak masalah bagi Kafa, namanya sudah dikenal di kalangan model, jadi dia masih akan menjadi role mode untuk dunia fashion. Karena dia adalah supermodel.

“Ini gawat, Fa,” ucap Gala-asisten Kafa seraya mengayunkan kakinya menghampiri meja Kafa. Pria yang seusia Kafa itu adalah teman sekaligus asistennya. Gala sudah seperti saudaranya bagi Kafa. Sejak orang tuanya meninggal, Gala tinggal bersama dengan orang tua Kafa. Mereka sudah menganggap Gala anak sendiri dan sebaliknya Gala sudah menganggap kedua orang tua Kafa-orang tuanya sendiri.

“Apa yang lebih gawat dari pakaian dalam Supermen yang berubah menjadi di dalam?” Senyuman polos pria tampan selalu saja tetap memesona.

“Astaga! Kenapa membahas pakain dalam Supermen. Ini lebih gawat dari itu!” Gala menatap lekat wajah Kafa

Kedua bola mata yang dihiasi bulu mata indah milik Kafa berkedip-kedip manja ketika temannya tampak serius. “Apa Supermen tidak pakai pakaian dalam?” Kafa langsung tertawa membayangkan ucapannya sendiri.

“Fa!” teriak Gala kesal.

“Oke-oke, katakan padaku, ada apa?” tanya Kafa mulai serius.

Gala memutari meja Kafa. Menuju ke laptop milik temannya. Melihat Gala yang mengambil alih laptopnya, Kafa memundurkan tubuhnya. Memberikan ruang untuk Gala memainkan mouse pada laptopnya.

Tangan Gala sibuk memainkan mouse. Mengklik laman untuk dibuka. Kafa dengan saksama melihat apa yang dilakukan oleh Gala.

“Kamu mau menunjukan foto vulgar ya?” tanya Kafa menengadah melihat Gala yang posisinya lebih tinggi darinya. “Tidak baik, Galah!” Kafa biasa memanggil temannya itu dengan panggilan Galah. Menurutnya itu adalah doa agar temannya itu bisa tinggi seperti galah, tetapi tidak sama sekali temannya itu menjadi tinggi. Padahal kedua orang Kafa sudah memberikan Gala susu merk jerapah. Berharap Gala bisa tumbuh setinggi jerapah. Sayangnya, hanya Kafa yang mempan minum susu merk jerapah karena akhirnya dia benar-benar tumbuh tinggi.

“Siapa yang mau menunjukkan foto vulgar,” elak Gala. Tangannya masih sibuk bermain mouse. “Ini dia,” ucapnya Gala menemukan apa yang dicarinya. “Lihatlah!” perintah Gala pada temannya.

Kafa menatap layar laptopnya. Kedua bola matanya membulat sempurna ketika melihat foto di dalamnya. “Astaga, ini lebih gawat dari Supermen yang lupa pakai pakaian dalamnya,” ucap Kafa melihat foto yang di depannya.

Gala yang mendengar hanya bisa mendengus kesal. Sejak temannya itu ke luar negeri, otaknya semakin tidak sempurna. Entah apa yang dimakannya di sana hingga membuatnya sedikit tidak waras.

“Bagaimana bisa wajah tampanku bersanding dengan Galagadot begitu?” Kafa terkejut dengan wajahnya yang bersanding dengan seorang wanita.

Saat namanya disebut, Gala menatap tajam pada temannya. Hingga, akhirnya Kafa menyadari jika mulutnya salah berucap.

“Maksudku Gal Gadot KW,” elak Kafa dengan senyuman di wajahnya.

“Apa kamu pernah berpose seperti ini?” tanya Gala yang penasaran.

Kafa memerhatikan dengan saksama wanita yang berpose dengannya. Pose kali ini sangat intim. Tubuh mereka saling menempel tanpa sehelai benang pun. “Kenapa tubuhku jelek sekali?” Bukan fokus dengan pertanyaan Gala, mulut Kafa justru membahas hal lain. “Dan lihatlah wanita ini, jelek sekali!”

“Fa, bisakah kamu serius!” Gala sudah kehabisan kesabarannya. Dari tadi temannya terus saja bercanda.

“Aku tidak pernah berpose seperti itu,” elak Kafa. Dia ingat betul jika selama menjalani dunia permodalan tidak pernah berfoto bugil seperti itu.

Gala mendengus kesal. “Foto ini sudah tersebar di internet, akan jadi sasaran empuk para media saingan Syailendra Grup. Terlebih lagi minggu depan akan ada acara pengumuman kamu menjadi CEO dan ini sangat bahaya sekali.”

“Lalu bagaimana?” Kali ini Kafa mulai serius. Ini menyangkut pekerjaan dan nama baik keluarganya. Jadi mau tidak mau dia harus menyelesaikannya. “Bagaimana semua ini ada?” tanyanya.

“Itu yang masih menjadi pertanyaan aku. Jika kamu tidak pernah berpose, berarti ada orang yang sengaja melakukan ini.”

“Apa tujuannya melakukan hal ini?” tanyanya.

“Apalagi jika bukan untuk menjatuhkan kamu.”

Kafa mengembuskan napasnya kasar. Dia pun menduga yang dikatakan oleh Gala benar. Segala hal memang penuh persaingan dan cara paling sering dilakukan adalah menjatuhkan.

“Ini sudah beredar luas, dan sulit untuk menghentikan penyebarannya. Netizen cepat sekali jika lihat yang seperti ini. Untuk hiburan mereka bergosip.”

“Aku yakin ini diedit oleh orang yang ahli. Minta orang IT kita melacak di mana awal foto ini di upload. Kita akan mulai dari sana. Jika kita sudah temukan semua ini, kita akan telusuri semuanya.”

Gala mengangguk. Kemudian keluar dari ruangan Kafa. Menjalankan semua apa yang diminta oleh Kafa.

Kafa menyandarkan tubuhnya ke kursinya. Rasanya sama beratnya menjalani bisnis dengan menjalani dunia model. Dulu, dia juga kerab diterpa isu, tetapi semua bisa teratasi. Namun, tidak ada yang sampai hal hina seperti ini yang disebar. Kafa tidak menyangka jika ada saja lawan yang berusaha untuk menjatuhkan. Kafa mengingat bagaimana papanya memintanya untuk memulai mengurus K Management.

“Mulailah bekerja besok di kantor. Kafa Management Papa buat untukmu. Jadi jagalah. Kamu sudah punya banyak pengalaman. Jadi manfaatkanlah. Lagi pula dunia model juga tidak selamanya bisa kamu nikmati. Jadi berbisnis adalah solusi untuk menyiapkan masa depanmu.”

Baru saja Kafa sampai di rumah. Wejangan dari sang papa sudah menyambutnya. Paling tidak dia harus kembali untuk mengurus semuanya. Apalagi dia sudah berjanji pada papanya jika dia akan mengurus perusahaan yang dibuat papanya itu untuknya.

Kafa mengembuskan napasnya ketika mengingat bagaimana dia baru memulai pekerjaan, tetapi sudah mendapatkan halangan. Kali ini dia tidak akan tinggal diam dan akan membuat orang yang melakukan semua itu mendapatkan balasan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status