All Chapters of My Supermodel Husband : Chapter 11 - Chapter 20
60 Chapters
Bab 11 Butik
Pagi-pagi sekali Kafa bangun. Sang mama yang menghubunginya, membuat tidur nyenyaknya terganggu. Kirei meminta Kafa untuk menjemput Flo karena hari ini mereka akan memesan gaun pengantin.Tadinya, Kafa ingin meminta Flo langsung ke butik saja. Sayang, dia tidak memiliki nomor telepon Flo untuk meminta gadis itu datang ke kantornya. Kafa merutuki dirinya yang tidak meminta nomor telepon Flo. Padahal jelas nomor telepon itu penting.Sesuai dengan alamat yang diberikan oleh Gala, Kafa menuju ke tempat tinggal Flo. Alamat merujuk ke arah perkampungan di daerah selatan ibu kota. Jalan begitu sempit membuat Kafa harus berhati-hati melajukan mobilnya. Saat berpapasan dengan mobil lain, dia harus melipat spion mobilnya agar mobil bisa lewat. Sungguh Kafa benar-benar kesal karena harus bersusah payah menjemput Flo.“Gang melati,” ucapnya seraya mengedarkan pandangan melihat kanan dan kiri. Mencari gang yang berada di alamat yang diberikan Gala. Alangkah terkejutnya ketika mengetahui gang itu t
Read more
Bab 12 Cincin Yang Cantik
Hari ini akan menjadi hari panjang. Setelah dari butik-memesan gaun, kini mereka melanjutkan untuk memesan jas yang akan dipakai oleh Kafa. Butik langganan Kafa tidak terlalu jauh dari butik gaun Flo.Sayangnya, mamanya kali ini tidak bisa menemani, mengingat dia harus menyiapkan banyak hal lain. Kafa pun tidak bisa melarang, mengingat jika memang persiapan pernikahan sangat dibutuhkan.Kafa dan Flo menuju ke butik langganan Kafa. Di sepanjang perjalanan, mereka memilih untuk diam saja. Tak ada yang membuka mulut, membuka obrolan.“Sepertinya foto yang beredar itu bukan tubuhmu.” Akhirnya, setelah keheningan hadir di antara mereka berdua, suara Kafa terdengar juga, memulai obrolan.“Tentu saja, kamu pikir aku benar-benar berpose vulgar seperti itu?” Flo melirik tajam pada Kafa. Sebenarnya, dia malu jika harus mengingat foto itu. Karena foto itu sepertinya sangat sempurna, membuatnya terlihat nyata.“Tapi, bagaimana bisa kamu tahu?” tanya Flo yang penasaran.“Dari bentuk bahu dan pingg
Read more
Bab 13 Bibir Menggoda
Tempat tidur begitu nyaman. Kasur yang empuk membuat Flo begitu menikmati tidurnya. Baru kali ini Flo menikmati tidur enaknya. Namun, tidurnya harus terusik dengan suara ponsel yang terus berdering. Membuatnya, akhirnya membuka matanya perlahan. Melihat layar ponselnya, dia mendapati nama Kafa di layar depan. Kemarin, pria itu memang sudah meminta nomor ponselnya. Jadi jelas saja, dia bisa menghubunginya.“Halo,” ucapnya dengan malas. Flo masih terlalu mengantuk untuk menjawab.“Bangun dan buka pintunya!” Kafa memerintah sudah seperti raja yang memberikan titah. Benar-benar tak terbantahkan.“Iya.” Flo masih mengantuk. Meletakkan kembali ponselnya, dia kembali tidur. Mengabaikan orang yang berada di luar sana. Namun, saat mata kembali terpejam. Suara ponsel kembali terdengar. Flo yang kesal karena suara ponsel, langsung mengambilnya. “Apa?” tanyanya polos.“Apa kamu tidak dengar aku memintamu untuk membuka pintu?” Suara Kafa terdengar begitu kencang. Membuat Flo terkejut dan bangun. B
Read more
Bab 14 Pernikahan
Penata rias mulai memoles wajah Flo. Sapuan make up pada Flo, membuatnya tampil berbeda. Flo memang sering menjalani pemotretan untuk katalog lipstik, tetapi make up yang dipakainya hanya sekadarnya. Karena memang hanya bibirnya yang difoto. Namun, kini semua bagian wajahnya dirias. Benar-benar full make up dan membuat tampilannya menjadi semakin cantik.Rambut pendek Flo, dirapikan. Dibuat sanggul ke atas. Penata rambut benar-benar hebat. Rambut Flo yang pendek bisa dibentuk.Flo menatap wajahnya dari pantulan cerminan. Kali ini ada perasaan senang bercampur sedih. Senang karena melihat wajahnya yang cantik dengan Sapuan make up, sedih karena kebahagiaan itu hanya miliknya sendiri. Tak ada saudara yang merasakan bahagia.Kerinduan seketika menghampiri perasaan Flo. Rindu pada orang tuanya dan terutama rindu pada kakaknya“Mungkin jika mereka masih ada, pasti mereka akan merasakan bahagia.” Flo mengembuskan napasnya. Berusaha untuk menahan rasa sakitnya ketika mengingat orang tua dan
Read more
Bab 15 Malam Pertama
Tamu undangan satu persatu mulai meninggalkan acara pesta. Kafa dan Flo mulai bernapas lega karena akhirnya penderitaan mereka berakhir juga. Turun dari pelaminan, Kafa menemui kedua orang tuanya.“Istirahatlah kalian,” ucap Kirei pada anak dan menantunya. “Jangan lupa, segera berikan mama cucu,” imbuh Kirei.“Ma ….” Kafa malas sekali dengan pembahasan sang mama.Pipi Flo langsung menghangat. Merasa begitu malu membahas tentang hal itu. Dia merasa jika itu tidak akan pernah terjadi. Karena dia ingin bercerai dalam keadaan suci.“Sudah, jangan menggoda mereka.” Syailendra pun menghentikan aksi istrinya. “Kalian cepat ke kamar dan beristirahat.”“Iya, Pa.” Kafa pun menatap Flo. Memberikan isyarat agar berjalan menuju ke kamarnya. Mereka berdua berpamitan dan berlalu ke kamar hotel yang sudah disiapkan untuk mereka.Perasaan Flo begitu berdebar ketika menuju ke kamar. Pikirannya melayang membayangkan apa yang akan terjadi di dalam kamar. Sadar betul jika hanya akan ada mereka berdua di k
Read more
Bab 16 Pemotretan Berdua
Flo memiringkan tubuhnya. Kakinya memeluk sesuatu yang dipikirnya adalah guling. Untuk sesaat Flo mengingat jika di hotel tidak ada yang menyediakan guling. Lagi pula sesuatu yang dipeluknya itu terasa keras.Jika tidak ada guling, lalu apa yang aku peluk di kakiku.Flo membuka matanya perlahan. Selimut yang menutupi tubuhnya, membuatnya tidak dapat melihat apa yang dipeluk di kakinya. Untuk tahu apa itu, dia pun membuka selimut dengan perlahan. Alangkah terkejutnya ketika mendapati kaki di sana.“Ach ….” Flo langsung berteriak dan bangkit dari sofa seraya menarik selimutnya.“Ada apa?” Kafa yang mendengar suara ikut bangun. Kesadarannya belum pulih sama sekali. Membuatnya menatap bingung ke segala arah.“Kenapa kamu tidur di sini?” tanya Flo kesal.“Oh itu.” Kafa yang menyadari jika yang membuat Flo berteriak, memilih kembali tidur.“Kenapa tidak menjawab dan malah tidur?” Melihat Kafa yang mengabaikannya, membuat darah Flo mendidih. Kesal sekali rasanya diabaikan padahal dia benar-b
Read more
Bab 17 Bulan Madu
“Perfect.”  Suara Daris terdengar membuat Kafa dan Flo yang masih dengan posisinya tersadar. Perlahan mereka menjauhkan dirinya. Semua lega karena akhirnya pemotretan berakhir juga.Kafa dan Flo pun mengganti pakaian mereka kembali.Sambil mengganti pakaiannya, Flo tidak menyangka jika dia akan berpose di depan kamera. Tadi, dia sempat takut. Namun, dia mengingat bagaimana dulu kakaknya sering memamerkan pose pemotretan padanya. Semua pemotretan itu, sama persis seperti yang kakaknya lakukan dulu.Rasa rindu seketika menyelinap masuk ke hati Flo. Masih terasa berat baginya kehilangan kakaknya. Namun, perjuangan baru saja dimulai dan Flo tidak akan berhenti sampai di sini.Di luar Kafa menunggu Flo, dia mengobrol dengan Daris dan melihat foto-foto yang tadi dihasilkan oleh Daris.“Foto-foto yang kamu hasilnya selalu sempurna,” ucap Kafa memuji Daris. “Aku rasa bukan hanya letak siapa fotografernya, tetapi siapa modelnya.” Daris m
Read more
Bab 18 Mencium
Perjalanan akhirnya berakhir juga. Kapal berlabuh di dermaga. Kafa dan Flo turun dari kapal. Saat sampai, mereka semua disambut oleh hamparan pasir. Flo yang tak sabar bergegas turun. Melepas sepatunya, karena ingin merasakan pasir pantai.Saat pasir menempel di telapak kakinya, melewati celah-celah jari kakinya. Senyum mengembang di wajahnya ketika merasakan sensasi itu. Begitu bahagia untuk hal kecil itu. Kafa yang melihat istrinya begitu senang, ikut tersenyum. Seolah kebahagiaan menular padanya.“Ayo,” ajak Kafa.Dengan menenteng sepatunya, Flo mengekor di belakang Kafa. Sepanjang jalan, mata dimanjakan dengan pemandangan laut yang begitu indah. Membuat Fla tak sabar untuk masuk dan menikmati berenang di sana.Mereka sampai di vila yang berada di tepi pantai. Flo begitu semangat masuk ke vila. Vila begitu luas. Terdiri dari beberapa kamar. Pemandangan laut lepas terlihat dari dalam vila. Seolah itu adalah pemandangan khusus pemilik vila.
Read more
Bab 19 Kenapa Jantungku?
Setelah kejadian tadi, mereka berdua masuk ke kamar masing-masing. Di dalam kamar Kafa tersenyum sambil melihat bibirnya yang jadi dower.“Sepertinya ini sebanding dengan nikmatnya,” gumamnya melihat penampakan dirinya dari pantulan cermin. Sedikit mengingat bagaimana tadi dia menikmati bibir manis Flo. Belum lagi, bagaimana Flo menyesap bibirnya untuk mengurangi darah yang mengalir membuatnya benar-benar gila.“Kenapa aku memikirkannya?” Kafa menggelengkan kepalanya. Menyadarkan dirinya jika dia hanya menjalani pernikahan kontrak saja. Jadi tidak mau terjebak dalam pesona seorang Danica Florencia.Di kamar lain, Flo juga melihat wajahnya dari pantulan cermin. Merutuki kebodohannya yang menyesap bibir Kafa untuk membuat darah di bibir Kafa berhenti. Kejadian hari ini benar-benar tak diduga oleh Flo. Namun, dia sadar jika menikah dengan Kafa adalah pilihan. Dikelilingi dengan popularitas, banyak pencari berita yang ingin memberitakannya.“Kenapa ak
Read more
Bab 20 Lelehan Es
Perut yang berdemo terus membuat mata yang tadinya terpejam, akhirnya terbuka perlahan. Flo melihat ke sekitar mencari letak jam dinding. Maklum, tempat baru, jadi dia tidak tahu di mana letak jam dinding. Waktu sudah menujukan jam tujuh malam. Itu artinya, dia sudah tidur cukup lama.Flo berangsur bangun. Hal pertama yang dilakukannya adalah menyegarkan dirinya terlebih dahulu. Sekalinya perutnya terus berdendang, tetap saja tidak akan nyaman ketika harus makan dalam keadaan tubuh yang bau.Mengayunkan langkahnya pasti, dia masuk ke kamar mandi. Netranya membola melihat pemandangan di hadapannya. “Kamar mandi ini lebih besar dibanding kamar kosku.” Rasanya jiwa miskin Flo meronta-ronta. Sungguh berapa banyak uang orang kayak hingga membuat kamar mandi begitu besar.“Untuk apa mereka membangun kamar mandi besar? Pada akhirnya, mereka hanya beberapa menit saja di kamar mandi,” cibir Flo. Tak mau juga berlama-lama di kamar mandi, dia pun bergegas untuk mandi.Tubu
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status