Semua Bab Pendekar Pedang Api: Bab 1 - Bab 10
167 Bab
Ch. 01 - Tragedi di Desa Huangjin
Keadaan Kekaisaran Qing tengah dilanda masalah serius, perebutan wilayah dan munculnya sekelompok pendekar aliran hitam yang kerap kali menjarah desa saat malam hari menimbulkan kekhawatiran besar, terlebih lagi bagi para penduduk Desa Huangjin. Baru-baru ini dikabarkan telah terjadi pembakaran di desa seberang mereka, Desa Huoyun yang terkenal sebagai desa pandai besi.   Prajurit militer dan para praktisi perang turun tangan untuk menangani masalah serius ini, Sang Kaisar menitah agar berita ini tak menyebar ke mana-mana, memaksa rakyatnya tutup mulut dan telinga akan kabar tersebut.   Saat malam tiba Desa Huangjin dilanda oleh kesunyian yang ganjil, para penduduk dikatakan meninggalkan desa tersebut sebelum matahari terbenam. Namun, di antara kesunyian yang menyelubungi Desa Huangjin hanya ada satu penerangan yang menyala di sebuah rumah sederhana.    Dari pintu masuk, seorang anak laki-laki berumur 10 tahun baru
Baca selengkapnya
Ch. 02 - Zirah Hitam
Xiao Long berdiri memaku, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi di depannya. Genangan darah telah membanjiri kaki anak muda itu, tak beda dengan matanya yang mulai basah. Gemuruh di dada Xiao Long meledak-ledak saat melihat tubuh kakeknya mengejang sekarat. "Kakek ...." Xiao Long hendak menangis tapi sebilah pedang yang bertengger di bawah dagunya membuat anak itu mematung beribu bahasa."Katakan ke arah mana rombongan bangsawan itu pergi. Kami akan membebaskanmu."  Xiao Long masih begitu yerkejut, tatapan matanya hampa menatap kepala sang kakek yang masih mengeluarkan darah. Pimpinan Zirah Hitam mencekik lehernya dan membenturkan kepala Xiao Long ke tiang hingga berdarah."Katakan!" geramnya memperkuat cekikan itu. Namun, tubuh Xiao Long tak bergeming. Dia tak peduli tenggorokannya sakit atau tak dapat menarik napas akibat cengkraman tersebut. Kesadaran Xiao Long kembali saat dilihat adiknya dib
Baca selengkapnya
Ch. 03 - Dua Makam
Di sepanjang jalan hutan sudah berapa kali Xiao Long tergelincir, darah mengalir dari robekan di tempurung kakinya. Namun tak menyurutkan niat Xiao Long untuk melarikan diri.  Tiga hari terkurung rasa khawatir akan adiknya Xiao Yin semakin menjadi-jadi, Xiao Long menyesal mengapa dia begitu lemah hanya untuk sekedar melarikan diri. Laki-laki Zirah Hitam terus menjaga kurungan, tak melepaskan pandangan mereka sedikit pun darinya. Saat mendapatkan kesempatan Xiao Long segera melarikan diri. Tak menyia-nyiakan kesempatan itu begitu saja. Alur pelarian yang menuruni bukit membuat kaki Xiao Long tergelincir kembali, tubuhnya jatuh menabrak batang pohon dan terus menggelinding ke bawah. Saat terbangun dari jatuh, Xiao Long memutar pandangan segera, mengenali tempat itu adalah tempat ketika dia tertangkap dan Xiao Yin terlepas dari tangannya. Sekali lagi Xiao Long memutar pandangan, tak mendengar tangi
Baca selengkapnya
Ch. 04 - Bai Huang dan Sekte Awan Merah
"Apa kau mengerti pentingnya nyawa seseorang?" Xiao Long yang pucat pasi sadar tak sadar dengan kehadiran seseorang di belakangnya, masih setengah tak percaya. Senyum di wajahnya menampakkan kegetiran."Aku ingin melindungi orang-orang yang penting bagiku." Lelaki itu tertawa singkat, "Maka jadilah seorang pendekar yang hebat. Sepuluh Terkuat, dikenal sebagai para pengawal Kaisar Qing. Dengan begitu, kau dapat melindungi semua orang dengan kedua tanganmu." Xiao Long menatap kedua tangannya, tak percaya apakah tangan itu dapat menyelamatkan ratusan hingga ribuan nyawa. Dia terlalu lemah. Bahkan untuk sekedar percaya bahwa perkataan orang itu benar adanya.  "Aku ..." Xiao Long mengepalkan kedua tangan, lalu menggeleng. "Tidak ada lagi yang bisa kulindungi. Mereka sudah tiada." Setelah itu Xiao Long berjalan membelakangi pria itu, memasuki rumahnya yang sepi tak berp
Baca selengkapnya
Ch. 05 - Petualangan Baru
Sore hari di mana petang sudah berganti malam yang hening. Xiao Long terbangun, dia dibuat pingsan oleh senior-seniornya. Sebelah tangannya terasa seperti akan patah, begitu juga kakinya. Darah mengalir di sudut bibir Xiao Long yang kini melewati lorong-lorong asrama, hendak kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya. Namun yang dia lihat sekarang adalah kamar yang berantakan. Beberapa pakaian dirobek dan diinjak dengan sepatu kotor. Xiao Long bahkan tak sempat membersihkan dirinya yang berbau kotoran kuda, mendapati tiga orang senior yang tadi menyiksanya telah berdiri menunggu di atas meja, melipat kedua tangan dengan tatapan mata pongah. "Kau masih berpikir untuk kembali? Aku sudah menyuruhmu untuk meninggalkan tempat ini jika tidak ingin nyawamu kuhabisi. Kau mengejekku?" Dua orang menarik Xiao Long dengan paksa ke dalam ruangan, menghadap Gu Xian yang tengah dilalap kemurkaannya sendiri. Pedang dia tarik hingga
Baca selengkapnya
Ch. 06 - Di Ujung Maut
Menempuh jalur hutan yang jarang dilewati manusia memiliki rintangan tersendiri, begitu banyak marabahaya menanti Xiao Long. Semenjak meninggalkan sekte Awan Merah semuanya berubah menjadi menakutkan. Dia tidak diterima di mana pun, binatang saja enggan melihatnya.  Xiao Long baru saja menemukan aliran air sungai dan berhenti di sana sembari melepas dahaga. Dia sudah berjalan satu harian, telapak kakinya serasa terbakar saat berdiri di bebatuan sungai yang besar. Jernihnya aliran air memantulkan wajah Xiao Long yang hanya terpaku untuk beberapa saat. Menatap diri sendiri dan tenggelam akan pikirannya.  Dia hanya sendiri di dunia ini. Dan identitas yang dibawanya takkan pernah berubah. Penyelamat atau bencana. Semua itu berputar-putar di kepalanya. Membuat kepala Xiao Long pusing, dia merebahkan tubuh pada batu besar di pinggir sungai. Menatap birunya langit di atas yang hanya dilewati garis-garis tipis awan. Tanpa disadari waktu telah berlalu dua jam dengan
Baca selengkapnya
Ch. 07 - Raja Hutan
Malam itu, Xiao Long baru menyadari betapa kerasnya hidup di luar. Dia selalu tak mempercayai omongan kakeknya. Dia selalu tak menghargai kehidupan aman yang selalu diberikan kakeknya dan bersikeras untuk pergi ke luar. Menemui hal berbahaya dan merasa sanggup untuk melewati itu semua. Hati yang dingin. Manusia di perkampungan ini hanya mempedulikan tidurnya yang lelap dibandingkan membukakan pintu untuknya. Xiao Long tersenyum tak percaya, dia mendengar langkah kaki binatang yang menggema di jalanan. Membuat debu-debu kering beterbangan. Mata-mata merah para serigala menangkap keberadaan Xiao Long. Anak itu merangkak ketakutan. Berusaha lari sekencang-kencangnya, melompati pagar tinggi dan menatap ke belakangnya sekali lagi. Perkampungan itu menjadi pembelajaran pertamanya. Tentang bagaimana dunia yang sebenarnya bekerja. Menempuh perjalanan yang terjal, Xiao Long lagi dan lagi hampir terjatuh ke dalam jurang yang dalam. Dia yakin tempat ini masih terhubung deng
Baca selengkapnya
Ch. 08 - Demi Sumpah
Kaki Xiao Long berusaha untuk menyeret tubuhnya ke belakang di mana para manusia sudah ambil posisi untuk menyerang mahkluk tersebut. Mereka memakai zirah perang dan senjata tajam. Beberapa panah berapi berhasil menancap di tubuh mahkluk itu, membuatnya melompat kesakitan. Matanya yang semula hitam berubah menjadi merah, menyapu pandangannya pada manusia-manusia yang memeranginya.  Tombak dan anak panah menancap penuh di tubuh tersebut, disertai tawa dan sorak-sorai yang terdengar heboh. Manusia itu kemungkinan adalah pendekar yang kebetulan sedang berburu siluman. Mereka tampak antusias untuk menyerang siluman yang tengah tak berdaya tersebut. Xiao Long dapat melihat siluman itu kesakitan. Tak ada yang membantunya di sana. Seperti saat dirinya meminta pertolongan dari orang-orang. Xiao Long berteriak kencang. "Lepaskan dia!" Namun hanya gertakan itu tak serta-merta membuat pendekar itu berhenti menyiksa mahkluk tersebut. Xiao Long berteriak
Baca selengkapnya
Ch. 09 - Pertarungan Tanpa Henti
 Langkah para siluman pelan-pelan mendekati Xiao Long, mereka memasang gelagat waspada sambil terus mengitarinya. Menunggu anak manusia itu lengah agar bisa melakukan serangan. Dilihat dari tubuhnya yang lemah saja sudah tentu dalam satu serangan Xiao Long akan tumbang. Mereka menggertak sambil menggeram keras. Sementara itu Xiao Long masih berdiri di tempatnya, mengawasi setiap pergerakan yang akan mengancam nyawanya. Ada tiga siluman yang berada di sekitarnya dan tanpa diduga serangan sudah dimulai. Xiao Long menepi saat tangan besar beruang nyaris mengenai kepalanya, dia setengah berjongkok. Tak menyadari dari arah belakangnya mulut harimau terbuka lebar, siap menelannya hidup-hidup. Xiao Long menoleh merasakan nyawanya terancam dan melihat ketika gigi taring itu hendak menembus kepalanya, siluman lain mendorong harimau tersebut dan berganti menyerangnya.Xiao Long berusaha kabur sejauh mungkin hingga kakinya yang telah terluka menimbulkan j
Baca selengkapnya
Ch. 10 - Langkah yang Berisik
Xiao Long mengerjap beberapa kali, darah dari kepala menetes menghalangi pandangannya. Dia memegang sebelah lengannya, menyeret langkah kaki lebih cepat lagi dan lagi. Kini Xiao Long berlari terengah-engah, dia baru dapat melihat jelas di ujung terowongan dua penjaga bertombak tengah berjaga. Mereka berdua menyadari kedatangan Xiao Long dan segera mengambil ancang-ancang.Xiao Long menerobos sembarangan, berkali-kali tangannya ditarik tapi dia tetap dapat meloloskan diri. Dia memasuki sebuah hutan lebat yang banyak ditumbuhi pepohonan tinggi. Tanpa berpikir panjang lagi, Xiao Long segera bersembunyi saat melihat akar pohon yang cukup besar. Dia menyandarkan tubuhnya hingga menempel erat pada kayu, mendengar setiap bunyi tapak yang detik demi detik semakin mendekat ke tempatnya.Bahunya gemetar menahan darah yang memaksa keluar dari mulutnya, Xiao Long tak berani mengeluarkan suara sampai mereka menjauh. Dia memasang telinga baik-baik, menunggu waktu yang tepat un
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status