All Chapters of Pendekar Pedang Api: Chapter 51 - Chapter 60
167 Chapters
Ch. 51 - Jiwa Pertama
Dou Jin memegang ujung gagang pedang di pinggangnya, dengan sebelah kaki setengah ditekuk. Serangan awal itu biasa digunakan untuk mengecohkan keseimbangan lawan yang bertumpu pada kedua kaki. Xiao Long dapat memastikan bahwa dirinya tak bisa meniru cara berdiri yang nyaris sempurna itu. Masih dengan sikap yang sama, Dou Jin memejamkan mata. Merasakan setiap bunyi yang berdenging di telinganya. Di detik-detik itu, semua kebisingan berganti menjadi suara tetesan air yang memiliki irama. Dalam klan, Dou Jin selalu diajarkan untuk tenang dalam mengambil sikap. Dalam pertarungan teknik ini memungkinkannya untuk mendengarkan pergerakan lawan, sekecil apa pun. Terlebih lagi untuk melawan pemilik kekuatan spiritual yang memungkinkan pengguna untuk menghilang.  Sebuah daun jatuh ke dari atas pohon. Xiao Long tak begitu siap oleh pergerakan Dou Jin yang tiba-tiba. Tepat saat daun tersebut lewat sejajar dengan matanya, di saat itu pula Dou Jin menebas du
Read more
Ch. 52 - Mata dari Pikiran
"Hahaha, itu jika dipikir dengan penalaran umum." Pada akhirnya Dou Jin menertawakannya, Xiao Long sudah menduga mana mungkin sesederhana itu. Dia menebak lagi."Mungkin Jiwa pertama yang menciptakan teknik Enam Pembunuh?""Benar sekali. Bisa dibilang, orang ini adalah orang pertama yang membuat klan kami dihormati di Kekaisaran ini."Dou Jin melanjutkan sembari menoleh padanya. "Dengan mempelajari ini, artinya kau bersedia menjadi Jiwa Pertama. Jiwa yang angkuh, disiplin dan tidak takut mati. Dou Fei namanya, apa menurutmu kau memiliki semua kesamaan dari orang itu?"Xiao Long berpikir singkat dan menjawab jujur, "Tidak." Lalu dirinya menyadari bahwa setiap teknik dan jurus klan gurunya diturunkan lewat sifat-sifat dan juga pikiran. Dibandingkan berlatih dengan fisik, justru Dou Jin lebih banyak memberikannya arahan untuk mengubah sikap dan cara pandangnya."Karena hatimu yang akan membuatmu kuat."Xiao Long tidak tahu Dou Jin sudah berbicara s
Read more
Ch. 53 - Kebingungan Buntu
Dou Jin menoleh cepat saat sebuah suara yang sangat samar terdengar dari kejauhan. Lebih seperti suara dentingan lonceng besar berisi pesan peringatan. Xiao Long yang dulu tak akan mendengar suara itu, tetapi dirinya sekarang tahu bahwa hal itulah yang sering memanggil Dou Jin pergi dan pulang begitu lama.Tak ingin mempermasalahkan identitas gurunya, Xiao Long mencoba mengerti apa yang membuat Dou Jin menutup-nutupi hal tersebut. "Pergilah jika Guru tidak sempat. Aku sudah mempelajari ketiganya dan akan mendalaminya dengan caraku sendiri."Kali ini Dou Jin hanya bisa tersenyum kikuk. "Kau juga sudah bisa mendengarnya.""Tentu saja. Aku tidak akan menghalangi tugasmu."Saat Xiao Long mengatakan itu reaksi Dou Jin sedikit berbeda, dia hanya tersenyum tipis setelahnya dan menghilang saat berlari ke dalam hutan.Rasanya pertemuan itu begitu singkat, Xiao Long menatap lama pada permukaan danau yang mulai menimbulkan bergelombang tipis dan kecil.
Read more
Ch. 54 - Arah yang Hilang
Waktu berlalu lambat, Xiao Long baru dapat memilihkan tubuh setelah tiga hari kemudian. Perutnya kembali berbunyi meminta diisi dan itu terus terdengar berulang kali. Xiao Long mulai bergegas keluar rumah. Dia harus mendapatkan buruan secepatnya karena sebentar lagi hujan akan turun. Dibandingkan berburu dengan pedang, Xiao Long berpikir menggunakan panah akan lebih cepat.Langkahnya terhenti saat melihat ke area latihan panah. Boneka jerami telah berganti dengan sebuah boneka manusia yang terbuat dari kayu dan digantung di atas tiang yang dipancang. Di bagian kepala boneka itu tertempel sebuah tulisan 'pembunuh' dan 'kehancuran'. Mengingat Dou Jin pernah mengungkit tentang temannya yang telah melarikan diri dari tugas, Xiao Long berpikir patung boneka itu adalah sosok tersebut.Xiao Long mengambil beberapa anak panah yang tertancap tepat di bagian tengah kepala serta bagian dada kiri boneka. Dia memperhatikan benda itu sekali lagi. Ada sebuah keganjilan yang tak dapat
Read more
Ch. 55 - Irama Hati dan Pikiran
Mengingat semangatnya dulu saat Dou Jin mempraktekkan tiga jurus ini, Xiao Long semakin terpukul. Dia telah berlatih mati-matian dan hanya menghasilkan gerakan biasa. Tak ada yang bisa menjawab apa penyebab kegagalannya dan Xiao Long berpikir bahwa hati dan pikirannya tak pernah seirama. Setiap malam yang hening dia mencoba hal berulang-ulang, berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Hanya helaan napas yang keluar dari mulutnya.Sementara permintaan tanaman obat semakin meninggi. Tujuh bulan berlalu tanpa perkembangan berarti. Xiao Long mulai merasakan kekacauan dalam pikirannya. Bisa saja esok Dou Jin datang dan melihatnya sama sekali tak memiliki harapan. Kata-kata yang sempat dilontarkannya kini hanya menjadi omong kosong belaka.Di suatu malam yang berkabut Xiao Long duduk termenung di atas bebatuan di tengah danau, tiga jam dilaluinya dalam kebimbangan tak berujung. Terlihat pantulan bulan penuh di atas riak air yang tenang. Namun hati Xiao Long sama sekali tidak tena
Read more
Ch. 56 - Keteguhan Sekeras Baja
Hanya selembar kertas yang diberikan Dou Jin tak mampu menjawab semua pertanyaan yang berkelebatan di kepalanya. Xiao Long tak ambil pusing lagi, dia mulai mengangkat senjata setinggi dada. Menghadapkan pedang ke depan dan membayangkan musuh tengah berlari ke arahnya.Untuk kelima kalinya Xiao Long melakukan gerakan yang sama. Dia hanya bisa melakukan tujuh kali tebasan tanpa lebih. Bisa dikatakan hanya setengah dari yang bisa Dou Jin lakukan.Pusat dari teknik Jiwa Pertama adalah kecepatan dan keseimbangan. Xiao Long beberapa kali hampir terjatuh ke danau saat pijakannya salah, membuat tubuhnya kehilangan keseimbangan.Malam-malam berikutnya terus berganti, bulan penuh telah kembali berubah menjadi malam dengan bulan sabit yang hanya separuh tampak karena dihalangi oleh awan. Xiao Long tak ingat lagi berapa lama Dou Jin pergi dan berapa lama dirinya berlatih teknik kedua. Kadang dalam satu hari hanya dilaluinya dengan hal yang berulang-ulang. Meneb
Read more
Ch. 57 - Kekuatan yang Disembunyikan
"Arrghh!!"Desiran angin menyusup di balik-balik celah pepohonan yang tiba-tiba saja berisik oleh kepak sayap burung. Puluhan burung berterbangan di sekitar danau, melihat amukan Sang Penghuni Danau yang Sebenarnya sedang merapalkan kutukan dari hati. Dia kesal setengah mati dengan kertas yang berada di tangannya yang tak lain adalah satu-satunya petunjuk dari Dou Jin."Dari sekian banyaknya halaman kenapa Guru hanya menceritakan hal-hal tidak penting seperti ini?" Xiao Long kehilangan keseimbangannya saat berdiri di atas air dan langsung tenggelam. Bukannya panik, Xiao Long semakin menjerit tidak jelas. Buih-buih air naik ke atas permukaan bersusulan dengan kepalanya yang muncul memasang ekspresi resah gelisah. Satu pekan dia tidak bisa tenang dibuat latihan melelahkan yang hanya menuntunnya pada kebuntuan. Xiao Long mendecih, menepak-nepak permukaan air sambil terus menggumam kesal. Semua telah dilakukannya dan sama sekali tak ada yang membawanya pada pe
Read more
Ch. 58 - Kemenangan dan Waktu yang Tersia-siakan
Saat Xiao Long memegang kembali pedang itu, sebuah aliran kekuatan yang dahsyat masuk ke dalam tubuhnyaXiao Long disengat gelombang panik tiba-tiba, kekuatannya yang berkurang tak begitu banyak tadi kembali dengan jumlah yang jauh lebih besar. Xiao Long melepaskan pedang itu beberapa saat untuk menenangkan dirinya. Dia mengira akan keluar semacam setan tadi untuk mengutuknya. Namun senjata itu hanya bereaksi sedikit. Tidak ada pertanda lainnya yang dapat menjawab mengapa pedang tersebut mengembalikan kekuatan yang sudah diserapnya."Atau memang kau memiliki kemampuan untuk menyalurkan kekuatan yang dua kali lipat dari yang kau terima?"Xiao Long mulai berpikir untuk mempelajari pedang ini, melupakan latihannya yang menjemukan sejenak. Dia pergi menuju hutan, menantang binatang buas mana pun yang ditemuinya. Seekor beruang besar yang tinggal di dekat rawa mendekat. Dulu Xiao Long akan berpikir dua kali untuk menyerang siluman itu, sekarang dia langsun
Read more
Ch. 59 - Aku atau Kau yang Mati
"Guyonan orang tua?"Dou Jin tersenyum, lebih tepatnya tersenyum kesal. Namun tetap saja dia hanya bisa tertawa saat Xiao Long menertawakannya."Kau mulai tidak menghargai gurumu.""Maafkan aku. Tapi aku begitu kesepian akhir-akhir ini karena tidak ada kawan berbicara. Aku bahkan sudah menganggap pilar rumah sebagai teman mengobrol ku."Kali ini Dou Jin yang tidak mengerti guyonan itu, walaupun pada akhir dia hanya bisa tertawa kebingungan. "Latihanku-" Xiao Long baru ingin menjelaskan tapi Dou Jin segera memotongnya. "Aku sudah tahu tanpa melihatnya. Kau sudah menguasainya. Lebih cepat dari dugaan ku. Padahal aku kembali untuk mengajarkanmu teknik ketiga.""Sudah kuduga. Itu sangat sulit dipelajari. Aku kebingungan tujuh bulan di buatnya. Aku baru menyadari pedang yang ku gunakan itu dapat mengacaukan pikiranku.""Tergantung apakah kau bisa mengendalikannya atau tidak. " Dou Jin membenarkan. "Kau sudah berusaha yang terbaik. Kebe
Read more
Ch. 60 - Lari dari Kematian
Mempelajari tiga teknik terakhir dari Enam Pembunuh sangatlah sulit, sejak awal Dou Jin telah mengutarakannya dengan jelas. Tidak sembarangan orang bisa mempelajari hal itu dan hanya segelintir orang dari klannya yang memahami teknik ini.Hari ini sebelum mempraktekkan tiga teknik tersebut Dou Jin memintanya ikut ke sebuah tempat. Xiao Long mengekori dari belakang sembari berpikir-pikir ke mana mereka akan beranjak. Dia sempat mendatangi tempat ini sebelumnya saat mengurung diri di hutan dan tidak berani masuk lebih dalam karena merasakan begitu banyak siluman berbahaya tinggal di sini. Tidak perlu diragukan lagi, dugaan Xiao Long benar. Namun mereka sama sekali tidak menyerang, ada sebuah kekuatan yang membuat mereka gentar, yaitu Dou Jin. Tanpa menggertak atau menyerang, hanya dengan kehadirannya saja sudah cukup untuk membuat mereka mundur.Akhirnya mereka tiba di ujung mata air berupa air terjun yang sangat tinggi dengan luapan asap panas. T
Read more
PREV
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status