Semua Bab Pendekar Pedang Api: Bab 61 - Bab 70
167 Bab
Ch. 61 - Tangan-tangan Setan
"Kau baik-baik saja?"Xiao Long kembali menatap ke depan. Sepertinya Dou Jin segera membawanya ke tepi sungai saat Xiao Long kehilangan kesadaran. Dia mencerna apa yang baru saja dialaminya.Dou Jin memahami semua itu membuat Xiao Long terkejut, dia berusaha menjelaskan agar muridnya tidak panik."Yang kau lihat tadi adalah teknik keempat. Aku menggunakan Mata Pikiran untuk mempengaruhi pikiranmu. Lalu dengan teknik keempat, aku sepenuhnya masuk ke dalam kesadaranmu dan bisa membunuhmu di sana. Kau pasti ketakutan.""Yang terjadi tadi ... Bagaimana bisa guru menguasai pikiranku?"Dou Jin duduk bersila di sebelahnya, menjelaskan. "Semua yang kau lihat tadi adalah pikiran alam bawah sadarmu. Aku hanya berperan untuk mempengaruhinya dan masuk ke dalamnya.""Guru, kau membunuhku di sana tapi mengapa aku masih hidup?""Aku belum membunuhmu sepenuhnya. Kau masih merasa dirimu hidup saat ditusuk pedang bukan? Pada dasarnya Lari dari Kematian itu a
Baca selengkapnya
Ch. 62 - Sosok Asing
Saat Xiao Long membuka matanya, Dou Jin telah pergi ke seberang. Berdiri di atas batu yang terletak di tengah air."Aku akan menunggumu selagi kau memulihkan diri."***Seperti kata Dou Jin, setelah satu bulan dia akan kembali untuk panggilan tugasnya. Meninggalkan Xiao Long berlatih teknik kelima sendirian. Teknik kelima sendiri dinamai 'Tangan-tangan Setan'. Seperti namanya teknik ini mewujudkan sebuah kekuatan menjadi bentuk tangan dengan kuku yang begitu tajam. Dalam pertarungan jarak dekat, jurus ini sangat berguna untuk mengunci pergerakan musuh. Juga untuk bertahan dari serangan dari berbagai sisi. Xiao Long berhasil berdiri di atas permukaan air sungai yang begitu deras. Dia tidak bisa melepaskan fokusnya walau hanya sedetik.Karena jika itu terjadi maka dia akan jatuh ke air yang langsung membawanya jatuh ke dasar air terjun. Dou Jin mengamati dari pinggir sungai. Perlahan demi perlahan sepuluh tangan bermunculan, dia tahu Xiao L
Baca selengkapnya
Ch. 63 - Han
Keheningan di antara keduanya seketika lenyap saat sosok itu berbicara lebih dulu, "Apa kau mau berbagi ikan itu?"Xiao Long tersenyum, lalu tertawa sekilas. "Tentu saja, kemarilah."Dia menepuk-nepuk tanah di sampingnya. Dengan telapak tangannya, Xiao Long sudah bisa menghidupkan api dengan kekuatannya saja tanpa harus bersusah payah. Tangannya masih membakar ikan tersebut sembari mengajak orang itu berbicara. "Sepertinya aku tidak pernah melihatmu di sini," jelasnya. "Aku orang desa seberang.""Benarkah? Guru bilang sedang terjadi kebakaran di sana. Kau tersesat? Orang tuamu mana?"Pertanyaan beruntun itu membuat sosok itu terdiam, Xiao Long meringis canggung. "Haha, maafkan aku terlalu bersemangat saat melihat orang seumuranku.""Si Paling Bersemangat." Xiao Long menoleh, sosok itu sedang menertawainya. Dia ikut tertawa, menertawai dirinya sendiri."Hei, namamu siapa?" tanya Xiao Long sembari menyodork
Baca selengkapnya
Ch. 64 - Kota yang Terbakar
"Han bodoh!" Xiao Long keluar dari persembunyiannya, melihat Han diserang ratusan lebah di waktu yang bersamaan. Beruntung saja Han bisa melarikan diri dan langsung kabur.Mereka berdua berlari sejauh mungkin hingga lebah itu tak lagi mengejar hingga tiba di sebuah batas kota yang pernah Han ceritakan.Kota itu terlihat hancur, bangunan tinggi dan beberapa kuil masih berasap. Aroma darah dan abu menusuk hidung keduanya, terdengar juga bunyi lalat-lalat pengerubung mayat di ujung jalan. Han masih terlihat biasa saja. Berbeda dengan Xiao Long, puluhan hingga ratusan rumah hancur dan dia tidak tahu apa yang terjadi di sana. Han terkejut, menarik Xiao Long bersembunyi di balik tembok di mana sekelompok orang tengah menyelidiki tempat tersebut."Hei, kau tahu ada apa dengan kota ini?""Kaisar membakarnya karena walikota membangkang. Aku tidak tahu bagaimana jelasnya, yang pasti Kaisar Yin sangat kejam. Dia tidak akan segan-segan walaupun seribu nyaw
Baca selengkapnya
Ch. 65 - Pedang Terakhir
Hanya tersisa satu pedang lagi di dinding dan itu adalah pedang terakhir Dou Jin. Xiao Long menatap pedang di tangannya, bagaimana laki-laki itu memegang senjata seperti bagian dari tubuhnya sendiri. Bayangan sosok Dou Jin saat berdiri di tempat ini. Xiao Long tak yakin apakah Gurunya akan kembali lebih awal dari perkiraannya atau lebih lama.Dia memutuskan berjalan ke arah danau. Tempat yang paling sering didatanginya untuk berlatih. Kakinya berhenti menapak saat mendengar derap langkah kaki, Han ikut keluar. Xiao Long pikir dia ingin ikut berlatih, hanya saja Han justru pergi ke arah berlawanan.Han mungkin ingin berburu, pikir Xiao Long. Dia segera pergi ke tempat tujuan. Berlatih hingga awal pagi kembali tiba, semakin lama kemampuannya semakin meningkat, Xiao Long sempat terpikir seperti apa teknik keenam yang tak diajarkan Dou Jin. Pasti ada satu cara agar dia bisa menguasai teknik paling terakhir itu. Selama ini semua yang diajarkan Dou Jin begitu be
Baca selengkapnya
Ch. 66 - Kebenaran yang Menyakitkan
Kekuatan air yang dimiliki Dou Jin berhasil menghentikan bara api yang membakar kuil, tetapi sama sekali tak memadamkan kemarahan di wajah laki-laki itu."Kau tahu apa yang kau perbuat?"Xiao Long menunduk dalam, dia tahu itu salahnya. Dia tidak tahu apa yang terjadi hingga tak ada lagi bunyi dari sekelompok penyerang tersebut. Selain bunyi dari kayu terbakar yang telah tersiram air, tak ada lagi bunyi di luar sana."Diammu tak akan menjawab pertanyaanku.""Aku tidak sengaja bertemu orang itu, mungkin aku telah mengusiknya sehingga mereka mengejarku kemari." Xiao Long semakin menunduk dalam, dia tahu menyembunyikan Han hanya akan menambah kekecewaan Dou Jin. Tapi dia tidak ingin melibatkan Han lagi setelah kepergiannya yang seenaknya saja. Xiao Long harus mencari Han, paling tidak untuk memukul kepalanya saja."Kau yakin tidak menyembunyikan sesuatu?" Nada interogasi itu membuat Xiao Long mulai bimbang."Aku membawa mereka kemari. Ini kesalaha
Baca selengkapnya
Ch. 67 - Tanpa Belas Kasih
"Tidak akan." Mata Xiao Long lurus menatap Dou Jin, marah dan kecewa terlihat di kedua mata pekatnya. Namun itu sama sekali tak merubah hati Dou Jin, laki-laki itu sama sekali tak gentar. Bahkan jika akhir dari semua ini dia harus membunuh muridnya sendiri, Dou Jin tak akan ragu."Aku telah menetapkan tujuanku di awal. Untuk membunuhmu. Dengan caraku sendiri."Xiao Long mencabut pedang hitam yang tertancap di sebelahnya. Menghunus lurus tepat di depan Dou Jin, masih tak percaya dengan apa yang terjadi hari ini. Bertahun-tahun berlatih di bawah bimbingan Dou Jin, dia tahu laki-laki itu sangat tulus. Kebaikan dan keramahannya masih terus membekas meskipun kini laki-laki itu memandangnya seperti seorang musuh."Jadi sasaran panahan Guru itu ... Boneka jerami itu adalah aku?""Zainan." Dou Jin menyela, Xiao Long teringat dengan tulisan kertas yang sempat dibacanya beberapa waktu lalu. "Artinya adalah bencana. Benar, kau tidak salah. Dengan
Baca selengkapnya
Ch. 68 - Sang Empat Terkuat
 Dia tidak peduli apakah Xiao Long siap untuk hari ini dan hanya bertarung dengan Xiao Long selayaknya musuh.Xiao Long mengikuti irama pertarungan Dou Jin yang memiliki hawa berbahaya. Setiap detiknya bisa saja nyawanya direnggut oleh pedang tajam itu. Selama beberapa detik belum ada tanda-tanda penyerangan. Dou Jin masih membaca pergerakannya. Sementara Xiao Long bersiap dengan ketahanannya.Menghadapi Dou Jin dalam situasi antara hidup atau mati adalah marabahaya yang tak bisa dihindarinya. Xiao Long tak ingin membuat kesalahan kecil yang akan membuatnya terluka sangat hebat. Dou Jin tak akan segan-segan sekalinya Xiao Long menjatuhkan pedangnya. Menangkap kewaspadaan Xiao Long, Dou Jin sedikit terganggu. Dia melancarkan serangan pertama yang hanya mengenai angin kosong. Xiao Long tak menyambutnya dan masih mengambil gerakan menjauh. Langkah yang penuh hati-hati dan juga pertahanan kokoh itu membuat Dou Jin bertanya-tanya. Xiao Long ta
Baca selengkapnya
Ch. 69 - Merangkak dari Kematian
Xiao Long jatuh bersimpuh, darah terus mengalir di kedua sudut bibirnya. Namun cengkraman pada tangannya semakin menguat. Diangkatnya pedang tersebut tepat di depan wajah. Sementara Dou Jin perlahan membalikkan badan, melihat lawannya yang berlutut. Luka tebasan tadi cukup berat, baju dan tubuh Xiao Long terkoyak oleh ketajaman pedang miliknya. Sejauh ini Dou Jin belum mengeluarkan teknik khusus apa pun, karena dia yakin dapat membunuh Xiao Long dengan ayunan pedangnya.Melihat keputusasaan di wajah Xiao Long, Dou Jin melancarkan serangan tiba-tiba. Dalam satu sekali serangan yang diam tanpa suara, dia begitu yakin musuhnya akan langsung tumbang. Akan tetapi Xiao Long segera berbalik badan, membalaskan lesatan pedang yang menuju bagian lehernya. Kedua pedang saling bertemu menghasilkan percikan bunga api, suara deritan berlangsung cepat hingga akhirnya salah satu mata pedang terlempar di atas rumput berbatu. Xiao Long kembali jatuh, dia
Baca selengkapnya
Ch. 70 - Jiwa yang Rapuh
Matanya menangkap bayangan seseorang di depannya. Dou Jin telah menunggunya, tatapannya tak pernah berubah. "Hanya sampai di sana kemampuanmu, Xiao Long? Mana keberanianmu sebagai seorang petarung? Aku tak mengajarkanmu untuk menjadi seorang pengecut. Bangun, perlihatkan taringmu. Singa hanya bisa dikalahkan oleh singa." Dou Jin semakin tak terima saat melihat Xiao Long tak bergerak di tempatnya sama sekali sementara darah dari dadanya terus mengalir bersama aliran air sungai."Dan kau sama sekali bukan singa!""Aku memang bukan singa," balasnya. Menjadikan pedang hitam sebagai tumpuan agar bisa menarik tubuhnya ke atas tanah. "Aku hanya sampah yang ingin melawan takdirnya. Hentikan aku, maka aku beritahu padamu, kematian sangat tidak suka mendatangiku."Dou Jin melawan kata-kata Xiao Long, menghajarnya berulang kali. Memukulkan bilah pedang berkali-kali ke punggung Xiao Long yang kini tertelungkup tak berdaya. Kemarahan membara di kedua matanya. Pu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status