Terpaksa Menikahi Janda

Terpaksa Menikahi Janda

Oleh:  Niken_en  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
36Bab
12.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Jangan terlalu benci ! Karena kebencian yang besar bisa berubah menjadi rasa cinta yang mendalam. Jangan terlalu benci ! Kebencian bisa berbalik menjadi kalimat benar-benar cinta. Begitulah nasib yang harus dialami oleh seorang pria dewasa yang selalu merasa dirinya sempurna. Ketampanan dan kekayaan yang dimiliki, ternyata tidak mengubah sebuah takdir yang harus diterimanya. Menikah dengan seorang janda, siapa yang mau? Bahkan lelaki miskin pun tak pernah bermimpi mendapatkan wanita yang sudah menjadi bekas istri orang. Tetapi bagaimana bila ternyata janda tersebut merupakan janda istimewa dan hanya ada satu di dunia ini, akankah Alan bisa menolak pesona sang janda? Keistimewaan apa yang dimiliki wanita tersebut hingga membuat pria sempurna seperti Alan bisa berubah dari benci menjadi cinta? Ikuti kisah mereka, agar kalian mengerti bahwa ternyata janda lebih menggoda!

Lihat lebih banyak
Terpaksa Menikahi Janda Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
ErliyaA
Hai, aku jadi yg pertama ya
2022-02-02 00:08:43
2
36 Bab
1. Mr. Perfect
     Namaku Alan Prayoga Sanders, seorang pria dalam kategori ‘Mr. Perfect’, bukan karena narsis, tetapi  siapa saja orang yang bertemu denganku pasti akan terpesona dengan kesempurnaan yang aku miliki, terutama kaum hawa. Mereka tidak akan pernah lepas dari daya pikat yang ada pada diriku. Selain  tampan, tentunya aku memiliki  harta yang berlimpah dan juga anak semata wayang dari salah satu pengusaha sukses di Jakarta yang bernama Sanders Corporation.  Gaya cuek dan cool memang telah melekat dalam diriku. Kehidupan sehari-hari aku lalui dengan sangat menyenangkan. Hidup tanpa beban, berfoya-foya tanpa harus memikirkan mencari uang bahkan kekurangan uang. Kekayaan yang dimiliki keluargaku tidak akan habis sekalipun walau sampai tujuh turunan.      Begitulah sepenggal kisah tentang diriku , seorang pria dewasa  be
Baca selengkapnya
2. Bertemu Sahabat Lama
   Hari ini aku menerima balasan pesan dari Farhan untuk menemuinya di kantin sekolah. Kebetulan sekarang tepat di hari minggu, tentunya dia ataupun aku sedang tidak bekerja. Aku memarkirkan mobil di halaman sekolah yang luas dan rindang, Farhan melambaikan tangannya. Kami akhirnya berjalan bersama menuju tempat yang dulu selalu menjadi favorit siswa ataupun siswi saat ingin menghindar dari mata pelajaran yang tidak disukai. Kantin adalah tempat ternyaman untuk kabur dari kelas.“Halo bos?“ sapa Farhan, dia tampak gagah memakai pakaian santai. Didalam gendongannya seorang bocah laki-laki berumur sekitar tiga tahunan. Wajahnya sangat mirip dengan Farhan Dinata, “apa mungkin dia itu, “aku berpikir sejenak. Menatap dua sosok beda usia di hadapanku ini.“Mari bos, silakan duduk! ““Iya,” jawabku singkat.Kami pun duduk saling berhadapan, bocah itu duduk di samping Farh
Baca selengkapnya
3. Kematian Farhan Dinata
   Setelah mengurus semua administrasi di rumah sakit, jenazah Farhan akhirnya bisa di bawa pulang ke rumahnya. Jamilah ikut serta dalam mobil ambulans yang mengantarkan suaminya. Aku telah memerintahkan anak buahku untuk mengurus segala keperluan pemakaman dan lainnya. Paman Sam tak lupa kuberi kabar. Awalnya paman Sam terkejut saat aku memberi tahunya, tapi kemudian dia hanya bisa berdoa atas kejadian yang menimpa sahabatku itu. Sore hari menjelang, semburat sinar oranye telah tampak di balik awan. Sesaat lalu jenazah Farhan telah di kebumikan. Jamilah memberikan satu permintaan kepadaku agar tidak mengikuti pemakaman, iya, aku ditugaskan olehnya untuk menjaga Abian. Entah apa yang di rencanakan wanita itu sehingga dia seolah merahasiakan  kematian Farhan, suaminya. Aku hanya bisa menuruti saja. Walau di dalam hati sangat ingin melihat saat terakhir Farhan di semayamkan. Tapi aku tahu semua yang dilakukan perempuan itu pasti demi ke
Baca selengkapnya
4. Awal Tragedi
   Usai melakukan ritual mandi pagi, aku bergegas berangkat ke kantor, saat melewati halaman rumah netraku mencari dua makhluk aneh yang baru saja mengacaukan pagiku. “Em... ke mana mereka? “ “Ayah...! “ teriak Abian kencang. Kepalaku menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara. “Ayah, sini...! “teriak Abian lagi.  Aku membalikkan badan ke samping dan melihat Abian sedang memetik bunga kesayangan mama, “astaga, Abian...! “ aku berlari kencang kearah Abian yang tengah asyik memetik bunga dan daunnya.  Bocah itu hanya tersenyum melihat aku menghampirinya dengan panik, saat melihat senyum manisnya membuat kemarahanku menghilang seketika, “Abi, kenapa merusak tanaman ini? Tanaman bunga  ini kesukaan oma, “ ucapku sambil mengelus kepala Abian lembut, rambut ikal dan halus selalu membuat tangan ini ingin membelainya tanpa henti, aku merasa bodoh jatuh cinta dengan anak kecil, tapi sungguh jika kalian tahu Abian ini san
Baca selengkapnya
5. Pernikahan Dadakan
 “Sakit sekali kepalaku, “ membuka mata, mengedarkan pandangan ke segala penjuru ruangan, sesosok wanita tengah tidur memunggungiku, “eh, ini sungguh aneh, aku bahkan tidak merasakan apa pun selain tertidur pulas, atau aku yang terlalu mabuk? “ pertanyaan itu berkecamuk dalam hati, sekilas menatap tubuhku yang tanpa sehelai benang membuat pemikiran yang baru saja terbersit di otak tiba-tiba sirna.Saat akan turun  dari ranjang, terlihat pintu di buka paksa oleh seseorang, “siapa mereka? “ terdengar suara keributan di balik pintu kamar hotel.“Alan...! “teriak seorang wanita paruh baya di depan pintu yang sukses membuatku terpaku di tempat.“Ma... “ suara ini tercekat di tenggorokan, buru- buru menutupi tubuh polosku dengan selimut.“Alan...! mama enggak menyangka kamu bisa berbuat seperti itu, hu hu hu,““Sabar Ma, “ ucap papa sambil mengelus bahu mama den
Baca selengkapnya
6. Kecurigaan Alan
“Tuan, tuan Alan, tuan...! “ seseorang mengguncang lenganku dan berteriak. Mata ini sulit di buka, rasanya baru beberapa menit aku tertidur pulas. Saat membuka mata, Jamilah sudah berada di sampingku dengan pakaian yang sama. “Dasar wanita bodoh! kenapa harus berteriak, aku tidak tuli, “ “Itu tuan, “ jawab Jamilah tergagap. “Apa? Cepat katakan! “ “Bian, menangis mencari kita berdua, “ jawab Jamilah sambil menunduk menatap ponsel dalam genggamannya. “Tadi tuan dan nyonya menelepon. Maaf saya sudah lancang, mengangkat panggilan masuk di HP Anda tuan, “ “Hem... “ “Kalau begitu ayo kembali tuan, saya takut Bian tidak berhenti menangis nanti. “ “Jangan memerintahku, ingat itu! “ kutunjuk muka Jamilah dengan amarah meluap di ubun-ubun. “I... I... Ya tuan, maaf. “ Seperti biasa Jamilah langsung menundukkan wajahnya ketakutan, tetapi aku tidak pernah merasa kasihan sedikit pun, perasaan benci terlalu mendominasi
Baca selengkapnya
7. Balas Dendam Alan
 Jamilah datang menghampiriku dengan membawa nampan berisi makanan. Aku melirik sekilas, kemudian menutup mata kembali dengan posisi tengkurap di ranjang, itu memang kebiasaanku saat tidur.“Tuan, nyonya berpesan agar Anda harus makan. “Hening...Aku tidak ingin menjawab, jangankan untuk makan memandang makanan yang Jamilah bawa saja membuatku ingin mutah dan meludahi wajahnya.“Ayah...! “ suara bocah itu membuat bingung, antara ingin bangun atau melanjutkan sikap acuhku.“Ayah, ayo mamam, “ ucap Abian lagi, kali ini dia naik ke atas ranjang dan menarik-narik lenganku.“Alan, mama tahu kamu masih marah, tapi jangan menyiksa dirimu seperti ini sayang, “ mama tiba-tiba menyahut, entah sejak kapan mama sudah berada di kamar ini , mungkin mama sengaja mengajak Abian untuk meluluhkan hatiku.“Sayang apa kamu tidak kasihan sama Abian, setidaknya kamu pikirkan perasaan bocah itu! Ma
Baca selengkapnya
8. Kedatangan Sania
Hari kedua status sebagai suami telah aku lalui dengan menyenangkan, eh... tunggu, menyenangkan dalam versi seorang Alan. Jangan berpikiran manis dulu kawan, tentu saja pagi ini aku sangat puas karena bisa membuat janda itu kesal bercampur malu atau lebih tepatnya menahan hasrat. Siapa juga yang mampu menolak pesona seorang Alan Prayoga Sanders, pewaris tunggal Perusahaan Sanders Corporation.  Sejak sarapan pagi hingga sampai di dalam mobil rasanya mulut ini tidak bisa berhenti tertawa, hingga mama menegurku di meja makan, tapi teguran mama lagi-lagi membuatku diam seketika, saat mama menganggap aku tengah berbahagia mereguk indahnya masa pengantin baru, aku hanya diam dan mengiyakan saja, tidak ingin mama menaruh curiga dengan aksi balas dendamku kepada Jamilah.  Heri yang merasa aneh melihat kelakuanku di dalam perjalanan serasa tak kuasa menahan rasa penasarannya. Mulut embernya itu sudah gatal sejak tadi, “ap
Baca selengkapnya
9. Pergulatan batin
Saat sedang membaca chat dari mama suara ponsel bergetar menampilkan panggilan masuk, siapa lagi kalau bukan mama pelakunya.“Alan, kamu itu benar-benar suami durhaka! “ Teriak mama di seberang telepon.“Ma, mama kok begitu ngomongnya, mana ada suami durhaka Ma? “ jawabku kesal.“Mama enggak peduli, yang terpenting cepat bawa menantu mama kembali ke rumah  ! ““Tapi Ma, Alan sibuk sekarang ini. “ Jawabku beralasan.“Enggak usah bohong Alan, mama tahu semua jadwalmu hari ini, enggak usah mencari alasan, atau kamu mau mama memberi tahu papa tentang kegiatan yang kamu lakukan barusan? ““Ti---dak Ma, tidak perlu. ““Bagus. Sekarang lakukan tugasmu dengan baik, mama menunggumu di rumah bersama Abian. “ Seketika mama menutup panggilan teleponnya sepihak. Sekarang tinggal aku yang merasa kebingungan saat harus mencari Jamilah yang katanya p
Baca selengkapnya
10. Takut Tergoda
“Kamu, kenapa masih pakai baju itu !? “ ucapku geram.“Em, tuan, tadi saya mau mandi di kamar belakang ketahuan Mama, jadi mama marahi saya terus---. ““Ah, sudah-sudah, dasar janda menyebalkan. Sana mandi, badan kaya papan penggilasan saja bangga di pamerkan  uh,! ““Apa tuan, maksud Anda apa? “Aku diam terpaku seketika saat Jamilah tiba-tiba mendekat, sungguh badanku sudah gerah rasanya melihat pemandangan di depanku dan bodohnya janda kampung ini tidak menyadari kegelisahanku, uh, rasanya panas sekali.“Tuan, Anda melamun? “Tanpa jawaban aku segera berlalu meninggalkan Jamilah yang masih diam terpaku di  depan kamar mandi.“Janda...! sampai kapan kamu di situ? “ seruku pada Jamilah, tanpa melihat ke arahnya aku sudah tahu Jamilah belum masuk ke kamar mandi.Bruk, suara pintu ditutup dengan keras, “dasar janda! “ Aku berteriak meng
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status