Share

Terpaksa Menikahi Ibu Guruku
Terpaksa Menikahi Ibu Guruku
Author: Rahmi Aziza

1. Prolog

“Apa lagi ini Arka?” murka Papa. Dilemparnya selembar kertas yang baru ia baca ke depan mukaku.

Aku hanya bisa menunduk. Memandang surat itu melayang lalu mendarat di atas lantai ruang kerja Papa. Surat yang dikirimkan guru BK sekolah, melaporkan kelakuan burukku pada Papa dan meminta beliau datang ke sekolah. Untuk kesekian kalinya.

“Papa tidak mau datang ke sekolahan!” putusnya.

“Biar saja kau dikeluarkan dari sekolah. Papa tidak akan mencarikan sekolah baru untukmu!” Papa beranjak, lalu jalan menuju pintu, meninggalkanku.

“Dan satu lagi ....”  Langkahnya terhenti.

“Jabatan CEO yang Papa siapkan untukmu, akan Papa berikan pada orang lain.”

Aku menelan ludah, dapat kurasakan otot-otot wajahku menegang mendengar keputusan Papa ini. Kalau aku tak jadi mendapatkan jabatan CEO itu, mau jadi apa aku nanti. Sudah dikeluarkan dari sekolah, nilai semua mata pelajaran pun tak ada yang bagus kecuali olahraga.

Selain itu, aku juga sering keluar masuk kantor polisi, karena ketahuan tawuran dan balapan liar. Ah, lengkap sudah catatan hitamku. Gimana bisa dapat surat kelakuan baik untuk mencari pekerjaan coba, kalau begini. 

“Reno!” Papa lalu menyebut nama sepupuku. Sepupu kebanggaan keluarga besarku, yang  mereka sebut pintar, berakhlaqul karimah, mantan ketua OSIS. Cuih! Mereka tidak tahu saja kelakuannya di sekolah, di balik semua prestasi yang ditonjolkannya, ia seorang playboy!

“Reno yang akan Papa persiapkan untuk menduduki jabatan CEO itu saat ia lulus kuliah nanti.”

Mataku membeliak, buru-buru kuraih kaki Papa.

“Ja- jangan Paa. Arka janji, nggak akan bikin ulah lagi, Arka janji serius belajar. Arka kan anak Papa satu-satunya, jangan berikan jabatan itu pada Reno, ya, Pa.”

“Kamu sudah selalu Papa beri kesempatan, Ka. Bagaimana mungkin para pemegang saham lain mau menerima kalau kelakuanmu seperti itu!”

“Tolong Pa, kasih Arka kesempatan sekali lagi,” rengekku sambil memeluk kaki Papa.

Kudengar Papa menghela napas. “Baiklah!”

Aku mengangkat kepala. Sepertinya rayuan mautku berhasil. Papa pasti mau memaafkan seperti biasa, yes! 

“Papa beri kamu kesempatan, dengan syarat …”

“Apa itu Pa? ” Aku berdiri, lalu mengggenggam tangan Papa. “Arka akan melakukannya, PASTI!”ucapku meyakinkan. 

Kalau cuma dikurangi uang jajan, dihukum suruh cuci dan setrika baju sendiri, bersihin kamar mandi atau nyupirin Papa selama libur sekolah, kecil. Aku rela melakukannya demi mendapat maaf Papa dan jabatan CEO itu tidak jatuh ke tangan sepupu busukku. 

“Menikah,” jawab Papa seraya menatap tajam ke arahku. 

“Oh, Papa mau menikah lagi?” Aku menanggapi santai. “Nggak ada masalah. Arka ngerti kok!” Sudah lama memang Papa menduda. Usiaku baru sepuluh tahun,  ketika Mama meminta cerai karena tak tahan hidup menderita saat Papa mengalami kebangkrutan. Yang lebih menyakitkan lagi, tak lama setelah itu, Mama menikah dengan pesaing bisnis yang mencurangi Papa. Oh, kasihan Papa.

“Bilang aja Papa mau nikah dengan siapa? Janda muda, tua, atau gadis perawan tingting? Bebas, Arka merestui, yang penting Papa bahagia. Atau Papa mau Arka daftarin ke biro jodoh? Pasti banyak deh, yang mau nikah sama duda kaya seper-"

"Sembarangan bicara kamu, Arka! Tiba-tiba Papa menyumpal mulutku dengan roti yang disambarnya dari atas meja

“Bukan Papa yang menikah!"

Hah? Aku melongo. Jadi? 

"Tapi kamu!”

Uhuk! Sontak aku menyemburkan roti dari mulutku. “Arka … menikah, Pa? Nggak salah?”

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Siti Asih
Nah lhoooo.. hahahha
goodnovel comment avatar
Isabella
lucu juga aku baca ulang
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status