Share

44. Setelah Ibu Pergi

Pulang dari pemakaman, raga ini sebenarnya telah lelah. Pasti lebih-lebih Yura, kulihat ia sangat pucat dan matanya sembab. “Yura istirahatlah.” Aku berbisik di telinganya.

Ia hanya menggeleng lemah. Masih banyak tamu yang melayat, mungkin ia tak enak hati meninggalkan mereka.

“Makan ya, Sayang. Aku suapi.” Kembali ia menggeleng. Entah karena tak lapar, tak berselera makan, atau masih marah denganku sehingga semua tawaranku ditolaknya.

“Kalau begitu minum, wajahmu pucat sekali.” Aku memberinya sebotol air mineral. Untungah ia mau menerima, meski hanya seteguk yang ia minum.

“Arka!” Tiba-tiba saja Papa sudah di sampingku. Memanggil dengan suara pelan.

“Ya, Pa.”

“Papa sama Mas Deny pulang duluan. Kamu hibur istrimu di sini.” Papa menepuk pundakku.

“Ya, Pa,” jawabku bersamaan dengan datangnya taksi pesanan Papa.

Yura berdiri ketika kubisikkan bahwa taksi yang akan mengantar Papa ke bandara telah tiba. Kami mengiringi Papa sampai ke depan.

“Nak maaf Papa tidak bisa lama-lama di si
Rahmi Aziza

Tolongin Mauren, jangan? Komen yang rame kita lanjuut. Jangan lupa kasih bintang dan ulasan di halaman depan yaa

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Siti Asih
bikinin cerita Mr. Dika donk Kak.. ehehehhe
goodnovel comment avatar
Siti Asih
Kan mereka punya temen tongkrongan lain kyk Rizal dan Ali.. caper nih.. mentang2 Arka yg paling baik..
goodnovel comment avatar
MOON
bener nih, sayangnya kok Arka terkesan gak mempermasalahkan itu. kalo ada season 2, mauren bisa jadi salah satu masalah rumah tangga arka dan yura, kalau sikapnya arka lemah gitu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status