Share

80. membuka hati

"Ara mana, Ma?" tanya Papa Baskoro suatu malam, ketika beliau tidak melihat Ara bergabung makan malam seperti biasa.

"Sejak pulang dari toko, Ara mengurung diri di kamar. Katanya kecapean," jawab Mama sambil membereskan piring yang ada di hadapan Papa.

"Lama-lama Papa khawatir sama anak itu." Papa bangkit lalu menggeser kursi dan berjalan menuju ruang keluarga.

"Coba Mama tanya, bagaimana kejelasannya pria yang Ara tunggu itu?!" Mengetahui istrinya berjalan di belakang, Papa melanjutkan ucapannya dengan memberikan sebuah pertanyaan.

"Setahu Mama, sudah beberapa bulan ini Rey tidak ada kabar. Katanya nomor ponselnya juga tidak bisa dihubungi."

"Berarti benar firasat Papa, Rey itu laki-laki nggak bener. Dia hanya akan mempermainkan putri kita. Mana ada pergi ke luar pulau tidak pulang selama dua tahun," lanjut Papa sambil menghempaskan tubuhnya yang tinggi besar di atas sofa di ruang keluarga.

"Mama juga sudah bilang berkali-kali, tapi Ara tetap pada pendiriannya. Dan ini sudah waktun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status