Share

8. Orang Ketiga

Setelah sempat bersi tegang dengan Erlan, akhirnya Kama mulai mencoba menguasai emosinya. Semua sudah terlanjur terjadi. Benar kata Erlan tidak ada yang bisa diubah, tetapi bisa diperbaiki. Mungkin, Kama harus mempertimbangkan tawaran sahabatnya itu untuk menjadikannya kandidat terkuat calon suami Sakhi.

"Trus, apa rencana lo?" Masih dengan tatapan menghunus, Kama bertanya pada Erlan.

"Aelah, tertarik juga, kan Lo! Issh ... gitu pake ngebogem gue segala lagi," jawab Erlan Santai.

Sesaat kemudian dua pria dewasa itu justru terbahak bersama. Seolah tengah menertawakan kebodohan mereka di masa lalu dan beberapa saat lalu. Kama meninju bahu Erlan pelan dan meminta maaf.

"Sory!"

"It's ok, mumpung lo belum resmi jadi adek ipar gue," seloroh Erlan dengan cengiran khas yang nampak seperti bocah.

Erlan mengalihkan pandangan ke diary berwarna biru yang berada di tangan Kama. Sesaat kemudian Kama pun mengikuti arah pandang sahabatnya tersebut. Ia

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status