Share

Simpanan Dokter Konglomerat
Simpanan Dokter Konglomerat
Penulis: Faisalicious

1

"Ceraikan dia mas!" Dinda berkacak pinggang sambil memasang wajah manyun, kemudian meremas tangan Ricky, kekasihnya.

"Dek? Dinda sayang? Ayolah dek, jangan merajuk lagi... Mas pasti ceraikan dia kok, kamu sabar sebentar ya?" Ricky mulai merayu wanita simpanannya itu, dia memeluk dari belakang sambil menggesek-gesekkan janggutnya yang baru dicukur pada punggung tulang belikat milik Dinda. Rasanya geli-geli lucu, hingga membuat Dinda sedikit tersenyum.

"Tapi kapan mas? Bulan lalu mas juga bilang begitu kan? Tapi nyatanya mana? Masih saja belum diceraikan..." Dinda menggerutu kesal, karena diberi janji manis melulu oleh pria yang membuatnya jatuh hati tersebut.

"2 bulan,"

Dinda yang sebelumnya melipat siku dan lengan, kini sudah membalikkan badan mencoba memandang kedua bola mata Ricky.

"Ini yang terakhir ya Mas, kamu berjanji seperti ini? Jika dua bulan lagi, kamu belum menceraikan istrimu... Aku yang mengalah saja, aku yang pergi!" Dinda menoyor dahi Ricky dengan jari telunjuk yang kukunya baru dicat dengan kutek berwarna merah maroon keluaran terbaru dari official store di Mall.

"Janji sayang..." Ricky selalu bisa membuat Dinda luluh dan percaya oleh buaian kata-kata manisnya. Ia mendekatkan hidungnya ke hidung Dinda. Kemudian menggoyang-goyangkannya, saking dekatnya sampai Wanita itu bisa mendengar suara nafasnya yang hangat.

Wanita mana yang tak ingin segera dinikahi? Begitupula dengan Dinda yang hampir setengah tahun menjadi wanita simpanan Ricky. Laki-laki yang dicintainya dengan sepenuh hati saat ini. Keduanya sepakat untuk diam-diam saling mencintai di belakang istri sah Ricky yang juga tega menyelingkuhinya sebelum hubungan mereka terjalin.

*

Namanya Dinda, kembang desa yang merantau ke kota besar ini sejak dua tahun lalu. Dengan tiga lembar uang pecahan seratus ribuan di celengan, Dinda nekat kabur. Merantau ke ibu kota.

Awalnya Dinda hanya gadis dusun lugu yang memperjuangkan uang halal demi melanjutkan hidup di ibu kota yang keras ini. Menjadi buruh cuci, pembantu rumah tangga, jaga warung, semua pekerjaan halal sudah dilakoni Karina demi menyambung hidup. Seringkali Dinda harus berpindah kost-an jikalau telat membayar uang sewa bulanan, makan sehari sekali, hingga menumpang tidur di mushola. Semua dilakukannya asal keluarga di rumah tetap dapat kiriman setiap bulan.

Hingga seorang pelacur kenalannya, mempertemukan Dinda dengan dunia 'Kelab Malam' . Tak bisa munafik, dari ponsel canggih hingga tas mahal yang digunakan Dinda untuk bekerja, seluruhnya didapat dari hasil menemani lelaki mabuk bernyanyi. Dinda menjadi tak terkendali dan hilang arah. Dugem tiap malam, berpakaian seksi, mabuk miras,hingga tidur dengan beberapa pria hidung belang yang siap menggesek ATM nya untuk Dinda. Tapi jelas bahwa Dinda masih selalu mengingat keluarganya di rumah, Dia tak pernah absen mengirim uang ke kampung tiap bulan. Menyekolahkan adik laki-lakinya dan memenuhi kebutuhan rumah tangga keluarga di rumah. Mereka hanya tau bahwa Dinda bekerja di sebuah restoran besar, itu saja.

Kehidupan malam Dinda ini tak berlangsung lama, hingga dirinya diperjumpakan dengan lelaki berdasi bernama Ricky yang sekarang menjadi pujaan hatinya. Di sini juga, 'Bar Maria'. Dinda tak pernah benar-benar menjalin hubungan dengan lelaki manapun sebelumnya. Meski sudah sering tidur dengan banyak pria, hanya Ricky seorang yang memikat hati Dinda. Sebenarnya bukan hal yang patut dibanggakan mengenai tidur dengan banyak pria seperti itu. Sekedar memberitahu saja.

15 Januari 2020, Dinda ingat betul. Pertemuan pertamanya bersama Ricky di Bar Maria ini. Wajahnya pucat stres, dengan kemeja biru laut acak-acakan yang dikenakannya. Dinda sungguh penasaran saat itu! Pria itu terlihat sangat stres, duduk sendirian di meja paling ujung. Naluri penggodanya sedang membara saat itu, kebetulan juga Dinda belum berhubungan dengan pria lagi lebih dari seminggu.

"Permisi, boleh saya duduk tuan?" Dinda berbisik menghampiri pria yang membuatnya penasaran itu. Ia mendekatkan bibirnya yang merah oleh gincu menyentuh telinga pria tersebut.

Saat mendekati pria ini, awalnya Dinda hanya menganggumi parasnya yang bisa dibilang manis. Ia tampak seperti pria baik-baik karena wajahnya yang oval melingkar di kedua sisi, membuat wajahnya terlihat adem. Sungguh type idealku, batin Dinda. Kumis tipis, hidungnya yang mancung seperti perosotan TK, juga telinga mungil yang mengembang kemerahan. Sungguh idaman sekali bukan?

Dinda segera melancarkan jurus, untuk merayunya. "Sendiri saja mas? Mau ku temani minum? Mas boleh cerita kok, kalau sedang ada masalah..." pukulan pertama sudah dilayangkannya tepat di wajah pria itu, sambil sedikit meraba pundaknya.

Tetapi pria itu tak bergeming atau menoleh sedikitpun. Lelaki sialan! batin Dinda. Ia sudah angkat sedikit rok seksinya dengan sengaja, tetapi menengok pun tidak. Namun, tiba-tiba ia menepis tangan Dinda dengan kasar, sikapnya dingin sekali kepada Wanita di sebelahnya tersebut.

"Kau Baj*ngan Tari!" Ia meneriaki Dinda sambil mengacungkan telunjuk ke arahnya. Matanya sayu tak fokus, dengan pipinya yang berwarna ungu lebam karena kebanyakan menyesap anggur merah.

"Dasar lelaki bodoh! Baru juga minum sebotol anggur merah saja sudah mabok," Dinda mengomel karena kesal pria itu membentaknya yang tak bersalah. Terlebih lagi pria itu menyebut nama wanita lain saat meneriakinya. Laki-laki kardus! Batin Dinda.

Pria itu lanjut mencaci Karina, meluapkan kekesalannya sambil menyebut wanita yang membuat pria itu sakit hati. Mungkin ceweknya selingkuh atau kawin lagi, pikir Dinda.

"Apa aku ini kurang tampan Tari? Kau mau apa? Uangku... Rumah? Atau Mobil? Aku berikan semuanya Tari... " manusia gila satu ini tiba-tiba saja menarik tangan kiri milik Dinda dengan paksa, diletakkan di pipinya.

“Rasanya hangat sekali. Mungkin reaksi akibat terlalu banyak menenggak miras.” Gumam Dinda.

"Tapi kenapa Tari? Kenapa kamu selingkuh? Kenapa!" Pria itu semakin nekat saja, menyentuh kedua sisi wajah Dinda dengan sepasang tangannya yang bau alkohol.

Sebenarnya Dinda iba terhadapnya. Dia yang tampan dan mapan seperti ini, tapi mengapa masih saja di selingkuhi. Dinda yang gengsi, walaupun dia lelaki type-nya yang bisa membuat dirinya tersipu oleh wajah dewasa milik pria tersebut, Dinda memilih memarahinya kembali. "Kau gila? Sadar woi! Sadar!"

Plak! Plak! Plak! Dinda menepuk pipinya pelan-pelan agar pria tersebut tersadar dari pengaruh alkohol itu.

"Huekkk!" Pria yang saat itu belum diketahui namanya itu, menumpahkan isi perutnya di baju seksi Dinda. 'Sial! Pria brengsek ini sudah bertingkah sejak tadi, membuatku kehilangan kesabaran saja' gumam Dinda.

Dinda dengan hati nuraninya, masih tak tega meninggalkan pria malang itu sendirian. Ia terlihat menyedihkan sekali, saat memasang wajah melas terhadap Dinda. Membuatnya makin tak tega. “Mana dia habis diselingkuhi lagi, kalau bunuh diri bagaimana?” Mau tidak mau, tanpa pikir panjang Dinda segera membopongnya ke bagian belakang diskotek, lewat pintu belakang. Di sana ada beberapa kamar kosong yang biasanya digunakan untuk pasangan-pasangan gila melepas birahi.

Keduanya masuk ke kamar kosong paling ujung, dengan pelan-pelan. “Makan apa sih si brengsek ini, berat sekali!” gerutu Dinda.

Sampai di depan kasur, langsung menghempaskan pria tersebut ke kasur itu. "Tari... Kau jahat Tari..." suaranya parau, masih saja memanggil-manggil nama wanita itu.

"Untung aku masih baik hati prickyu brengsek! Jika tidak, sudah ku suruh orang untuk membuangmu ke jalanan!" Dinda kesal, dan cukup kehabisan tenaga menggendongnya kemari. Belum lagi bajunya yang masih kotor karena pria itu memuntahinya.

Dinda berkacak pinggang. "Mimpi apa, aku semalam?" ucapnya sambil menggeleng-nggelengkan kepala.

"Tetapi, jika dilihat-lihat dirimu tampan juga mas..." Dinda mengutarakannya sambil tersenyum memandang pria itu yang tergeletak dengan posisi terlentang tak sadarkan diri.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status