Hampir satu jam sudah, Kevin belum merasa siap untuk keluar dari toilet rumah sakit yang dimasukinya. Matanya semakin berair, setiap kali teringat janji setia yang selalu diucapkan Vyolin padanya.
Dua jam yang lalu, ketika langit Jakarta sedang begitu cerah. Kevin merasa seperti telah tersambar petir, saat menemukan perempuan yang sangat dicintainya itu tidak sadarkan diri di dalam kamar mandi rumah mereka."Saya baru saja pulang dari bekerja, dan saya melihatnya sudah terbaring tak sadarkan diri di lantai kamar mandi," ungkap Kevin pada seorang dokter perempuan yang memintanya datang ke sebuah ruangan khusus.Sejak tiba di rumah sakit, Kevin merasa begitu ketakutan. Selama ini Vyolin, istrinya itu selalu memberinya kejutan yang menyenangkan. Tidak pernah terbesit dalam pikiran Kevin bahwa kejutannya kali ini akan berada di rumah sakit."Anda tidak perlu terlalu khawatir, Tuan Kevin Durrel. Istri anda baru saja melewati masa kritisnya. Kami menemukan bahwa istri anda terlalu banyak meminum pil tidur. Jantungnya sempat melemah, tapi syukur lah anda tidak terlambat membawanya ke sini. Tidak seharusnya ibu yang sedang hamil meminum obat-obatan tinggi dosis," ucap Dokter dengan tanda nama Lucy di jas putihnya itu."A-apa yang baru saja anda katakan, Dokter? Hamil? Vyolin sedang hamil?" tanya Kevin ragu dengan kedua matanya yang seketika membulat."Ya, apakah anda belum mengetahuinya?" Dokter balik bertanya dengan tatapan tak biasa."Dia belum cerita, Dok," jawab Kevin cepat."Kami sudah melakukan pemeriksaan, bayi kalian sudah berusia dua puluh satu minggu," lanjut Dokter Lucy."Dua puluh satu minggu?" tanya Kevin lagi."Ya, memasuki usia kehamilan lima bulan. Saya berharap kejadian ini tidak terulang kembali. Mohon lebih memperhatikan dan menjaga istri anda. Perempuan yang sedang hamil, sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari orang-orang terdekatnya," jawab Dokter meyakinkan.Dokter Lucy merasa bingung dengan reaksi yang ditunjukkan Kevin. Dia pun menyerahkan bukti-bukti pemeriksaan pada Kevin. Raut wajah Kevin pun semakin terlihat buruk saat harus mempercayai semuanya.Belum habis rasa terkejutnya tadi, kali ini kejutannya sampai membuat Kevin merasa akan mati. Seperti badai petir yang begitu dahsyat baru saja menimpa langit senja di Jakarta.Dengan langkah kaki gontay, Kevin akhirnya keluar dari toilet. Kembali menyusuri lorong rumah sakit untuk menuju tempat di mana Vyolin dirawat inap. Setibanya di depan pintu ruangan perawatan Vyolin, Kevin mengusap wajahnya dengan keras lalu menghembuskan napas lemas. "Sayang, bagaimana keadaan kamu?"Begitu memasuki ruang rawat, Kevin langsung meraih tangan Vyolin yang terkulai lemas. Mengusap kening Vyolin dengan penuh kelembutan.Vyolin hanya menatap Kevin sebentar, lalu kembali memejamkan matanya. Wajah Vyolin begitu pucat, dengan tatap mata yang nampak lelah."Maaf, karena aku gak cukup baik menjaga dan memperhatikan kamu. Kalau saja aku tahu, ini pasti gak perlu terjadi. Kamu pasti kelelahan sendirian," ucap Kevin yang tak berhenti menggenggam dan menciumi tangan Vyolin.Vyolin membuka matanya, lalu tiba-tiba saja dua bola mata indah itu berkaca-kaca. "Apa dia masih di sana?" tanya Vyolin dengan suara yang hampir tak terdengar."Siapa? Bayi kita? Tentu saja, dia sangat kuat seperti kamu, Sayang," jawab Kevin dengan senyuman mengembang.Dada Vyolin tiba-tiba saja kembang kempis, lalu melepaskan pegangan tangan Kevin dan membalikkan badan. Memunggungi Kevin."Kamu butuh banyak istirahat, tidur aja, ya. Aku mau keluar sebentar beli makanan," ucap Kevin.Kevin berlalu pergi dari ruang perawatan Vyolin, hanya berbalik sebentar untuk memastikan lagi keadaan Vyolin. Lalu benar-benar pergi menjauh dari ruang perawatan yang begitu sepi.Beberapa saat setelah kepergian Kevin, tangisan Vyolin pun pecah. Dia meremas-remas perut dengan penuh kemarahan, lalu menjerit di dalam selimut."Kenapa kamu gak bisa mati? Kenapa!" jerit Vyolin, lalu terus menangis hingga sesenggukan di atas tempat tidurnya.…Kevin Durrel kembali ke kamar rawat inap Vyolin, dengan membawa pizza toping sosis dan keju berlimpah kesukaan isterinya itu. Namun, usaha Kevin membujuk Vyolin untuk makan telah gagal. Vyolin memilih untuk menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam selimut.Kevin tahu betul, mengapa kehamilan Vyolin bukan hal yang membahagiakan mereka. Meski selama tujuh tahun ini mereka berdua pun selalu menunggu hadirnya malaikat kecil di tengah-tengah mereka.Apa yang mereka nantikan, telah diberikan. Namun, Kevin tak menyangka ini adalah buah dari sebuah pengkhianatan. Vyolin mengkhianatinya dan bahkan memberinya calon bayi itu.Kevin merasa dadanya kembali sesak, segera saja dia pergi lagi dari kamar. Laki-laki dengan tubuh tak terlalu berisi itu pun terduduk lemas di kursi depan ruang rawat inap. Mengusap wajahnya berkali-kali, juga meremas-remas rambut hitam ikalnya yang semakin terlihat berantakan."Kevin!" Sayup terdengar suara seseorang memanggil dari kejauhan, Kevin pun melayangkan pandang ke lorong rumah sakit. Sosok tak asing yang lama tak ditemuinya itu pun segera saja tiba di hadapannya."Julia," lirih Kevin, saat perempuan berperawakan tinggi langsing dengan rambut pirang potongan pendek itu berdiri di depannya."Aku tadi mau ke rumah kamu, dan petugas keamanan di sana bilang kalau kamu membawa Vyolin ke rumah sakit. Apa yang terjadi, Kevin?" tanya Julia dengan wajah penuh kecemasan."Vyolin sakit, Julia. Tapi, dia sudah enggak apa-apa, sekarang sedang istirahat di dalam," jawab Kevin."Syukurlah. Tapi kenapa reaksi kamu begini? Vyolin sakit apa?" tanya Julia lagi.Kevin terdiam, merasa ragu untuk menjawab pertanyaan Julia. Julia adalah Kakak sepupu Kevin, saudara terdekat Kevin satu-satunya. Julia bahkan mengetahui rahasia terbesar dalam hidup Kevin."Kevin? Bilang sama aku, apa yang sebenarnya terjadi? Jangan bikin aku cemas kayak gini!" ucap Julia sambil mencengkram lengan Kevin dengan keras."Duduk dulu, Julia," sahut Kevin.Kevin dan Julia pun duduk di kursi panjang depan ruang rawat inap, tak mempedulikan lalu lalang orang di depan mereka. "Buruan cerita, Kevin," ucap Julia dengan tatapan penuh kecurigaan."Julia, dokter yang memeriksa Vyolin bilang kalau … Vyolin hamil," ungkap Kevin dengan suara super pelan."Ya ampun, serius?" tanya Julia dengan tatapam membulat."Ya," jawab Kevin lesu.Julia sumringah, lalu berdiri dari tempat duduknya. Julia kehilangan kontrol gerakan tubuhnya, terlihat begitu terkejut dan bahagia mendengar pernyataan Kevin."Ya ampun, Kevin. Ternyata kamu sengaja ngasih aku kejutan ini. Akhirnya, setelah tujuh tahun. Kalian bakal punya bayi!" seru Julia dengan mata berkaca-kaca.Kevin hanya diam, setelah beberapa saat memperhatikan Julia yang tampak begitu bersyukur."Kenapa, Kevin? Kenapa kamu malah gak bersemangat? Bukannya ini yang sangat kalian inginkan?" Julia kini menatap Kevin dengan tatapan heran."Apa kamu sudah lupa, Julia? Tentang penyakitku yang gak bisa memberikan keturunan," lirih Kevin sambil mengusap sudut mata."Ingat, aku satu-satunya yang mengetahui soal itu. Terus kenapa?" tanya Julia."Kenapa kata kamu? Kehamilan Vyolin, apa kamu gak curiga?" Kevin beranjak dari kursi dengan wajah memerah. Berdiri begitu saja sambil menatap tak jelas arah."Omong kosong! Apa kamu sudah kehilangan akal? Kamu mencurigai istri kamu tidur dengan laki-laki lain?" sahut Julia memasang wajah kesal.Kevin diam saja lalu kembali duduk di tempatnya semula. Memegangi kepala seperti sedang menanggung kesakitan luar biasa."Kita tahu sebaik apa Vyolin. Gak seharusnya kamu berpikiran seperti itu. Ini adalah keajaiban, dan kamu harusnya sangat bersyukur pada Tuhan atas hal ini. Aku gak menyangka kamu akan menyimpan pikiran buruk. Apa selama ini kamu berputus asa dengan keadaan kamu?" ucap Vyolin sambil memegangi sebelah tangan Kevin. "Aku bahkan baru berencana untuk bayi tabung, dan sebenarnya … aku melihat sikap Vyolin agak aneh akhir-akhir ini, Julia," lirih Kevin dengan nada suara yang kembali mencoba tenang."Lupa
"Apa maksud kamu? Apa kami telah berbuat kesalahan sama kamu selama liburan kita?" tanya Sarah cepat."Ya, tentu. Ini salah kalian! Kalian yang ngasih aku minuman malam itu, padahal kalian tahu aku gak pernah minum!" jawab Vyolin dengan wajah memerah."Ya, bukan kah itu bukan masalah besar?" tanya Sarah tanpa ekspresi terkejut."Itu sumber masalah besar, dan aku merasa akan benar-benar jadi orang gila sekarang!" jawab Vyolin dengan tiba-tiba saja menjatuhkan gelas jus ke lantai.Sarah begitu terkejut dan terperanjat dari kursinya, dia hanya bisa melihat saja pada pecahan kaca yang berserakan di hadapan mereka. Kini mereka menjadi perhatian setiap orang di cafe. Kevin yang sejak tadi hanya melihat dari luar kafe pun segera masuk menghampiri Vyolin.**Kevin segera membawa Vyolin pulang, setelah menyelesaikan masalah di cafe. Sepanjang perjalanan, Kevin terus memperhatikan Vyolin. Berpikir keras mengap
"Kenapa bisa gitu?" lirik Anne heran."Bayinya, seperti tidak diinginkan oleh Vyolin," ucap Sarah."Ya, tapi kenapa? Bukannya mereka menunggu selama tujuh tahun untuk memiliki bayi sendiri?" tanya Selena lagi."Kita lupakan dulu soal bayi. Sekarang, aku mau bahas soal apa yang Vyolin bilang di kafe. Dia bilang kalau kita adalah sumber masalahnya. Coba kalian ingat apa aja yang kita lakukan selama berlibur tiga hari di Bali," jawab Sarah.Anna menghembuskan nafas kasar, sedangkan Selena langsung memijat keningnya sendiri sembari memikirkan ucapan Sarah.Lima bulan yang lalu, mereka berlibur ke Bali untuk merayakan hari ulang tahun Anna. Saat itu mereka memutuskan untuk membuat pesta persahabatan. Tidak ada yang membawa suami atau anak-anak.Vyolin merasa senang bersama dengan para sahabatnya, akan tetapi dia tetap berusaha untuk mengontrol diri. Tak seperti ketiga sahabatnya yang minum-minum hampir se
Setelah seminggu, Sarah kembali membuat pertemuan dengan Anna dan Selena, kali ini mereka memilih untuk berkumpul di rumah pribadi Anna saja. Suami Anna bekerja sebagai kapten di kapal pesiar, menjadikan rumahnya begitu sepi karena dia belum juga memiliki anak-anak."Rekaman CCTV nya sudah aku terima, dan sekarang filenya sudah ada di sini," Sarah mengeluarkan flashdisk dari dalam tasnya dan meminjam laptop Anna.Anna dan Selena tampak tidak sabar, begitu fokus memperhatikan Sarah yang telah menyalakan layar laptop dan membuka file dari flashdisk."Wah, ini benar-benar terekam sempurna," ucap Anne saat video telah mulai diputar."Kamu udah lihat lebih dulu, Sarah?" tanya Selena."Gak, aku terlalu tegang, jadi mutusin untuk ngeliat bareng kalian aja," jawab Sarah.Ketiga sahabat itu pun memperhatikan setiap detail gerakan Vyolin yang terekam di video CCTV. Mempercepat video sampai di hari terakhir mer
Anna pun akhirnya kembali membuka laptop, mencari kabar terbaru Mike di media sosial. Sudah lama Anna tak bermain media sosial karena fokus kerjanya di dunia modeling.Mike rupanya sudah menikah dua tahun yang lalu, dan berhenti dari aktivitas balapan, sejak tiga bulan lalu. Kecelakaan tunggal mengakibatkan lengan dan sebelah kakinya cidera dan disarankan untuk tidak lagiliar di jalanan.Kepandaiannya mendekati gadis cantik, membuat Mike dengan mudah memperistri seorang pramugari maskapai penerbangan internasional.Secantik apa pun istrinya, rupanya tak memadamkan beringas nafsu Mike untuk menodai gadis sebaik Vyolin. Mike telah menanam benih di tubuh Vyolin, dan membuat Vyolin kehilangan kebahagiaannya.…"Argggh!" Suara teriakan terdengar dari kamar Vyolin, Kevin yang baru saja selesai membereskan bahan makanan ke dalam kulkas langsung saja berlari menghampiri Vyolin.
Kevin segera membopong Vyolin kembali masuk ke dalam mobil, tanpa basa-basi langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.Setibanya di rumah sakit, Vyolin pun segera dibawa ke UGD. Kevin terduduk di depan pintu UGD, merasa kembali sangat terkejut hingga kedua kakinya menjadi lemas."Maaf, anda suaminya?" Selang berapa lama, seorang dokter keluar dari UGD dan menemui Kevin. "Iya, Dok. Saya suaminya, bagaimana keadaan istri saya?" Sambar Kevin langsung."Apa istri anda baru saja makan sesuatu?" tanya Dokter."Iya, Dokter. Istri saya baru saja makan rujak Nanas. Porsinya memang luar biasa. Dan tiba-tiba saja dia muntah-muntah langsung pingsan, Dok," jawab Kevin."Baik, kalau begitu dugaan saya benar. Alhamduillah, istri anda sudah tidak apa-apa, janinnya juga tidak bermasalah. Lambung istri anda hanya tidak bisa menerima makanan terlalu pedas dan banyak. Karena sudah muntah,
Kepulangan Kevin dan Vyolin dari rumah sakit kali ini, rupanya mendapat sambutan dari para tetangga di sekitar kediaman mereka. Pagi-pagi sekali beberapa ibu yang usianya di atas Vyolin, telah berkumpul di depan pagar rumah sambil memegangi bungkus sayuran yang baru mereka beli."Bener kan, itu Nak Kevin dan istrinya baru pulang," ucap salah seorang ibu berperawakan paling gemuk ketika Kevin dan Vyolin baru saja turun dari mobil.Vyolin menatap sekilas saja pada tetangga-tetangganya, lalu memilih untuk cepat masuk ke dalam rumah. Kevin yang merasa tak enak hati dengan sikap Vyolin, segera meminta para tetangga untuk masuk saja ke teras rumahnya..Pagar rumah Kevin jarang terbuka, karena Vyolin memang tak begitu suka berinteraksi dengan tetangga. Pernah dia belanja sayuran di gerobak tukang sayur keliling, akan tetapi para tetangga sibuk menyerangnya dengan pertanyaan seputar kenapa belum memiliki anak. Dan itu menjadi kali terakhir Vyolin belanja di tukang sayur keliling."Nak Kevin,
"Maaf, kayaknya saya salah kamar," ucap Vyolin setelah dengan samar melihat ada sosok laki-laki di dalam kamar hotel yang dimasukinya."Hey, kamu Vyolin kan? Temannya Anna!" Laki-laki itu menahan lengan Vyolin dan menghalangi pintu dengan tubuhnya."Maaf, saya harus keluar," ucap Vyolin dengan tubuh lemas berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan laki-laki itu."Jangan buru-buru, dong. Aku Mike, kamu ingat kan? Ayo, kita ngobrol dulu cantik."Vyolin masih begitu jelas mengingat siapa Mike, dan dia semakin berusaha keras untuk lepas dari cengkraman laki-laki itu. Namun, Vyolin kehilangan tenaganya. Mike dengan sebelah tangannya saja, mampu menarik tangan Vyolin hingga terjatuh di samping tempat tidur."Santai dulu, cantik. Kita ngobrol-ngobrol dulu," ucap Mike sembari mengangkat tubuh langsing Vyolin ke atas tempat tidur.Vyolin kembali berusaha untuk bangkit, akan tetapi kedua tangan besar Mike telah kembali mencengkram pundak Vyolin. Vyolin berusaha mendorong dan memukul tubuh