"Kenapa bisa gitu?" lirik Anne heran.
"Bayinya, seperti tidak diinginkan oleh Vyolin," ucap Sarah."Ya, tapi kenapa? Bukannya mereka menunggu selama tujuh tahun untuk memiliki bayi sendiri?" tanya Selena lagi."Kita lupakan dulu soal bayi. Sekarang, aku mau bahas soal apa yang Vyolin bilang di kafe. Dia bilang kalau kita adalah sumber masalahnya. Coba kalian ingat apa aja yang kita lakukan selama berlibur tiga hari di Bali," jawab Sarah.Anna menghembuskan nafas kasar, sedangkan Selena langsung memijat keningnya sendiri sembari memikirkan ucapan Sarah.Lima bulan yang lalu, mereka berlibur ke Bali untuk merayakan hari ulang tahun Anna. Saat itu mereka memutuskan untuk membuat pesta persahabatan. Tidak ada yang membawa suami atau anak-anak.Vyolin merasa senang bersama dengan para sahabatnya, akan tetapi dia tetap berusaha untuk mengontrol diri. Tak seperti ketiga sahabatnya yang minum-minum hampir setiap malam."Kita cuma jalan-jalan, belanja, dan minum. Itu aja," ucap Anna setelah beberapa saat berpikir keras."Ya, aku ingat. Kita bahkan menghabiskan malam terakhir hari jadi Anna dengan pesta barbeque dan anggur merah, Itu aja, gak ada yang aneh," timpal Selena."Kita semua mabuk berat, tertidur di tenda. Astaga, aku ingat! Waktu itu, Vyolin bilang sama aku mau balik ke hotel. Dan kita ngebiarin dia pergi sendirian," ujar Sarah."Terus … maksud kamu apa? Apa ada yang berbuat jahat sama dia?" tanya Anna sembari menggigit ujung kuku jari jempol tangannya."Aku harus lihat rekaman CCTV. Iya, temanku bekerja di hotel itu. Jadi pasti dia bisa bantu kita untuk menemukan jawabannya," jawab Sarah.Sarah segera mengambil ponsel dari tasnya, dan berselancar di layar ponsel. Anna dan Selena hanya bisa menunggu dengan perasaan khawatir mereka."Katanya dia bisa bantu, tapi mungkin gak sekarang," ucap Sarah dengan wajah lesu."Kapan? Apa kita gak lebih baik bertanya langsung aja sama Vyolin?" tanya Anne."Vyolin terlihat sangat terpukul dan frustasi. Aku rasa dia belum siap berbagi cerita dengan kita," jawab Sarah.Selena yang merasa tegang, memutuskan untuk memesan beberapa gelas kopi untuk mereka. Ketiganya pun hanya bisa menduga-duga apa yang terjadi, sampai nanti akan ada bukti kejadian sebenarnya.**Vyolin keluar dari kamarnya setelah merasa lebih tenang, sementara langit kota Jakarta tampak telah mulai gelap. Vyolin mencari keberadaan Kevin hingga ke taman belakang, akan tetapi tidak ada.Melihat rumah yang bersih dan rapi, Vyolin merasa ada kelegaan dalam hatinya. Meski selama ini selalu mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, dia tak pernah menyalahkan Kevin.Hari ini Kevin telah berbuat sesuatu yang menurutnya begitu manis. Dan itu malah membuatnya kian merasa bersalah. "Sayang, kamu sudah bangun? Apa kamu mau mandi air hangat? Aku siapin air hangatnya, ya," ucap Kevin yang tiba-tiba telah berada di rumah.Kevin meletakkan begitu saja kantong-kantong belanjaan di atas meja dapur. Lalu segera pergi ke kamar mandi di kamar tidur mereka. Vyolin pun segera mengikuti langkah suaminya itu."Air hangatnya udah mau siap, aku juga udah beli sabun aroma mawar kesukaan kamu. Tunggu bentar," ujar Kevin lalu kembali pergi ke dapur membongkar kantong belanja.Vyolin tak bisa menutupi senyumnya, merasa senang dengan perlakuan manis Kevin. Kevin menyiapkan air hangat di bath up, bahkan menyalakan lilin aroma terapi. Saat ini, di pikirannya hanya ingin melihat Vyolin kembali sehat dan ceria."Silahkan mandi, aku mau siapin buat makan malam kita," ucap Kevin pada Vyolin di depan pintu kamar mandi.Ketika Kevin akan berlalu pergi,Vyolin membuat langkah Kevin tertahan. Pegangan tangan Vyolin di lengannya, benar-benar membuat Kevin merasa terkejut."A-ada apa? Kamu butuh yang lain?" tanya Kevin tiba-tiba tergagu."Iya, Mas. Aku butuh tangan kamu untuk gosokin punggungku," jawab Vyolin lalu tersenyum."A-ah, gitu? Oke," sahut Kevin.Menyiapkan makan malam pun terpaksa ditunda. Setelah sekian lama mereka tak menjalin kebersamaan di kamar mandi. Di dalam bath-up, Kevin bersiap menggosok punggung Vyolin. Namun, Kevin merasa hatinya menjadi bergetar. Kevin tidak percaya dengan punggung istrinya yang terlihat begitu kurus."Sayang, makannya lebih banyak lagi, ya. Kalau mau makan sesuatu, atau apa pun. Kasih tahu aku," ucap Kevin dengan mata berkaca-kaca."Aku kelihatan buruk, ya?" tanya Vyolin sambil tertawa kecil."Tentu aja enggak, kamu adalah yang terindah dalam hidup aku," jawab Kevin."Bagaimana … kalau aku memang seburuk itu?" tanya Vyolin lagi."Kamu hanya perlu ingat, aku adalah orang yang paling mencintai kamu di dunia ini," jawab Kevin cepat.Vyolin lalu berbalik, duduk berhadapan dengan suami yang selama lima bulan ini dihindarinya. Kesibukan kerja membuat Kevin mengabaikan perubahan sikap Vyolin, dan semua menjadi kacau begitu saja.Ada rindu dalam kecupan yang melekat, semakin hangat dengan semakin eratnya pelukan penuh cinta. Lilin aroma terapi menjadi saksi, kembalinya kemesraan di tengah kabut kebingungan perasaan mereka.Setelah seminggu, Sarah kembali membuat pertemuan dengan Anna dan Selena, kali ini mereka memilih untuk berkumpul di rumah pribadi Anna saja. Suami Anna bekerja sebagai kapten di kapal pesiar, menjadikan rumahnya begitu sepi karena dia belum juga memiliki anak-anak."Rekaman CCTV nya sudah aku terima, dan sekarang filenya sudah ada di sini," Sarah mengeluarkan flashdisk dari dalam tasnya dan meminjam laptop Anna.Anna dan Selena tampak tidak sabar, begitu fokus memperhatikan Sarah yang telah menyalakan layar laptop dan membuka file dari flashdisk."Wah, ini benar-benar terekam sempurna," ucap Anne saat video telah mulai diputar."Kamu udah lihat lebih dulu, Sarah?" tanya Selena."Gak, aku terlalu tegang, jadi mutusin untuk ngeliat bareng kalian aja," jawab Sarah.Ketiga sahabat itu pun memperhatikan setiap detail gerakan Vyolin yang terekam di video CCTV. Mempercepat video sampai di hari terakhir mer
Anna pun akhirnya kembali membuka laptop, mencari kabar terbaru Mike di media sosial. Sudah lama Anna tak bermain media sosial karena fokus kerjanya di dunia modeling.Mike rupanya sudah menikah dua tahun yang lalu, dan berhenti dari aktivitas balapan, sejak tiga bulan lalu. Kecelakaan tunggal mengakibatkan lengan dan sebelah kakinya cidera dan disarankan untuk tidak lagiliar di jalanan.Kepandaiannya mendekati gadis cantik, membuat Mike dengan mudah memperistri seorang pramugari maskapai penerbangan internasional.Secantik apa pun istrinya, rupanya tak memadamkan beringas nafsu Mike untuk menodai gadis sebaik Vyolin. Mike telah menanam benih di tubuh Vyolin, dan membuat Vyolin kehilangan kebahagiaannya.…"Argggh!" Suara teriakan terdengar dari kamar Vyolin, Kevin yang baru saja selesai membereskan bahan makanan ke dalam kulkas langsung saja berlari menghampiri Vyolin.
Kevin segera membopong Vyolin kembali masuk ke dalam mobil, tanpa basa-basi langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.Setibanya di rumah sakit, Vyolin pun segera dibawa ke UGD. Kevin terduduk di depan pintu UGD, merasa kembali sangat terkejut hingga kedua kakinya menjadi lemas."Maaf, anda suaminya?" Selang berapa lama, seorang dokter keluar dari UGD dan menemui Kevin. "Iya, Dok. Saya suaminya, bagaimana keadaan istri saya?" Sambar Kevin langsung."Apa istri anda baru saja makan sesuatu?" tanya Dokter."Iya, Dokter. Istri saya baru saja makan rujak Nanas. Porsinya memang luar biasa. Dan tiba-tiba saja dia muntah-muntah langsung pingsan, Dok," jawab Kevin."Baik, kalau begitu dugaan saya benar. Alhamduillah, istri anda sudah tidak apa-apa, janinnya juga tidak bermasalah. Lambung istri anda hanya tidak bisa menerima makanan terlalu pedas dan banyak. Karena sudah muntah,
Kepulangan Kevin dan Vyolin dari rumah sakit kali ini, rupanya mendapat sambutan dari para tetangga di sekitar kediaman mereka. Pagi-pagi sekali beberapa ibu yang usianya di atas Vyolin, telah berkumpul di depan pagar rumah sambil memegangi bungkus sayuran yang baru mereka beli."Bener kan, itu Nak Kevin dan istrinya baru pulang," ucap salah seorang ibu berperawakan paling gemuk ketika Kevin dan Vyolin baru saja turun dari mobil.Vyolin menatap sekilas saja pada tetangga-tetangganya, lalu memilih untuk cepat masuk ke dalam rumah. Kevin yang merasa tak enak hati dengan sikap Vyolin, segera meminta para tetangga untuk masuk saja ke teras rumahnya..Pagar rumah Kevin jarang terbuka, karena Vyolin memang tak begitu suka berinteraksi dengan tetangga. Pernah dia belanja sayuran di gerobak tukang sayur keliling, akan tetapi para tetangga sibuk menyerangnya dengan pertanyaan seputar kenapa belum memiliki anak. Dan itu menjadi kali terakhir Vyolin belanja di tukang sayur keliling."Nak Kevin,
"Maaf, kayaknya saya salah kamar," ucap Vyolin setelah dengan samar melihat ada sosok laki-laki di dalam kamar hotel yang dimasukinya."Hey, kamu Vyolin kan? Temannya Anna!" Laki-laki itu menahan lengan Vyolin dan menghalangi pintu dengan tubuhnya."Maaf, saya harus keluar," ucap Vyolin dengan tubuh lemas berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan laki-laki itu."Jangan buru-buru, dong. Aku Mike, kamu ingat kan? Ayo, kita ngobrol dulu cantik."Vyolin masih begitu jelas mengingat siapa Mike, dan dia semakin berusaha keras untuk lepas dari cengkraman laki-laki itu. Namun, Vyolin kehilangan tenaganya. Mike dengan sebelah tangannya saja, mampu menarik tangan Vyolin hingga terjatuh di samping tempat tidur."Santai dulu, cantik. Kita ngobrol-ngobrol dulu," ucap Mike sembari mengangkat tubuh langsing Vyolin ke atas tempat tidur.Vyolin kembali berusaha untuk bangkit, akan tetapi kedua tangan besar Mike telah kembali mencengkram pundak Vyolin. Vyolin berusaha mendorong dan memukul tubuh
"Vyolin?" Kevin telah terbangun dan menyadari ketiadaan Vyolin di sisinya.Kevin mendengar suara air dari kamar mandi, dia pun bergegas turun dari tempat tidur dan berlari ke depan pintu kamar mandi. Namun, pintunya telah dikunci."Vyolin, kamu di dalam? Kamu lagi mandi, ya?" ucap Kevin sambil menempelkan sebelah telinganya ke pintu.Vyolin tak menghiraukan pertanyaan Kevin, dan memilih untuk diam saja menggigil di dalam bath-up. Kevin yang semakin khawatir, segera saja berusaha mendobrak pintu kamar mandi. "Vyolin!"Begitu pintu berhasil terbuka, Kevin segera meraup tubuh Vyolin dari dalam bath-up. Membalut tubuh polos istrinya dengan handuk dan membawanya langsung ke atas tempat tidur."Kamu ngapain sih, Sayang? Kamu mandi berendam pakai air dingin! Harusnya kamu bangunin aku, aku pasti siapkan air hangat untuk kamu," ucap Kevin sembari mengeringkan tubuh dan rambut Vyolin. Vyolin menatap lekat wajah Kevin yang begitu khawatir, lalu air matanya kembali mengalir. Semakin deras air
Mike yang begitu emosi, mengabaikan pertanyaan temannya.Ia justru segera pergi meninggalkan Bar Colloseum. Menyalakan mesin ferarrinya dan melaju kencang tak tentu arah di jalanan. Dicengkramnya kuat kemudi mobil, menyalip setiap kendaraan yang berada di depannya.Ia benci ada yang meragukan kejantanannya sekalipun hanya bercanda.Dring!Ponsel Mike yang tergeletak di dekat kemudi tiba-tiba berbunyi, terlihat di layar ponsel panggilan telepon dari perempuan yang belum lama dia antar pergi ke bandara. Rianti, sebiasa itu Mike memberi nama nomer istrinya di ponselnya."Iya, Honey. Kenapa?" Meski malas, Mike akhirnya menepikan mobil ke tepian jalan depan sebuah mini market."Kamu di rumah kan?" tanya Rianti yang baru saja mendarat di Bandara Kuala Lumpur."Ya iya lah. Kenapa memang?" jawab Mike cepat."Kamu berantem sama Stephen?" Dahi Mike mengkerut mendengar pertanyaan Rianti, istrinya itu memang selalu bisa tahu apa yang Mike lakukan meski mereka tak selalu bersama "Stephen ngadu
Selang berapa lama setelah menyambut kedatangan Julia di rumahnya, kini Vyolin harus bersiap untuk menyambut datangnya ketiga sahabatnya itu. Dia merasa berat untuk bertemu, sampai berpikir untuk tak keluar saja dari kamarnya. Namun, dia teringat wajah Kevin dan berusaha untuk memperbaiki semuanya.Lima bulan lebih tidak bertemu, bahkan tak pernah bicara lewat telepon atau pesan singkat. Pertemuan Vyolin dan ketiga sahabatnya pun menjadi mengharukan. Selena dan Anna menangis sambil memeluk Vyolin, padahal Sarah sudah mengingatkan mereka untuk bersikap seolah tidak pernah terjadi hal buruk apa pun."Ayo, silahkan dinikmati minumannya. Kue brownies ini baru aku bikin pagi tadi, rasanya pasti tidak akan mengecewakan," ucap Julia yang sibuk sendirian memberikan jamuan ke meja ruang tamu."Ya ampun, Kak. Kayak nyambut tamu dari mana aja. Gak usah repot-repot," sahut Sarah yang merasa tidak enak karena mereka semua tahu bahwa Julia adalah saudara sepupu Kevin."Ah, biasa aja, kok. Kalian ng