Share

BAB 3. KACAUNYA VYOLIN

"Apa maksud kamu? Apa kami telah berbuat kesalahan sama kamu selama liburan kita?" tanya Sarah cepat.

"Ya, tentu. Ini salah kalian! Kalian yang ngasih aku minuman malam itu, padahal kalian tahu aku gak pernah minum!" jawab Vyolin dengan wajah memerah.

"Ya, bukan kah itu bukan masalah besar?" tanya Sarah tanpa ekspresi terkejut.

"Itu sumber masalah besar, dan aku merasa akan benar-benar jadi orang gila sekarang!" jawab Vyolin dengan tiba-tiba saja menjatuhkan gelas jus ke lantai.

Sarah begitu terkejut dan terperanjat dari kursinya, dia hanya bisa melihat saja pada pecahan kaca yang berserakan di hadapan mereka. Kini mereka menjadi perhatian setiap orang di cafe. Kevin yang sejak tadi hanya melihat dari luar kafe pun segera masuk menghampiri Vyolin.

**

Kevin segera membawa Vyolin pulang, setelah menyelesaikan masalah di cafe. Sepanjang perjalanan, Kevin terus memperhatikan Vyolin. Berpikir keras mengapa Vyolin yang sangat ramah dan lembut, tiba-tiba menjadi tak bisa ditebak.

Sarah yang merasa bingung, segera menghubungi kedua sahabat mereka yang lain. Membuat rencana untuk segera bertemu membahas tentang Vyolin. 

Setibanya di rumah, Vyolin langsung saja berjalan cepat menuju kamarnya. Membanting keras daun pintu, lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut di atas tempat tidur.

Kevin hanya bisa terheran-heran, merasa serba salah dan khawatir. Namun, akhirnya Kevin memilih untuk sejenak mengabaikan saja istrinya itu.

Saat ini, Kevin merasa baru menyadari bahwa suasana rumah mereka tak seperti dulu lagi. Sikap Vyolin berubah, hingga setiap sisi rumah pun terlihat berantakan.

Baru sebulan ini, Kevin dipindahkan bekerja di tempat baru. Perlu penyesuaian dan banyak tugas-tugas baru, membuatnya hampir tak sempat memperhatikan keadaan rumah.

Jari-jari yang biasanya hanya sibuk dengan tombol-tombol keyboard, sekarang harus berkutat dengan busa sabun untuk membereskan cucian perabotan kotor yang menumpuk di wastafel. Belum lagi pakaian kotor di mesin cuci. Juga lantai-lantai berdebu yang entah sudah berapa lama diabaikan Vyolin.

Kevin merasa Vyolin telah menyimpan sebuah masalah besar sendirian, tak ingin membaginya dengan Kevin. Juga dengan sahabat-sahabatnya.

"Tapi apa?" gumam Kevin di sela gerakannya mengepel lantai.

"Apa karena perselingkuhannya? Dia merasa takut kalau aku mengetahui semuanya? Ya, pasti begitu!" lanjut Kevin, kembali berbicara dengan pikirannya sendiri.

Kevin begitu mencintai Vyolin. Meski, saat ini dia merasa telah dikhianati. Rasa ibanya pada Vyolin begitu besar, tak mampu bila harus meninggalkan perempuan yang telah mendampinginya sejak awal itu. Satu-satunya perempuan yang selalu mendukungnya dalam suka dan duka.

**

Kelelahan membersihkan rumah, membuat Kevin tertidur di sofa ruang tamu. Sedangkan di tempat lain yang tak jauh dari kediaman mereka, Anne dan Selena sedang menunggu kedatangan Sarah di tepi jalan.

"Kita harus datang ke rumahnya dan bertanya langsung, apa yang sebenarnya terjadi!" Anna terlihat begitu berapi-api. 

"Kalian di sini? Sudah aku bilang kita gak usah ke rumahnya dulu!" Sarah baru saja turun dari mobilnya.

"Anna maksa aku untuk ikut sama dia, Sarah. Aku benar-benar tegang, ada apa sih sebenarnya? Sudah beberapa bulan Vyolin gak menghubungi kita kan," sahut Selena.

Sarah adalah yang paling dewasa pemikirannya di perkumpulan persahabatan mereka, sedangkan Anna  adalah yang selalu bersikap sesuai kehendaknya sendiri. Selena adalah yang paling muda, dan yang paling sensitif.

"Ayo, kita masuk dulu. Kita obrolin di dalam!" Ajak Sarah sembari berjalan mendahului menuju sebuah kafe kecil yang paling dekat dengan mereka.

Ketiga perempuan cantik itu tampak tegang, hingga tak terpikir untuk memesan apa pun.

"Kevin bilang sama aku, kalau Vyolin sedang hamil," ucap Sarah.

Anna dan Selena sontak saja saling berpandangan dengan kelopak mata melebar. Senyuman pun mengembang di wajah keduanya.

"Apa kamu serius, Sarah? Waw, kita harus ngerayain ini kan?!" Ucap Anna bersemangat.

"Kamu benar, Anna.  Itu sebuah keajaiban dalam hubungan mereka," sambung Selena yang bahkan meneteskan air mata bahagia.

"Hey, Gaes. Dii sini lah letak masalahnya. Dari sikap Vyolin dan Kevin, aku rasa mereka gak sebahagia itu menyambut bayi mereka," ujar Sarah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status