Share

Penghianatan Varo dan Carabella

Kedua iris coklat terang milik Fradhella memanas saat mendapati beberapa foto dan video kekasihnya tengah bercumbu dengan sahabatnya sendiri. Fradhella membekap kedua mulutnya tidak percaya. Rentetan kristal cair mulai menetes deras. Ia memukul dadanya yang terasa sesak.

“Tidak mungkin. Va … Varo … “ Fradhella kembali terisak.

Varo adalah laki-laki yang sangat menyayanginya selain Geovano dan Varell. Mana mungkin Varo mengkhianatinya apalagi dengan sahabatnya sendiri. Fradhella kembali menangis dalam diam. Rasanya hatinya tengah dihunjami ribuan pisau.

Padahal luka atas kepergian Zahra masih menganga. Namun, hari ini ia mendapati luka yang tak kalah besarnya. Fradhella membanting ponselnya kasar, dia berteriak dan membuang seluruh barang yang ada di hadapannya. Beberapa makeup, parfum, dan skincare miliknya berceceran di lantai, bahkan pecah.

“AAAAA … GAK MUNGKIN! BOHONG, SEMUANYA PEMBOHONG!” teriak Fradhella marah.

Maharani, Varell, dan Zelina yang mendengar teriakan Fradhella berbondong-bondong menghampiri gadis itu. Dalam sekejap kamar milik Fradhella berubah menjadi kapal pecah. Banyak pecahan beling dari parfum, makeup, maupun skincare milik Fradhella yang tergeletak di lantai.

Seprai yang tidak lagi terpasang, bantal dan guling yang telah berada di lantai, bahkan semua benda serta buku milik Fradhella telah berserakan. Rambut Fradhella acak-acakan dengan kondisi gadis itu yang tengah meringkuk di pojok.

Maharani mendekati Fradhella lantas memeluk gadis itu. Apa yang membuat gadis itu kembali hancur, sementara kondisinya sudah mulai pulih tadi pagi?

“Dhella … kenapa, Sayang?” tanya Maharani mendekap tubuh Fradhella.

“Sakit, Eyang. Ini sakit,” ucap Fradhella menunjuk dada kirinya.

“Mana yang sakit, Sayang? Kita ke rumah sakit ya?” tukas Maharani panik.

Fradhella menggeleng. Dadanya terasa sangat sesak dengan seluruh luka yang datang secara bersamaan. Dia kembali menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya. Sesekali ia memukul dadanya keras sehingga Varell dan Zelina harus menahannya agar  Fradhella tidak menyakiti dirinya sendiri.

“Sakit! Ini Sakit! Mama … sakit. Fradhella sakit, Mah,” raung Fradhella.

Maharani kembali mendekap cucunya tersebut. Kondisi Fradhella benar-benar sangat mengenaskan. Maharani takut jika mental Fradhella terguncang, apalagi akhir-akhir ini Fradhella sering menangis dan suka menyakiti dirinya sendiri secara tiba-tiba.

“Iya, Sayang. Mana yang sakit?” Fradhella menunjuk dada kirinya.

Maharani mengusap pelan dada kiri Fradhella. Sesaat Fradhella mulai tenang. Varell dan Zelina membantu Fradhella untuk pergi ke kamar Varell saja. Mengingat kondisi kamar Fradhella yang sangat berbahaya untuk gadis itu, jadi Fradhella istirahat di kamar Varell saja.

Seorang asisten rumah tangga datang membawa senampan teh hangat dan bubur jagung kesukaan Fradhella. Maharani dengan senang hati menerima semangkuk bubur tersebut lantas menyuapi Fradhella dengan telaten.

“Makan ya? Biar gak sakit,” bujuk Maharani lembut.

Fradhella menggeleng tegas. Ia lebih memilih untuk memunggungi Maharani dan kembali menangis. Maharani meletakkan mangkuk bubur jagung itu sejenak. Ia mengusap pelan lengan Fradhella.

“Fradhella … kamu harus bisa ikhlaskan Mama kamu. Jangan seperti ini, Nak. Kasihan Mama kamu masih belum bisa pergi dengan tenang,” urai Maharani.

Fradhella memejamkan matanya. Ini bukan hanya tentang Zahra. Fradhella masih tidak percaya jika Varo mengkhianatinya bersama Carabella. Padahal Varo adalah sosok laki-laki terbaik yang pernah ia kenal.

Namun, tak lama kemudian Fradhella justru ketiduran. Mungkin ia terlalu lelah dengan setumpuk masalah yang datang membabi buta. Maharani menghela nafas pasrah saat mendapati Fradhella telah terlelap. Ia menyelimuti Fradhella hingga seleher gadis itu. Sebelum keluar kamar, ia mengecup kening Fradhella penuh kasih.

“Selamat tidur, Cucu Eyang. Semoga kamu baik-baik saja dan bisa kembali ceria.”

***

Princess, bagaimana kondisimu hari ini?” tanya Geovano yang baru saja pulang dari kantor.

Geovano mengecup singkat puncak kepala Fradhella, kemudian dia duduk di samping gadis itu. Tadi ia mendapat laporan bahwa Fradhella mengamuk. Tentu saja hal itu membuat Geovano panik dan segera menyelesaikan pekerjaannya.

“Pah … “ panggil Fradhella lemah. “Papa percaya gak kalau anak perempuan akan mendapatkan karma dari apa yang ayahnya lakukan?”

“Kenapa kamu tiba-tiba berbicara seperti itu, Princess?”

“Fradhella sekarang tahu sesakit apa hati Mama saat tahu kalau Papa berselingkuh dengan teman dekatnya,” ucap Fradhella tersenyum getir.

“Ternyata sakit banget, Pah. Papa tahu? Rasanya dada Fradhella ditusuk dengan puluhan pisau. Tidak sampai di situ, seluruh dunia Fradhella juga terasa hancur,” sambung Fradhella.

Geovano diam. Dia tidak tahu harus merespons bagaimana ucapan putrinya tersebut.

“Varo selingkuh, Pah. Papa tahu siapa selingkuhan Varo?”

“S-siapa?” gagap Geovano terbata.

“Carabella.” Geovano terkejut dengan ungkapan Fradhella barusan.

Geovano cukup mengenal dekat Varo, bahkan ia juga mengenal sangat dekat dengan sosok Carabella. Keduanya adalah pacar dan sahabat dari Fradhella.

“Pah, hati Fradhella hancur. Fradhella tidak menyangka jika sesakit ini. Sakit banget, Pah. Sakit.”

Geovano memeluk tubuh Fradhella yang terlihat semakin menurun berat badannya. Fradhella menangis kembali, karena memang saat ini bukan hanya hatinya namun sekujur tubuhnya terasa sakit.

“Maafkan Papa, Princess.” Geovano mencium puncak kepala Fradhella lama.

“Pa, sakit. Dada Dhella sakit, Pah. Rasanya sangat sakit.”

“Iya, Princess. Maafkan Papa. Maaf, maaf, maaf.”

Entah harus berapa kali Geovano mengucap kata maaf. Sungguh dia merasa sangat bersalah atas apa yang dirasakan oleh Fradhella.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status