PUTRI MAFIA YANG MANJA

PUTRI MAFIA YANG MANJA

Oleh:  Gita  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
87Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Hazel Vlatien dijual oleh ayahnya ke keluarga. mafia untuk melunasi hutang. Dia pikir itu akan menjadi kehidupan yang suram selama sisa hidupnya. Tapi keluarga angkatnya justru memanjakannya sepenuh hati. Pemimpin mafia yang kejam dan perfeksionis berlutut dan berbicara lembut pada gadis kecil. William: Apa yang kau inginkan untuk ulang tahunmu? Apakah sebuah kapal pesiar cukup? Nyonya yang dikenal elegan berteriak melihat keimutan di depannya. Janette: Anakku cocok dengan semua perhiasan ini! Beli semua! Tuan muda yang berkali-kali membunuh musuh mengajari adiknya kosakata baru dengan sabar. Gavin: Kamu tidak mengerti? Tidak apa-apa, kamu hanya perlu bermain dan tidur. Ketua klub bela diri yang ditakuti menggendong gadis kecil dengan hati-hati. Athan: Apakah kamu menyukai cokelat ini? Kakak akan membeli tokonya untukmu!

Lihat lebih banyak
PUTRI MAFIA YANG MANJA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
5 Bab
10 MILYAR
Sebuah mobil mewah berhenti di depan gerbang. Kepala keluarga Wright, Edward Wright menoleh ke belakang untuk memastikan keadaan.Dia menatap putrinya yang berambut cokelat tengah duduk tanpa rasa gelisah sama sekali. Dialah orang yang akan menjadi tokoh utama kali ini."Kau yakin akan baik-baik saja untuk membiarkannya berpakaian seperti itu?" Edward bertanya kepada sang istri, Kaitlyn Hutton.Dia bertanya mengenai pakaian putri bungsunya, Hazel. Dia hanya mengenakan gaun putih sederhana berlengan bishop dan tulle skirt. Rambut cokelat tuanya diurai dan terlihat sedikit berantakan. Matanya yang bulat besar megerjap polos, terlihat menggemaskan.Sedangkan putri sulungnya, Lilian mengenakan gaun biru langit yang dipenuhi dengan renda putih dan taburan mutiara, menonjolkan keanggunan luar biasa yang dimiliki oleh anak berusia delapan tahun. Rambut kepangnya jatuh di atas bahu dan poninya dijepit dengan jepit rambut mutiara.Bahkan orang awam pun akan tahu ada kesenjangan diantara keduan
Baca selengkapnya
Keluarga Anderson
"..apa maksudmu?" William bertanya."Lilian, hargaku 10 milyar." Hazel menjawab, mengangkat kedua tangannya lagi. "Apa lebih banyak, dari ini?" Dia mengulang pertanyaannya dengan kalimat yang patah-patah.William mengangguk dengan bingung. Dia bertanya-tanya sistem perhitungan di kepala kecilnya."..kau tidak sedih?" William bertanya heran.Hazel menatap William dengan mata besarnya. Ketika dia akan menangis lagi, gadis itu bertanya sesuatu yang tidak bisa dibayangkan olehnya."Kenapa aku harus sedih?" Hazel bertanya balik. "Ayah akan menjemputku, kan?"William menghela nafas. Gadis kecil itu jelas gagal memahami situasi yang sedang terjadi."Ayahmu menjualmu padaku." William menjelaskan. "Dia tidak akan pernah menemuimu lagi.""Menjual?" Hazel mengulangi kalimat William. "Apa itu?"William terdiam seketika. Dia merasa bahwa bernegosiasi mengenai kesepakatan kerja sama akan lebih mudah dibanding dengan ini."Menjual itu berarti suatu barang ditukar dengan harga yang senilai."William
Baca selengkapnya
Kamar Baru Hazel
Pada akhirnya mereka sepakat untuk menunjukkan kamar Hazel bersama-sama.Meskipun mansion tersebut sangat luas, namun kamar yang disiapkan untuk Hazel merupakan kamar yang paling dekat dengan ruang kerja William.Jadi mereka tidak banyak menghabiskan waktu.Mereka sampai pada sebuah ruangan dengan pintu ganda berwarna putih. Ada ukiran rumit di sisi pintu dan bahkan gagang pintunya berwarna emas.Namun bukan itu yang dipentingkan Hazel sekarang.Ada kata "Hazel Anderson" di pintu tersebut, diukir dengan warna emas dan memiliki ukuran yang cukup besar, seolah dengan bangga menyatakan pemilik kamar tersebut.Meski Hazel tidak begitu pandai membaca, namun dia tau bahwa ada namanya disana."Nah, ayo kita masuk!" Janette berseru riang, mendorong pintu ganda tersebut.Seketika wangi cologne bayi tercium. Hazel melotot melihat kamarnya. Dia tidak menyangka kamarnya akan memiliki dekorasi yang berkali-kali lipat lebih mewah dibanding dekorasi kamar Lilian.Seluruh permukaan lantai kamar tertu
Baca selengkapnya
Insiden Makan Malam
Janette berseru. Bukan seruan kaget seperti yang dipikirkan Hazel, namun lebih seperti kekhawatiran yang memuncak."Bagaimana bisa seperti ini?" Janette berkata dengan suara serak. Tangannya yang gemetar meraih luka-luka Hazel, namun takut untuk menyentuhnya. " Tunggu sebentar, oke?"Dia segera bangkit dan menggeledah laci di lemari sudut ruangan. Janette segera mengeluarkan kotak P3K dari sana, berlutut di depan Hazel.Ketiksa satu per satu luka Hazel diobati dengan hati-hati, Janette menangis sambil menggumamkan sesuatu."Apakah itu sakit?" Janette bertanya setelah selesai mengobati.Melihat kecemasan dan kekhawatiran Janette, Hazel merasa hangat dalam hatinya. Dia memilih untuk jujur, mengangguk, lantas berkata "sakit" dengan pelan."Sakit sekali, ya?" Janette terisak, mengusap lukanya dengan hati-hati. "Pasti sakit sekali." Lelehan air matanya semakin banyak.Hazel tidak tau harus melakukan apa.Ketika luka-lukanya masih baru, itu sangat sakit dan dia bahkan tak nyaman untuk melaku
Baca selengkapnya
Pagi Pertama
"Nah, ini dia!" Athan muncul dengan boneka kelinci di tangannya.Boneka itu kecil, hanya seukuran tangan orang dewasa. Dia menggunakan hoodie berwarna krem yang juga membungkus kakinya.Mata Hazel berbinar. Dia menerima boneka yang diulurkan Athan."Boneka!" Dia berseru senang, menggosokkan pipinya ke bonekanya dan menyadari bahwa boneka tersebut lembut dan empuk. "Boneka, tuing tuing!"Hazel pikir dia menemukan sesuatu yang luar biasa, jadi dia ingin berbagi hal itu."Tuing tuing?" Gavin tak mengerti."Bocah, apa maksudmu?" Athan juga tidak memahami kalimat Hazel."Tuing tuing, boneka." Dia menyodok boneka tersebut berulang kali, berusaha menunjukkan hal yang ingin dia kataan.Gavin ikut meremas boneka kelinci tersebut. "Apakah maksudmu empuk?" Dia bertanya.Hazel mengangguk cepat. "Mpuk!""Bagaimana empuk bisa berubah menjadi tuing tuing?" Athan bertanya, namun Gavin memukulnya."Jangan katakan itu di depannya. Dia akan tersinggung." Gavin berbisik."Dia bahkan tidak paham maksudku."
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status