PUTRI MAFIA YANG MANJA의 모든 챕터: 챕터 1 - 챕터 5
5 챕터
10 MILYAR
Sebuah mobil mewah berhenti di depan gerbang. Kepala keluarga Wright, Edward Wright menoleh ke belakang untuk memastikan keadaan.Dia menatap putrinya yang berambut cokelat tengah duduk tanpa rasa gelisah sama sekali. Dialah orang yang akan menjadi tokoh utama kali ini."Kau yakin akan baik-baik saja untuk membiarkannya berpakaian seperti itu?" Edward bertanya kepada sang istri, Kaitlyn Hutton.Dia bertanya mengenai pakaian putri bungsunya, Hazel. Dia hanya mengenakan gaun putih sederhana berlengan bishop dan tulle skirt. Rambut cokelat tuanya diurai dan terlihat sedikit berantakan. Matanya yang bulat besar megerjap polos, terlihat menggemaskan.Sedangkan putri sulungnya, Lilian mengenakan gaun biru langit yang dipenuhi dengan renda putih dan taburan mutiara, menonjolkan keanggunan luar biasa yang dimiliki oleh anak berusia delapan tahun. Rambut kepangnya jatuh di atas bahu dan poninya dijepit dengan jepit rambut mutiara.Bahkan orang awam pun akan tahu ada kesenjangan diantara keduan
더 보기
Keluarga Anderson
"..apa maksudmu?" William bertanya."Lilian, hargaku 10 milyar." Hazel menjawab, mengangkat kedua tangannya lagi. "Apa lebih banyak, dari ini?" Dia mengulang pertanyaannya dengan kalimat yang patah-patah.William mengangguk dengan bingung. Dia bertanya-tanya sistem perhitungan di kepala kecilnya."..kau tidak sedih?" William bertanya heran.Hazel menatap William dengan mata besarnya. Ketika dia akan menangis lagi, gadis itu bertanya sesuatu yang tidak bisa dibayangkan olehnya."Kenapa aku harus sedih?" Hazel bertanya balik. "Ayah akan menjemputku, kan?"William menghela nafas. Gadis kecil itu jelas gagal memahami situasi yang sedang terjadi."Ayahmu menjualmu padaku." William menjelaskan. "Dia tidak akan pernah menemuimu lagi.""Menjual?" Hazel mengulangi kalimat William. "Apa itu?"William terdiam seketika. Dia merasa bahwa bernegosiasi mengenai kesepakatan kerja sama akan lebih mudah dibanding dengan ini."Menjual itu berarti suatu barang ditukar dengan harga yang senilai."William
더 보기
Kamar Baru Hazel
Pada akhirnya mereka sepakat untuk menunjukkan kamar Hazel bersama-sama.Meskipun mansion tersebut sangat luas, namun kamar yang disiapkan untuk Hazel merupakan kamar yang paling dekat dengan ruang kerja William.Jadi mereka tidak banyak menghabiskan waktu.Mereka sampai pada sebuah ruangan dengan pintu ganda berwarna putih. Ada ukiran rumit di sisi pintu dan bahkan gagang pintunya berwarna emas.Namun bukan itu yang dipentingkan Hazel sekarang.Ada kata "Hazel Anderson" di pintu tersebut, diukir dengan warna emas dan memiliki ukuran yang cukup besar, seolah dengan bangga menyatakan pemilik kamar tersebut.Meski Hazel tidak begitu pandai membaca, namun dia tau bahwa ada namanya disana."Nah, ayo kita masuk!" Janette berseru riang, mendorong pintu ganda tersebut.Seketika wangi cologne bayi tercium. Hazel melotot melihat kamarnya. Dia tidak menyangka kamarnya akan memiliki dekorasi yang berkali-kali lipat lebih mewah dibanding dekorasi kamar Lilian.Seluruh permukaan lantai kamar tertu
더 보기
Insiden Makan Malam
Janette berseru. Bukan seruan kaget seperti yang dipikirkan Hazel, namun lebih seperti kekhawatiran yang memuncak."Bagaimana bisa seperti ini?" Janette berkata dengan suara serak. Tangannya yang gemetar meraih luka-luka Hazel, namun takut untuk menyentuhnya. " Tunggu sebentar, oke?"Dia segera bangkit dan menggeledah laci di lemari sudut ruangan. Janette segera mengeluarkan kotak P3K dari sana, berlutut di depan Hazel.Ketiksa satu per satu luka Hazel diobati dengan hati-hati, Janette menangis sambil menggumamkan sesuatu."Apakah itu sakit?" Janette bertanya setelah selesai mengobati.Melihat kecemasan dan kekhawatiran Janette, Hazel merasa hangat dalam hatinya. Dia memilih untuk jujur, mengangguk, lantas berkata "sakit" dengan pelan."Sakit sekali, ya?" Janette terisak, mengusap lukanya dengan hati-hati. "Pasti sakit sekali." Lelehan air matanya semakin banyak.Hazel tidak tau harus melakukan apa.Ketika luka-lukanya masih baru, itu sangat sakit dan dia bahkan tak nyaman untuk melaku
더 보기
Pagi Pertama
"Nah, ini dia!" Athan muncul dengan boneka kelinci di tangannya.Boneka itu kecil, hanya seukuran tangan orang dewasa. Dia menggunakan hoodie berwarna krem yang juga membungkus kakinya.Mata Hazel berbinar. Dia menerima boneka yang diulurkan Athan."Boneka!" Dia berseru senang, menggosokkan pipinya ke bonekanya dan menyadari bahwa boneka tersebut lembut dan empuk. "Boneka, tuing tuing!"Hazel pikir dia menemukan sesuatu yang luar biasa, jadi dia ingin berbagi hal itu."Tuing tuing?" Gavin tak mengerti."Bocah, apa maksudmu?" Athan juga tidak memahami kalimat Hazel."Tuing tuing, boneka." Dia menyodok boneka tersebut berulang kali, berusaha menunjukkan hal yang ingin dia kataan.Gavin ikut meremas boneka kelinci tersebut. "Apakah maksudmu empuk?" Dia bertanya.Hazel mengangguk cepat. "Mpuk!""Bagaimana empuk bisa berubah menjadi tuing tuing?" Athan bertanya, namun Gavin memukulnya."Jangan katakan itu di depannya. Dia akan tersinggung." Gavin berbisik."Dia bahkan tidak paham maksudku."
더 보기
DMCA.com Protection Status