Share

Neraka 100 Hari Pernikahan
Neraka 100 Hari Pernikahan
Author: Lisandi Noera

Bab 1 Wajah Asli Semua Orang

"Maaf, Fiolina. Kontrak kerjamu dan perusahaan sepertinya harus berakhir."

Fiolina seketika terdiam mendengar ucapan Talent Manager di hadapannya.

Pagi ini, Fiolina–atau yang biasa dikenal Fichow–dan manajer pribadinya mendadak dipanggil ke agensi.

Setelah fitnah kejam yang menimpa dirinya pekan lalu, Fiolina pikir agensinya akan memberikan sebuah solusi untuk dirinya.

Terlebih, nama baik Fiolina dipertaruhkan setelah diisukan bahwa dia telah menjual video erotisnya dalam sebuah situs jual beli aset pribadi ilegal.

Fiolina pun digosipkan menjadi sugar baby dari konglomerat di Singapura! Tak berhenti sampai sana, semua orang langsung mempercayai skandal itu karena keluarganya mendadak bangkrut beberapa minggu sebelumnya.

Namun, apa yang Fiolina dapat dari perusahaan agensi ini? Bukan pembelaan, dia malah dipecat mendadak!

Fiolina memejamkan mata sebelum menatap lurus mata sang Talent Manager.

Sayangnya, Janneth langsung mengalihkan matanya–menatap yang lain. "Ekhem … karena pihak kami yang memutus secara sepihak, tentu kami akan memberikan ganti rugi sesuai dengan kesepakatan yang ada dalam kontrak ini."

Fiolina sontak mengepalkan tangan–menahan emosi.

Dahulu, Janneth mendatangi Fiolina dengan manis–memberi persuasi agar dirinya mau bekerja di tempat ini. Namun, kini, dengan halus wanita itu juga yang mengusir Fiolina.

Mereka bahkan tidak berusaha untuk mengkonfirmasi kebenaran skandal sama sekali!

Fiolina mencoba menahan amarah dan menimbang kata demi kata yang akan dilontarkan pada wanita di hadapannya.

"Aku--"

"Omong kosong! Perusahaan macam apa ini?! Harusnya kalian membuka diskusi dulu sebelum memutuskan akan mendepak Fichow." Sayangnya, tidak seperti Fiolina, David–manajer pribadi Fiolina–langsung meledak. Pria itu bahkan tak bisa menutupi amarahnya.

Sontak Fiolina menghela nafas. Dia tidak ingin keributan terjadi di ruangan ini. Sudah cukup dunianya hancur karena kebangkrutan keluarganya bulan lalu dan disusul skandal pekan lalu.

Dia tak mau menambah skandal baru karena pemecatan tak hormat ini.

"Udahlah, Dave. Biarin aja. Terserah mereka. Lagipula, lumayan angka ganti ruginya,” ucap Fiolina menepuk pundak sang manager.

Kemudian, Fiolina kembali menatap Janneth–mantan atasannya, “Jane, aku tunggu transferannya, ya. Kalau ada apapun yang perlu aku tanda tangani atau sebagainya, hubungi David aja."

Dengan anggun, Fiolina berdiri dan melenggang pergi meninggalkan keduanya. Dia bertingkah seolah tak peduli walau sebenarnya dalam hati dia sangat kecewa.

Sumber penghasilan yang dia harapkan bisa menyokong keluarganya untuk saat ini telah menghilang. Tapi, setidaknya uang pemutusan kontrak bisa dipergunakan untuk sementara waktu.

*****

"Wow! Lihat siapa yang barusan lewat?" Suara sumbang seorang wanita terdengar begitu Fiolina melewati lobby perusahaan.

"The most talented international model from Indonesia yang udah terjun bebas jadi seonggok sampah gak berguna," lanjut suara sumbang itu diikuti oleh cekikan tidak natural dari gadis-gadis di sekitarnya.

"Ops, kenapa? Gak terima dibilang seonggok sampah?" tambah Javeline ketika melihat Fiolina menghentikan langkah dan berjalan ke arahnya.

Model keturunan Indonesia dan Jerman itu memang telah lama menyimpan dengki kepada Fiolina yang selalu sukses dalam karyanya. Melihat kehancuran Fiolina adalah hal yang perempuan itu tunggu selama ini!

Sementara itu, gadis-gadis lainnya hanya menatap mereka berdua. Sambil berbisik, mereka tampak antusias menunggu “perang” terjadi.

Sayangnya, Fiolina tampak tak terpancing sama sekali. Perempuan itu justru tersenyum miring menatap Javeline.

"Well, selamat ya! Akhirnya, setelah puluhan usaha yang gagal buat menyingkirkan aku dari agensi ini bahkan sampe tidur sama the Big Boss, usaha kamu kali ini cukup sukses."

PLAK!!

Sebuah tamparan dilayangkan Javeline di pipi kiri Fiolina.

"Hati-hati kalau ngomong! Aku gak murahan kayak kamu ya! Dan, kamu tuh tersingkir karena kamu jual diri. Sadar, dong!"

Fiolina sontak tersenyum melihat tingkah juniornya yang arogan ini. "Javeline, kamu tahu seperti apa aku, kan? Aku akan segera tahu siapa yang nyebarin skandal fitnah itu. Jadi, kamu siap-siap aja ketahuan. Oh iya, walaupun aku udah gak di sini, bahkan kalaupun aku berhenti jadi model sekalipun, karir kamu juga gak bakal naik. Karena kemampuanmu, gak lebih bagus daripada model tabloid murahan."

Mendengar ucapan Fiolina, wanita itu pun mendadak emosi lagi.

"Hah, belagu banget! Udah jatuh miskin, dipecat, dan gak ada masa depan, masih sombong aja! Buktiin aja ucapanmu barusan. Aku yakin kamu gak bisa ngapa-ngapain. Emang sekarang backing-an kamu siapa? Papa tajir kamu kan udah jatuh miskin! Hahaha."

"Backingan-ku lebih banyak dari yang kamu tahu, tenang aja," ucap Fiolina datar.

"Oh wait wait, jangan - jangan si Singaporean Sugar Daddy kamu itu ya?"

Fiolina hanya tersenyum. Rasanya percuma melanjutkan pembicaraan dengan Javeline. Otak wanita itu sepertinya penuh dengan kotoran.

"Terserah. Aku gak ada waktu buat melayani orang kayak kamu. Bye."

Fiolina kemudian berlalu dari sana--tak berniat berada lebih lama bersama musuhnya itu.

Namun, baru beberapa langkah, seseorang menabraknya dan menumpahkan segelas kopi di jaketnya.

"Ops, sorry," ucap gadis yang menabraknya. Tentu saja ucapan maaf itu hanya formalitas belaka. Tatapan gadis itu tak menunjukkan penyesalan sama sekali.

"Nicky? Kamu sengaja, kan?" Fiolina jelas menyadari tatapan tak berempati dari sahabatnya itu.

"Hm... iya, aku sengaja." Nicky hendak pergi, namun Fiolina menahan tangannya.

"Kamu kenapa, sih? Salah aku apa?" Kali ini, Fiolina tampak emosional.

Dia tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya itu. Wajar jika Javeline yang merupakan lawan bebuyutannya, menantikan kejatuhannya.

Tapi, Nicky? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa dia berubah?

"Ck!” Nicky berdecak malas. “Aku cuma gak suka aja sama kamu. Selama ini, kamu selalu jadi yang terbaik dan aku cuma jadi bayangan aja. Gak ada yang peduli dengan seorang Nicky sekalipun dia bareng sama Fiolina Chow. Oh, bahkan mereka bilang aku sengaja deket-deket kamu buat pansos.”

Senyum miring tiba-tiba ditampilkan Nicky.

“Sekarang, kami miskin dan pengangguran. Status kamu di bawah aku lho sekarang. See? Fiolina, kamu yang sebenarnya gak pantes jadi temenku."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status