Share

Bab 5 Penjara

Fiolina mengangguk tak lama setelahnya.

Mereka bertiga lalu berjalan bersama menuju meja makan.

Di sana, terlihat sudah banyak keluarga lain yang menunggu.

"Julio sayang ... cucu oma udah balik!" Kali ini seorang wanita tua merentangkan tangan untuk merangkul Julio.

Setelah memeluk cucunya, wanita itu menatap Fiolina dan dengan sinis berkata, "Ini wanita murahan yang kamu beli dengan harga mahal?"

Seorang wanita muda di ujung meja bahkan terlihat menahan tawa saat mendengar ucapan oma.

"Iya Oma. Namanya Fiolina," jawab Julio.

Fiolina mengepalkan tangannya kecewa karena Julio seolah menyetujui ucapan omanya tanpa memberi pembelaan padanya sedikit pun.

"Hai Oma, saya Fiolina, saya--"

"--Ayo mulai makan, Julio sudah datang!" Oma memutus ucapan Fiolina, sengaja mengacuhkannya.

Fiolina sontak menghela napas.

Enam anggota keluarga lain yang duduk mengelilingi meja makan tak ada yang peduli padanya. Sedangkan Ferdinan, memandang Fiolina dengan tatapan iba.

Fiolina bisa merasakan bahwa satu-satunya yang menerimanya di rumah ini hanyalah Ferdinan. Tapi, Julio justru membenci lelaki itu.

Entah apakah dia bisa bertahan tinggal di rumah ini dengan kondisi dibenci oleh seisi rumah? 

"Jadi, kamu beneran mulai kerja pagi ini Julio?" Oma memulai pembicaraan lagi.

"Iya, sesuai dengan perjanjian kita."

Oma tampak mengangguk puas. "Bagus, akhirnya kamu bisa mengambil keputusan yang tepat dengan kembali ke rumah ini dan bersedia memimpin perusahaan. Walaupun--" Mata wanita tua itu melirik Fiolina, "--konsekuensinya harus membuang uang banyak untuk barang tak berguna."

Seolah ada yang meremas jantung Fiolina, baru kali ini dia benar - benar merasakan sakitnya dianggap barang tak berguna.

"Itu gak bener Oma," lanjut Julio, "dia berguna kok."

"Ck," decak Oma dengan malas, "dia gak akan lebih berguna daripada pelayan profesional di rumah ini."

"Oma, saya tahu Oma mungkin gak suka sama saya karena masalah uang itu, tapi..."

"Gak ada yang minta kamu bicara!" Oma lagi - lagi memotong ucapan Fiolina.

"Ma, jangan terlalu keras sama Fiolina." Kali ini, Ferdinan yang bicara. Tampaknya, pria itu benar-benar mengasihani menantu perempuannya itu.

"Sudahlah, mendadak sarapannya jadi kurang enak. Oma mau ke kamar aja!" Wanita yang hampir berusia 80 tahun itu pun beranjak pergi meninggalkan meja makan.

Setelah Oma pergi, seluruh keluarga ikut beranjak dari meja makan. Semua bersikap dingin.

"Ayo, aku anterin ke kamar kamu," Julio memandi Fiolina menuju ruangan kecil yang menjadi kamar Fiolina.

"Ini kamarku? Ini kayak... kamar pembantu."

"Yup, ini memang kamar pembantu. Oma hanya menyetujui kamar ini buat kamu tempati. Jadi kamu nurut aja."

"Bisa gak kita tinggal di apartemen kamu aja? Atau di mana pun yang penting gak serumah sama keluargamu. Mereka semua benci sama aku."

Julio tersenyum miring. "Gak bisa. Ini adalah perjanjianku sama Oma. Setelah menikah, aku harus tinggal di sini dan kerja di perusahaan Young. Lagipula, bukan cuma mereka yang benci sama kamu. Aku juga. Aku muak sama kamu."

"Tapi... beberapa waktu lalu kamu bilang kamu cinta sama aku dan ingin menikah sama aku?"

"Hahaha! Fio... Fio... itu udah berlalu. Kamu pikir setelah kamu dengan sombongnya menolak aku sampai tiga kali, aku masih akan cinta sama kamu? Kamu pikir aku gak tahu rencana kamu hah? Aku tahu, kamu pasti punya rencana supaya aku menceraikan kamu setelah 100 hari pernikahan kita kan? Lalu setelah itu kamu bisa hidup santai lagi dengan keluargamu yang batal bangkrut."

Fiolina tak bisa berkata - kata, Julio seperti tahu isi kepalanya.

"Kamu wanita sombong dan licik, kamu harus diberi pelajaran." Julio mendorong Fiolina ke dinding. Tangannya menekan bahu Fiolina dengan kencang.

"Dengar ya," sambung Julio, "Selama 100 hari ke depan, aku akan buat hidup kamu seperti di neraka. Dan kalau aku cukup puas, aku akan berbaik hati menceraikan kamu. Tapi kalau aku belum puas, aku gak akan melepaskan kamu. Paham?"

DEG!

Ini adalah sebuah skenario yang sangat berbeda dengan apa yang Fiolina bayangkan. Bohong jika Fiolina berkata dia tidak takut. Dia telah berani bermain apa dengan keluarga sekuat keluarga Young. Dan sekarang permainannya akan membakar dirinya sendiri.

"Kamu gak perlu seperti itu. Ayo kita bicarakan semuanya secara baik - baik," bujuk Fiolina setengah memohon.

"Gak ada pembicaraan apapun. Lebih baik kamu nikmati hari ini dengan bersantai, karena mulai besok pagi, kamu udah mulai bertugas sebagai pelayan di rumah ini."

Julio sudah hendak keluar dari kamar Fiolina ketika dia mendadak menghentikan langkahnya dan berbalik, "O ya, satu lagi. Hape kamu aku sita. Jadi jangan berpikir buat minta pertolongan siapa pun. Jangan coba - coba kabur karena aku udah minta para bodyguard buat mengawasi kamu. Oke istriku?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status