2 hari kemudian. "Argh! Kenapa gaunnya begini? Ini... ini sobek!" teriak seorang penata rias yang akan turut mendandani Fiolina untuk upacara pemberkatan hari ini. Fiolina dengan panik menghampiri penata rias itu. Fiolina terperangah melihat gaun pernikahannya yang sudah sobek. "Astaga! Kenapa bisa begini?" keluh Fiolina. Terry berlari menghampiri setelah mendengar kehebohan di kamar Fiolina. "Ada apa?" tanyanya. "Ma, lihat ini gaunku sobek!" "Ya Tuhan! Siapa yang melakukan ini sih?" Nicole menampakkan ekspresi sebal. "Ma, apa yang harus aku lakukan?" rengek Fiolina.Nicole terlihat berpikir sejenak. Dia lalu membongkar lemari Fiolina dan mengeluarkan sebuah kotak. "Ini, pakai ini aja," ucap Terry sambil menyerahkan gaun pernikahan lawas Fiolina dari dalam kotak. Fiolina meragu."Udah gak papa. Ini masih bagus." "Iya aku tahu ini masih bagus. Tapi ini gaun pernikahanku dan Julio dulu. Bagaimana perasaan Ferdian kalau tahu?""Ferdian akan tahu keadaannya. Gaun kamu robek dan
"Maaf, Fiolina. Kontrak kerjamu dan perusahaan sepertinya harus berakhir." Fiolina seketika terdiam mendengar ucapan Talent Manager di hadapannya. Pagi ini, Fiolina–atau yang biasa dikenal Fichow–dan manajer pribadinya mendadak dipanggil ke agensi.Setelah fitnah kejam yang menimpa dirinya pekan lalu, Fiolina pikir agensinya akan memberikan sebuah solusi untuk dirinya.Terlebih, nama baik Fiolina dipertaruhkan setelah diisukan bahwa dia telah menjual video erotisnya dalam sebuah situs jual beli aset pribadi ilegal. Fiolina pun digosipkan menjadi sugar baby dari konglomerat di Singapura! Tak berhenti sampai sana, semua orang langsung mempercayai skandal itu karena keluarganya mendadak bangkrut beberapa minggu sebelumnya.Namun, apa yang Fiolina dapat dari perusahaan agensi ini? Bukan pembelaan, dia malah dipecat mendadak! Fiolina memejamkan mata sebelum menatap lurus mata sang Talent Manager. Sayangnya, Janneth langsung mengalihkan matanya–menatap yang lain. "Ekhem … karena pihak
Telak! Beberapa kalimat dari Nicky berhasil menghujam tepat di dada Fiolina. Namun, Fiolina tak memiliki waktu untuk bersedih. Terlalu banyak hal yang harus dia lakukan sekarang. Siapapun yang ingin pergi darinya, dia akan biarkan mereka pergi. "Baiklah. Selamat tinggal kalau begitu!" Tanpa menunggu balasan, Fiolina meninggalkan mantan temannya itu.Dengan tegar, Fiolina keluar dari kantor yang berisi banyak orang munafik itu. Sayangnya, begitu tiba di parkiran, jantung Fiolina mendadak seperti jatuh ke perut. Mobilnya nyaris tak terlihat karena tertutupi coretan cat yang dibuat entah oleh siapa![ MATI LO, PELAC*R MURAHAN ] [ BIT*H ] [ THE HYPOCRITE FICHOW ] [ JALA*G ] [ LON*E ] Sederet kata yang berhasil dia baca tertulis di badan mobilnya. Bahkan, warna silver mobilnya tidak terlihat lagi. Fiolina tak mau repot-repot memeriksa cctv. Terlalu banyak musuhnya di perusahaan ini. Segera, Fiolina menuju mobil dan mengunci dirinya di sana. Perempuan itu lalu menangis sejadi-j
"Oke, bukan masalah besar!" Seolah uang dua triliyun bukanlah nilai yang fantastis, Julio dengan enteng menyanggupi permintaan Fiolina. Deg!Fiolina terkejut mendengar ucapan Julio.Memang, Fiolina datang kepada orang yang tepat. Keluarga Young memiliki kerajaan bisnis terbesar di negara ini. Bahkan, termasuk 10 besar di ASEAN. Uang itu tidaklah berarti apa-apa untuk mereka. Bulan lalu, Julio bahkan melamarnya dengan menawarkan uang sebesar dua triliyun untuk membantu perusahaan keluarga Chow yang sedang butuh dana. Namun, Fiolina menolak dan meninggalkan Julio tanpa memandang lelaki itu karena satu dan lain hal."Tapi, aku ingin membuat perjanjian pra nikah," cicit Fiolina. "Hmm?" Julio menaikkan alisnya. Namun, pria itu segera menormalkan raut wajahnya dan menanti ucapan Fiolina selanjutnya. "Pernikahan kita akan melalui percobaan selama 100 hari. Setelah 100 hari, kita akan berunding kembali untuk melanjutkan atau mengakhiri pernikahan kita." "Oke." Fiolina tampak terkejut d
"Kalau kamu gak mau pakai kenapa kamu bawa di dalam kopermu? Udah pakai aja gak usah jaim." Julio menyaut santai.Fiolina sontak curiga pada sang suami. "Hah? Gak usah ngarang, deh. Aku gak pernah bawa baju ini. Ini bukan bajuku. Pasti kamu kan yang siapin baju ini?" "Terserahlah. Aku gak pernah nyiapin baju begituan. Dan, yang kayak gitu ada banyak di koper kamu, cek aja sendiri."Julio melenggang pergi lalu bersantai di atas tempat tidur, tak ingin mengambil pusing.Fiolina tertegun, benarkah begitu? Seketika Fiolina menepuk jidatnya. Mamanya adalah orang yang menyiapkan koper itu untuknya. Pasti, mamanya juga yang telah meletakkan lingerie seksi di dalamnya!"Mendingan, kamu buruan pake itu atau kamu lebih memilih keluar dari kamar mandi gak pakai apa-apa?!" "Bisa gak kamu ambilkan aku baju lain yang agak tertutup?" cicit Fiolana memelas. "No. Males." Ucapan singkat Julio membuat Fiolina menghela nafas. Tak ada pilihan lain, dia akan mengenakan lingerie ini dulu lalu keluar men
Fiolina mengangguk tak lama setelahnya.Mereka bertiga lalu berjalan bersama menuju meja makan.Di sana, terlihat sudah banyak keluarga lain yang menunggu."Julio sayang ... cucu oma udah balik!" Kali ini seorang wanita tua merentangkan tangan untuk merangkul Julio.Setelah memeluk cucunya, wanita itu menatap Fiolina dan dengan sinis berkata, "Ini wanita murahan yang kamu beli dengan harga mahal?"Seorang wanita muda di ujung meja bahkan terlihat menahan tawa saat mendengar ucapan oma."Iya Oma. Namanya Fiolina," jawab Julio.Fiolina mengepalkan tangannya kecewa karena Julio seolah menyetujui ucapan omanya tanpa memberi pembelaan padanya sedikit pun. "Hai Oma, saya Fiolina, saya--" "--Ayo mulai makan, Julio sudah datang!" Oma memutus ucapan Fiolina, sengaja mengacuhkannya. Fiolina sontak menghela napas. Enam anggota keluarga lain yang duduk mengelilingi meja makan tak ada yang peduli padanya. Sedangkan Ferdinan, memandang Fiolina dengan tatapan iba. Fiolina bisa merasakan bahwa s
Julio melemparkan senyum liciknya lalu beranjak pergi.Fiolina baru berhasil mencerna ucapan Julio tersebut. Dia baru sadar bahwa ponselnya tidak ada.Seketika dia mengejar Julio yang ternyata sudah keluar dari rumah dengan mengendarai mobilnya.Fiolina merasa putus asa. Sekarang dia seperti berada di kandang para macan yang kelaparan. Semua macan ingin menyantap dirinya. Apa yang harus dia lakukan"Tenang, Fio. Semua demi keluargamu," lirih Fiolina pedih lalu memikirkan jalan keluar sampai akhirnya tertidur kembali.*****BYURRR!!! Seember penuh air menyiram kepala Fiolina yang sedang tertidur pulas. Gelagapan, Fiolina tersentak bangun akibat rasa dingin yang tiba - tiba menyerangnya. "Kamu mau jadi tuan puteri siang begini belum bangun, hah?" "Kamu siapa? Kenapa kamu siram saya?"Wanita itu tersenyum mengejek, "Saya Nirmala, saya adalah kepala pelayan di sini. Cepet bangun! Siap-siap sana! Jam 5 saya tunggu di ruang sebelah dapur. Jangan lupa pakai seragam yang rapi!"Dengan engg
Fiolina kini merasa sangat lelah. Dia tidak pernah mengerjakan begitu banyak pekerjaan rumah tangga seperti hari ini sebelumnya. Namun, ada sedikit kebanggan dalam diri karena dia sudah menyelesaikan tugas mencuci dan menyetrika. Dia bahkan sudah membersihkan sebagian besar lantai bawah. Sayangnya, masih ada dua lantai lagi yang harus dibersihkan. Fio menghela nafas lelah. Dia hanya ingin beristirahat sejenak.Tapi, baru saja dia ingin duduk, Fiolina mendapati dua orang pelayan sedang menggosipkan dirinya di belakangnya."Si pelayan baru yang tugasnya se-abrek itu, gayanya kayak artis banget. Cantik, tapi kok jadi pelayan, ya?" ujar salah satu pelayan. "Eh? Kamu gak tahu? Dia itu kan istri Pak Julio. Anak kandung Pak Ferdinan yang baru datang itu." "Hah? Istri Pak Julio? Kok jadi pelayan gimana ceritanya?" "Ck! Kamu emang suka ketinggalan gosip. Dia itu jual diri ke Pak Julio. Ya, kayaknya Pak Julio gak cinta. Keluarga sini juga gak ada yang suka sama dia makanya dia dijadikan pe